admin

IMG-20230811-WA0088

Pengerjaan Proyek Normalisasi Kali Jogol Bungin Bekasi Diduga Tak Sesuai Spesifikasi dan Dinilai Amburadul

Pekerjaan normalisasi Kali jogol

Jendela Jurnalis Bekasi, JABAR -
Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi Kabupaten Bekasi melalui pihak pelaksana kerja kini tengah merealisasikan Proyek Normalisasi Kali Jogol menuju Bungin, Desa Pantai Bakti, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Jum'at (11/8/2023).

Dimana hal tersebut merupakan salah satu proyek yang dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki dan mengembalikan fungsi normal sungai, dikarenakan aliran sungai tersebut memang sudah dangkal. Untuk itu, sungai tersebut butuh dilakukan normalisasi atau pengerukan di aliran sungai yang sudah di tentukan sekaligus mengatasi permasalahan banjir.

Akan tetapi, proyek normalisasi tersebut dikeluhkan masyarakat sekitar dan menjadi perbincangan publik. Mengingat pekerjaan tersebut terkesan amburadul dikerjakan asal saja, hingga mengakibatkan pekerjaan tersebut bejalan tidak maksimal, semua itu pun diduga pula akibat lemahnya pengawasan dari dinas terkait dan berujung menuai tanda tanya publik.

Menurut warga sekitar yang enggan disebutkan namanya, dirinya mengatakan bahwa dengan adanya proyek normalisasi kali jogol yang menuju Bungin tersebut hasilnya dinilai mengecewakan.

"Saya sebagai masyarakat merasa sangat kecewa dengan adanya proyek normalisasi yang pekerjaannya asal-asalan, dalam proses pekerjaan kurang, sebagian aliran sungai yang dangkal banyak yang di lewati dan tidak di keruk secara maksimal," cetusnya Jum'at (11/8/2023).

Hal senada pun dikeluhkan nelayan yang berinisial R, yang berdomisili di Dusun Bungin, Desa Pantai Bakti yang mengungkapkan kekecewaannya akibat dari adanya pengerukan tersebut menyebabkan dirinya tak bisa mencari nafkah.

"Sudah beberapa hari ini saya tidak bisa mencari nafkah, karena jalan yang biasa saya lewati sekarang ini sudah gak bisa dilewati," keluhnya.

Bahkan, masyarakat sekitar pun menilai bahwa pelaksanaan pekerjaan sepertinya tidak mengikuti perencanaan atas program pemerintah, juga terlepas dari pengawasan pemerintah selaku PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan).

Perlu diketahui, untuk proyek normalisasi yang dikerjakan oleh CV WARREN BUANA tersebut dikerjakan dengan pagu anggaran Rp. 1.416.850.000,00,- yang bersumber dari APBD Kabupaten Bekasi Tahun Anggaran 2023.

Papan informasi pekerjaan

Sangat disayangkan, pekerjaan yang memakan biaya cukup fantastis tersebut diduga dijadikan ajang mencari keuntungan oleh oknum pemborong. Bagaimana tidak? biaya yang di kucurkan dari APBD tersebut semestinya harus dijalankan dengan didampingi konsultan serta pengawasan ekstra ketat dari dinas terkait, agar tidak ada celah sedikitpun untuk dicurangi oleh oknum pemborong yang nantinya akan berdampak terhadap kerugian masyarakat.

Namun pada faktanya, berdasar keluhan masyarakat dan hasil temuan media dilapangan, pekerjaan tersebut dinilai tidak maksimal. Bahkan, pekerjaan proyek normalisasi kali jogol arah Bungin terlihat dikerjakan amburadul, karena masih banyak lumpur dan sampah di dalam kali tersebut dan bahkan secara kasat mata pun sungainya masih terlihat dangkal.

Hingga berita ini diterbitkan, BC (inisial) selaku mandor, pihak pelaksana atau pemborong tak ubahnya seperti orang bermain petak umpet alias susah untuk ditemui, terlebih untuk dimintai komentarnya. (Pri)*

IMG-20230804-WA0068

Akibat Adanya Proyek Renovasi Bangunan, Jembatan Plat Deker Didepan Kantor BPP/UPTD Pertanian Cilebar Rusak dan Ambruk

Kondisi deker/jembatan yang ambruk

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Disatu sisi, pemerintah Kabupaten Karawang melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) tengah merealisasikan renovasi untuk beberapa ruangan bangunan di Kantor BPP/UPTD Pengelolaan Pertanian Kecamatan Cilebar.

Sementara itu, ditengah berjalannya proses pembangunan dan renovasi, diketahui bahwa ada salah satu fasilitas yang rusak, yaitu ambruknya plat deker jembatan yang berfungsi sebagai akses masuk ke kantor BPP/UPTD pertanian tersebut yang berdasar keterangan dari pekerjanya adalah karena beban dari truk bermuatan pasir yang hendak mengirim material pasir untuk keperluan dalam proyek renovasi dikantor UPTD pertanian tersebut.

Adanya kejadian tersebut dibenarkan oleh salah satu pekerja yang ada dilokasi tersebut, bahwa deker/jembatan ambruk akibat truk bermuatan pasir material untuk renovasi memaksakan masuk ke area BPP/UPTD Pertanian.

Hal tersebut bahkan kembali menuai reaksi dari Endang selaku Wakil Ketua LSM LMP MAC Cilebar. Menurutnya, pelaksana harus bertanggungjawab atas kerusakan yang terjadi.

"Masa itu lagi ngebangun malah ada fasilitas lain yang rusak? ini deker untuk jembatan penghubung kekantor pertanian malah patah dan ambruk. Pelaksananya harus bertanggungjawab itu," tuturnya. Jum'at (4/8/2023).

Sementara itu, Kepala BPP/UPTD Pengelolaan Pertanian Kecamatan Cilebar belum dapat dikonfirmasi terkait ambruknya deker/jembatan tersebut, berdasarkan keterangan dari staff nya, Kepala Pertanian sedang ada agenda keluar. (NN)*

IMG-20230804-WA0059

Dinas PUPR Diharap Ambil Tindakan Tegas, Denda Dan Hentikan Pelaksanaan Pekerjaan CV. Sukma Wijaya Kusuma Yang Habis Masa Kerja

Papan informasi pekerjaan

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Dalam rangka percepatan pembangunan, Pemkab Karawang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) tengah gencar menggelar pelaksanaan pembangunan infrastruktur, baik perbaikan drainase maupun sarana penunjang lainnya.

Seperti pelaksanaan pengerjaan Penurapan Saluran Tersier Blok Amih Dusun Bengle RT. 03/02 Desa Pancakarya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang dengan panjang 2 X 123.50 Meter dan Tinggi 1.00 Meter yang dikerjakan oleh CV. SUKMA WIJAYA KUSUMA dengan nominal anggaran sebesar Rp. 189.140.00,- yang bersumber dari APBD Kabupaten Karawang dengan waktu pelaksanaan 60 hari tertanggal 5 Juni hingga 3 Agustus 2023.

Namun sangat disayangkan, entah karena waktu pelaksanaan yang diduga molor ataupun faktor lainnya, berdasar pantauan Jendela Jurnalis pada 4 Agustus 2023, pekerjaan tersebut belum juga rampung.

Berdasarkan hal tersebut, pihak dinas PUPR di harap mengambil tindakan tegas terhadap CV Sukma Wijaya Kusuma dengan memberikan sangsi denda sesuai dengan pasal 120 perpres 70 tahun 2012, karena di nilai CV tersebut tidak dapat melaksanakan tanggung jawab menyelesaikan pekerjaan nya sampai habis masa pengerjaan seperti yang tertera dalam kontrak, serta pihak PUPR harus menghentikan pekerjaan tersebut.

Diduga untuk menghindari sangsi denda dan lebih fatal nya penghentian pekerjaan, pihak CV Sukma Wijaya Kusuma melakukan pekerjaan secara terburu buru dan diduga karena alasan kejar target, hal tersebut tentunya akan berdampak pada kualitas pekerjaan yang dinilai buruk. Bahkan dari hasil investigasi Jendela Jurnalis, ditemukan bahwa proses pemlesteran badan pondasi turap dilakukan dalam keadaan tergenang air, sehingga dikhawatirkan hal tersebut akan membuat kualitas bangunan yang buruk.

Kondisi fisik pekerjaan

Terkait hal tersebut, AS (inisial) yang merupakan salah satu warga sekitar mengomentari hal tersebut, menurutnya jika dilihat dari awal, bahkan, dirinya juga mengungkapkan bahwa turap tersebut juga minim galian.

"Itu waktu pertama mulai ngebangun juga saya lihat galiannya dangkal, coba diukur saja dari dasar pak itu tingginya ada berapa, itu kan pekerjaan lanjutan dari turap yang sebelumnya, dari sambungan lanjutannya aja ini lebih pendek dari yang dulu. Kalo kerjaannya seperti ini nanti kualitas dari bangunannya jelek dong, apalagi kelihatannya dikerjakan secara terburu-buru," ungkap AS.

Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, redaksi belum berhasil menghimpun keterangan dari pihak pelaksana, sehubungan dengan tidak tercantumnya alamat resmi dari kantor CV yang mengerjakan proyek tersebut.

Diharapkan, agar pengawas dari dinas terkait segera mengambil tindakan atas adanya pekerjaan yang melewati batas tanggal dalam kontrak sebagaimana tercantum dalam papan informasi, juga mengenai spesifikasinya. (NN)*

IMG-20230804-WA0050

Proyek Pembangunan Turap di Desa Ciparagejaya Tanpa Papan Informasi dan Dikerjakan Bercampur Genangan Air

Kondisi pekerjaan yang tergenang air

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur, pemerintah dari tingkat pusat hingga daerah terus menggelontorkan anggaran guna menunjang pemerataan pembangunan untuk di tiap daerah.

Seperti pekerjaan penurapan atau pembangunan TPT (Tembok Penahan Tanah) yang tengah dikerjakan di dekar area tambak Desa Ciparagejaya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang. Jum'at (4/8/2023).

Saat Jendela Jurnalis menjalankan tugas sebagai sosial kontrol dilokasi tersebut, tampak ada pengerjaan pembangunan TPT. Namun dilokasi tersebut tak tampak papan informasi terkait darimana sumber anggaran pembangunan TPT yang tengah dikerjakan tersebut.

Selain itu, proses pemasangan batu dan adukan semen dalam kondisi banjir, padahal ada rucuk/kisdam, namun terlihat air masih menggenangi pondasi pemasangan batu yang belum diplester. Padahal, dengan pemasangan material batu dan adukan dengan kondisi tersebut tidak akan maksimal jika kondisi dasar dalam keadaan berair, hal tersebut dikhawatirkan akan berdampak pada kualitas pondasi TPT yang buruk.

Untuk mendapatkan kejelasan informasi, Jendela Jurnalis kemudian mendatangi kantor desa Ciparagejaya, namun kepala desanya sedang tidak berada dikantor, dan salah satu aparat desa yang ditanyai pun mengaku tidak tahu menahu tentang proyek tersebut.

Kades Ciparagejaya, saat dihubungi melalui Pesan WhatsApp pun nomornya sudah tidak aktif, kemungkinan telah ganti nomor yang baru.

Sangat disayangkan, padahal publik berhak tahu informasi tentang sebuah pekerjaan, terkait darimana anggarannya, siapa pelaksananya dan berapa besaran anggarannya. Agar masyarakat pun dapat ikut mengawasi jalannya pekerjaan agar terhindar dari korupsi. (NN)*

IMG-20230804-WA0028

Proyek Pengerukan Normalisasi Kali Cigobang Desa Manggungjaya Oleh CV. Putra Karyamakmur Sejahtera Tuai Polemik

Papan informasi pekerjaan

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Melalui program normalisasi yang berjalan di Kali Cigobang, Desa Manggungjaya, seharusnya dapat menjadi angin segar bagi para petani dilingkungan sekitar. Tentunya akan berdampak baik terhadap lancarnya saluran air.

Namun sangat disayangkan, pekerjaan pengerukan dengan excavator untuk Normalisasi Kali Cigobang yang bersumber dari APBD Kabupaten Karawang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. dalam pelaksanaannya dikerjakan oleh CV. Putra Karyamakmur Sejahtera dengan nomor kontrak 027.2/02.2.01.46.142/KPA-SDA/PUPR/2023 dengan besaran nominal anggaran Rp. 189.185.000.00,- tersebut dikeluhkan oleh 3 orang petani yang merasa dirugikan.

Hal tersebut bermula saat excavator pertama kali turun kelokasi pekerjaan melalui tanah dan sawah warga yang menimbulkan kerusakan. Selain itu, tanggul sawah mereka yang berjumlah 9 petak mengalami kerusakan akibat terlindas excavator.

Selanjutnya, hal tersebut kemudian sempat dimediasikan oleh pemerintah desa setempat melalui musyawarah yang dilakukan antara perwakilan pihak pelaksana dan 3 orang petani yang merasa dirugikan tersebut hingga disepakati adanya kompensasi atas kerugian yang dialami oleh mereka. Senin (31/7/2023).

Saat dilangsungkan mediasi pada Senin (31/7/2023)

Namun sangat disayangkan, berdasarkan informasi yang didapat, diduga pihak pelaksana hingga hari ini pun belum juga merealisasikan apa yang menjadi tuntutan mereka yang telah disepakati sebelumnya. Dan kini malah menyisakan kekecewaan bagi mereka.

Lebih parahnya, berdasarkan pantauan Jendela Jurnalis, excavator tersebut pun sudah tidak ada dilokasi. Dan berdasarkan keterangan petani disekitar bahwa excavator sudah pulang malam tadi.

"Udah pulang bekonya tadi malem lewat Pulobudeg Pak," tutur salah satu petani yang enggan menyebutkan namanya kepada Jendela Jurnalis. Jum'at (4/8/2023).

Hasil pekerjaan pengerukan

Selain itu, terkait excavator yang mengerjakan normalisasi tersebut juga menuai komentar warga lainnya, karena dengan spesifikasi pengerukan sepanjang 2.260 Meter dan Lebar 6 Meter tersebut dinilai sangat singkat, sehingga diragukan pula kualitas dari hasil pekerjaan yang diduga dilakukan secara terburu-buru.

"Lah kok cepet banget kang itu beko ngerjainnya, kurang dari seminggu udah selesai aja, buru-buru amet itu beko mau kemana sih?" Ucap petani disekitar yang mengira Team Jendela Jurnalis sebagai pelaksana proyek yang sedang memantau lokasi.

Ketika dikonfirmasi terkait permasalahan dengan petani, W (inisial) selaku perwakilan dari pihak pelaksana, mengatakan bahwa akan membereskannya sore ini, karena pihak petani tidak mau melalui transfer. (NN)*

IMG-20230804-WA0007

Dua Bulan Tak Ngantor Hingga Dapatkan Teguran, Asen Oknum ASN Staff di Kecamatan Banyusari Tetap Bandel

Asen, Oknum ASN Staff di Kecamatan Banyusari

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Inilah sosok Oknum salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) bertugas sebagai Staff dikantor Kecamatan Banyusari Kabupaten Karawang yang dikabarkan sudah dua bulan berturut-turut tidak masuk kerja tanpa alasan jelas bernama Asen warga Desa Gempolkolot, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang. Asen saat itu diangkat sebagai PNS pada massa Presiden SBY, kala itu ada program Sekretaris Desa dingkat menjadi PNS, dimana yang bersangkutan sebelumnya bekerja di Desa Gempolkolot sebagai Sekdes. Jum'at (4/8/2023).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Asen bakal memasuki masa pensiunnya yang tinggal 9 bulan lagi, bukannya lebih giat bekerja ini malah mangkir dari kewajibannya. Apakah mungkin karena alasan akan memasuki massa pensiun atau ada persoalan pribadi lainnya. Kalau penyebab mangkirnya kerja karena akan memasuki masa pensiun, waktunya masih begitu lama sekitar 9 bulan lagi.

Menanggapi permasalahan itu, Sekcam Banyusari Ifan sebelumnya mengatakan, pihak kecamatan dalam hal ini dirinya telah melakukan teguran dan pembinaan kepada Asen, baik secara tertulis maupun datang langsung kerumahnya. Namun yang bersangkutan bandel tetap tidak mau ngantor.

"Sudah dikasih teguran secara tertulis 2 kali. Bahkan didatangi kerumahnya beberapa kali. Tapi, Pak Asen tetap tidak mau ngantor," kata Ifan kepada media belum lama ini.

Sehingga dirinya mengambil sikap tegas, semua barang pentaris yang ada dirumah Asen seperti motor ditarik ke kantor kecamatan.

"Saya kaget, Asen sampai memiliki pentaris motor dinas sebanyak 3 unit. Baru kali saya nemuin kondisi seperti ini," lanjut Ifan.

Ifan berharap agar Asen kembali aktif, ada pekerjaan atau tidak tetap harus ngantor.

"Bila tetap dengan pendiriannya tidak mau ngantor, kalau sampai terjadi apa-apa jangan salahkan kami," pungkasnya.

Sampai berita ini ditayangkan yang bersangkutan belum dapat ditemui untuk dimintai klarifikasi nya, parahnya Asen tidak memiliki Handphone sehingga membuat putusnya komunikasi. (Red/Irwan)*

IMG-20230803-WA0034

Keluarga Ahli Waris Samid Menilai Kepala Desa Muara Sengaja Membiarkan Carut Marut Masalah Sengketa Tanah

Keluarga Ahli Waris Samid

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Permasalahan ahli waris keluarga Samid dan saudara Ahyo Syahrudin yang hingga kini masih tidak di temukan titik terang, dan pihak Pemdes Muara, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat dinilai keluarga seolah membiarkan permasalahan tersebut carut marut, lantaran tak mau membuka buku induk Desa.

Sebagai pihak terlapor, ahli waris Samid menyayangkan sikap kepala desa muara (Iyos) yang tidak mau mempertemukan kedua belah pihak yang bersengketa dan membuka buku induk desa dengan disaksikan masing-masing pihak yang bersengketa.

Enang, salah satu ahli waris Samid menceritakan kepada Jendela Jurnalis, bahwa selama lebih dari sepuluh tahun tanah warisan yang menjadi hak nya dikuasai oleh saudara Ahyo. Dan baru tahun 2020 berhasil di ambil alih penguasan fisik tanah oleh keluarganya. Akan tetapi, sampai saat ini Enang dan saudara-saudara sesama ahli waris belum bisa berbuat lebih, karena secara hukum masih di nyatakan sengketa, namun pihak Ahyo telah mengambil langkah hukum dengan melaporkan dirinya beserta ahli waris yang lain ke pihak kepolisian. Selasa (1/8/2023).

Terkait hal tersebut, Elyasa Budiyanto, SH. selaku kuasa hukum dari ahli waris Samid mengatakan bahwa dirinya akan mengawal persoalan tersebut hingga tuntas.

Elyasa juga berharap agar kepala desa dan pihak kepolisian bisa bekerja secara profesional tanpa memihak kepada salah satu diantara mereka yang bersengketa.

"Saya berharap, kepala desa muara bisa berdiri secara profesional dan secepat mungkin untuk membuka data tanah adat yang tertulis didalam buku induk desa. Serta berharap pihak kepolisian bisa bekerja secara profesional dan berdiri di tengah tengah tanpa memihak salah satu," pungkasnya. (PRI)*

IMG-20230802-WA0010

Proyek Pembangunan TPT di Dusun Buer Desa Tanjungjaya Dikerjakan Bercampur Genangan Air dan Lumpur

Kondisi pengerjaan TPT yang dipasang bercampur air. Rabu (2/8/2023)

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur, pemerintah dari tingkat pusat hingga daerah terus menggelontorkan anggaran guna menunjang pemerataan pembangunan untuk di tiap daerah.

Seperti pekerjaan penurapan atau pembangunan TPT (Tembok Penahan Tanah) yang tengah dikerjakan di Dusun Buer, RT 005, RW 003, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang.

Saat Jendela Jurnalis menjalankan tugas sebagai sosial kontrol dilokasi tersebut, tampak ada sekitar 6 orang pekerja yang tengah mengerjakan jalannya pembangunan TPT. Namun dilokasi tersebut tak tampak papan informasi terkait darimana sumber anggaran pembangunan TPT yang tengah dikerjakan sekitar 2 hari tersebut.

Selain itu, ketika ditanyakan terkait proses pemasangan batu dan adukan semen dalam kondisi berair juga berlumpur, dan tidak dipasang kisdam atau upaya pengeringan dasar. Namun pihak pekerja mengatakan bahwa itu tak masalah, dan mereka hanya bekerja sesuai alat yang ada. Padahal, dengan pemasangan material batu dan adukan tersebut tidak akan maksimal jika kondisi dasar dalam keadaan berair, hal tersebut dikhawatirkan akan berdampak pada kualitas pondasi TPT yang buruk.

Untuk mendapatkan kejelasan informasi, Jendela Jurnalis kemudian menanyai beberapa pekerja, terkait sumber anggaran dan spesifikasinya. Pekerja dilokasi tersebut mengatakan tidak tahu, dan mengarahkan untuk menghubungi Kades Tanjungjaya, karena menurut keterangan dari pekerja tersebut bahwa itu proyek punya Kades.

"Ka Pa Lurah Joni weh a, proyek Pa Lurah da ieumah, material batu ge aya dibumi Pa Lurah," (ke Pak Lurah Joni saja a, ini proyek Pak Lurah, material batu pun ada dirumah Pak Lurah) ucap salah satu pekerja kepada Jendela Jurnalis dalam bahasa sunda. Rabu (2/8/2023).

Berupaya untuk mendapatkan informasi yang akurat, Jendela Jurnalis kemudian mendatangi Kantor Kepala Desa Tanjungjaya, namun menurut keterangan dari salah satu staff yang ada di desa menerangkan bahwa Kades sedang tidak ditempat, lebih tepatnya sedang ke Kantor BPN Karawang.

Selanjutnya, Jendela Jurnalis mencoba mengkonfirmasikan hal tersebut kepada H. Warjoni selaku Kades Tanjungjaya melalui pesan aplikasi WhatsApp. Berdasar keterangannya, diketahui bahwa pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang bersumber dari Banprov.

Lebih lanjut, saat ditanyakan terkait proses pengerjaan yang dinilai kurang maksimal dan tidak adanya papan informasi, Kades tersebut mengirimkan foto saat awal pekerjaan dimulai dan keterangan bahwa papan informasinya ada, namun kadang suka disimpan ditempat teduh, jelasnya.

Foto saat awal proses pengerjaan TPT (dikirim oleh Kades Tanjungjaya)

Namun sangat disayangkan, beberapa kali ditanyakan terkait teknis pekerjaannya, Kades tersebut sama sekali tak memberikan keterangan alias bungkam, dengan hanya menjawab bahwa dirinya sedang ada keperluan di Kantor BPN Karawang. (NN)*

IMG-20230801-WA0069

Suara Gemuruh dari PLTGU PT. Jawa Satu Power Kembali Kejutkan Warga, Kini Terjadi Disore Hari

PLTGU PT. Jawa Satu Power

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Belum genap sehari ramai di media online memberitakan tentang ada nya suara bising yang di keluarkan oleh mesin pembangkit listrik tenaga uap dan gas dari PT Jawa Satu Power cilamaya, yaitu pada Senin malam (31/07/2023) lalu yang sempat mengagetkan masyarakat sekitar, dan bahkan hingga menuai reaksi dari masyarakat.

Hari ini, Selasa sore (1/8/2023) suara bising gemuruh dari PLTGU PT. Jawa Satu Power kembali kejutkan warga disekitar. Tepatnya pada pukul 17.30 sore hari, diduga suara dari mesin yang berada di PLTGU krmbali mengeluarkan suara bising bergemuruh yang membuat masyarakat kembali kaget serta cemas, apalagi pada jam tersebut adalah dimana masyarakat mayoritas hendak bersiap untuk berangkat ke masjid dan mushalla guna melaksanakan sholat magrib.

YM (inisial) warga sekitar menyampaikan keluhan serta kecemasannya kepada awak media, menurutnya, kebisingan yang di sebabkan oleh mesin PLTGU di takutkan akan terjadi terus menerus sepanjang PLTGU tersebut berdiri.

Lebih lanjut, YM bersama warga yang lain takut suatu hari bukan hanya suara bising dan gemuruh saja yang terjadi di PLTGU tersebut, akan tetapi takut terjadi ledakan, dan yang di takutkan ledakan sampai menimpa masyarakat sekitar sehingga mengakibatkan korban jiwa karena letak PLTGU dengan masyarakat seperti tidak ada jarak aman.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak PT. Jawa Satu Power belum memberikan klarifikasi kepada awak media maupun informasi terkait suara bising tersebut kepada masyarakat sekitar. (Yanto)*

IMG-20230801-WA0060-1

Warga Mekarjati Kecewa, Lantaran PT PLN Slow Respon Terhadap Pengaduan Konsumen

PT PLN Karawang

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
PT PLN (Persero) yang lambat merespon pengaduan konsumen, beberapa pelanggan mengalami gangguan pasokan listrik dan mengajukan keluhan kepada PT PLN melalui berbagai saluran komunikasi yang disediakan oleh perusahaan. Namun sayangnya, tanggapan dari PT PLN terhadap pengaduan konsumen terbilang lambat dan kurang responsif.

Pelanggan merasa frustrasi karena kendala mereka belum mendapatkan perhatian serius dari PT PLN. Waktu menunggu yang lama tanpa kejelasan menyebabkan ketidaknyamanan dan kerugian bagi para pelanggan, terutama bagi mereka yang sangat membutuhkan pasokan listrik untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.

Warga mekarjati Eius memaparkan, "Mati lampu sejak hari Senin kemarin, kurang lebih jam 11.00. hingga hari ini Selasa tidak juga nyala. Ini sangat merugikan konsumen," tuturnya.

"Ketika kita ada keterlambatan pembayaran tagihan, didenda' Bahakan sampai saluran listrik kita diputus oleh petugas. Tapi ketika mereka terlambat dan slow respon terhadap pengaduan konsumen, tidak masalah, ini sangat tidak adil," keluh Euis warga Mekarjati.

Tim media, melalui pesan WhatsApp mencoba konfirmasi kepada petugas PLN wilayah mekarjati. Ia membenarkan terkait adanya kerusakan gardu, dan ia menyarankan untuk menghubungi nomer layanan informasi, atau download aplikasi PLN Mobile agar direspon dengan cepat oleh petugas. Karena nomer yang bagian gangguan tidak aktif.

"Saat ini kurang lebih ada 6 rumah lagi yang belum nyala termasuk Tunggak Jati sebagian," utur petugas PLN kepada media. Selasa 01/08/2023.

Beberapa pelanggan merasa bahwa PT PLN tidak benar-benar memprioritaskan kebutuhan dan kepentingan mereka sebagai konsumen. PT PLN perlu mengambil tindakan cepat dan memperbaiki sistem manajemen pengaduan mereka.

Dengan meningkatkan transparansi, efisiensi, dan kecepatan merespon pengaduan, diharapkan PT PLN dapat kembali membangun kepercayaan pelanggan dan memastikan pelayanan yang lebih baik untuk seluruh konsumennya. (red)*