admin

IMG-20250113-WA0025

Kades Tak Tahu Menahu, Legalitas Pokmas di SMPN 2 Jatisari Jadi Sorotan

SMP Negeri 2 Jatisari

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Permasalahan pembangunan Dana Alokasi Khusus (DAK) di sejumlah SMP Negeri di Kabupaten Karawang pada tahun 2023 kembali bergulir. Salah satunya adanya ketidakjelasan mengenai legalisasi Pokmas (Kelompok Masyarakat) yang mengelola pembangunan DAK di sekolah.

Hal ini diungkapkan oleh Kades Sukamekar Kecamatan Jatisari bernama Ukar Sukarya. Ia mengaku tidak tahu menahu mengenai keberadaan Pokmas yang mengelola DAK 2023 di SMPN 2 Jatisari yang masuk ke dalam wilayah Desa Sukamekar. "Silahkan ke sekolah atau ke komite saya ga tau apa-apa tentang Pokmas," ucap Ukar beberapa waktu lalu.

Sementara itu Aktivis Karawang, Tatang Obet ikut menyikapi masalah ini, menurutnya karena proyek DAK di SMPN 2 Jatisari menggunakan sistem Swakelola Tipe IV yang mendayagunakan Pokmas maka pihak sekolah harusnya proaktif meminta SK pengesahan Pokmas dari Kepala Desa. "Ini sangat miris, Kades setempat tidak tahu menahu soal Pokmas apalagi meng-SK-kan Pokmas. Jadi pertanyaan apa sebenarnya tujuan Kepala Sekolah yang diduga menyembunyikan aturan mengenai legalisasi Pokmas," tegasnya.

Masih kata Tatang Obet, seharusnya pihak SMPN 2 Jatisari terbuka kepada Pokmas, karena jika dikemudian hari terjadi masalah maka semua pihak bisa dilibatkan. Pasalnya karena DAK ini merupakan bantuan pusat yang harus benar-benar transparan dalam penggunaannya. "Dari soal administrasi terkait SK Pokmas saja sudah tidak terbuka, apalagi urusan anggaran yang nilainya ratusan hingga miliaran rupiah, dipastikan lebih tidak terbuka," ungkapnya.

Untuk itu Tatang Obet berencana membawa masalah ini ke Unit Tipikor Polres Karawang agar permasalahan bisa terang benderang. "Kalau polisi yang nanya kan pasti pihak sekolah mau terbuka, kalau saya cuma aktivis pasti banyak ngelaknya. Maka baiknya kasus ini saya bawa saja ke Unit Tipikor Polres Karawang biar terang benderang.

Hingga berita ini diterbitkan, Jendela Jurnalis belum berhasil mengkonfirmasi pihak SMPN 2 Jatisari, sehingga belum mendapatkan keterangan resmi terkait adanya permasalahan tersebut. (Pri)*

IMG-20250113-WA0021

Pasca Viral, SMKN 1 Tirtamulya Kembalikan Ijazah Siswa yang Ditahan Gegara Tunggakan

Foto saat Kepala Sekolah menyerahkan ijazah kepada alumni

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Usai ramai menjadi sorotan di media sosial Kepala SMKN 1 Tirtamulya Karawang akhirnya mengembalikan ijazah siswa yang diduga ditahan karena memiliki tunggakan.

Kepala SMKN 1 Tirtamulya, Rika Wahyuni, S.Pd., M.M., mengatakan bahwa hari ini siswa yang berkaitan tersebut langsung dilakukan pemanggilan oleh pihak sekolah dan akan dimintai keterangan terkait rekaman video yang viral tersebut.

"Hari ini kita panggil dan akan kita berikan ijazahnya secara gratis dan ini berlaku untuk semua siswa lulusan SMKN 1 Tirtamulya," katanya saat jumpa pers di halaman sekolah Senin, (13/01/2025).

Saat disinggung soal iuran IPDD dan IPD yang diminta pihak sekolah kepada siswa sebesar jutaan rupiah, pihaknya menjelaskan bahwa IPDB merupakan Iuran Peserta Didik Baru (IPDB) sedangkan untuk IPD merupakan Iuran Peserta Didik (IPD).

"Itu sudah dilakukan selama tahun 2018 dan sampai saat ini masih berjalan untuk nominal yang diminta itu tergantung keputusan musyawarah bersama orangtua siswa," jelasnya.

Untuk nominal IPDB sendiri kata dia setiap siswa diminta iuran sebesar Rp 1,5 juta rupiah dan sedangkan untuk IPD sebesar Rp 1,2 juta selama sekolah.

"Itu bisa dicicil dan sifatnya tidak wajib karena berbentuk sumbangan. Jadi tidak ada yang namanya penahanan ijazah ya apalagi karena masih memiliki tunggakan," terangnya.

Pihaknya juga meminta kepada setiap lulusan siswa SMKN 1 Tirtamulya Karawang untuk segera melakukan pengambilan ijazah. Karena menurutnya, dokumen tersebut merupakan dokumen penting yang harus dimiliki oleh setiap anak.

"Kalau bisa saya minta semua ijazah yang ada di sekolah silahkan diambil. Karena kalau dibiarkan di sekolah terlalu beresiko juga takut banjir atau ada bencana apa, nanti jadi beban buat kita," ungkapnya.

Sebelumnya, dugaan penahanan ijazah tersebut sempat ramai di Media sosial oleh unggahan seorang pengguna Instagram dengan nama akun @brorondm yang mengkritik dugaan adanya praktik pungutan liar (Pungli) di lingkungan SMKN 1 Tirtamulya.

Unggahan tersebut menarik perhatian warganet, khususnya masyarakat Karawang, yang meminta pihak sekolah memberikan penjelasan atas tuduhan ini.

Dalam unggahannya, @brorondm menyertakan beberapa slide berisi pernyataan keras mengenai sulitnya ekonomi saat ini. Ia menyayangkan adanya hambatan terhadap siswa yang ingin menimba ilmu dan mencari nafkah di tengah kondisi ekonomi yang serba sulit.

“Ekonomi lagi susah, ada kesempatan cari nafkah malah terhalangi. Dunia pendidikan gini amat. @smkn1_tirtamulya bisa klarifikasi perihal ini??” tulisnya dalam salah satu slide.

Unggahan tersebut juga ditutup dengan seruan tegas: “STOP PUNGLI…!!!” yang menambah perhatian publik terhadap kasus ini.

Banyak komentar dari warganet yang mendukung unggahan tersebut, meminta pihak SMKN 1 Tirtamulya segera memberikan klarifikasi resmi terkait tuduhan ini. Sementara itu, sejumlah netizen berharap masalah ini segera diselesaikan agar tidak mencoreng dunia pendidikan di Karawang. (red)*

IMG-20250112-WA0211

Peduli Lingkungan, Siswa dan Guru SMK TKM Tempuran Ikuti Kegiatan Baksos di Pantai Tanjung Baru

Foto kegiatan Guru dan Siswa SMK TKM Tempuran saat mengikuti kegiatan baksos di Pantai Tanjung Baru

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Dalam rangka mengimplementasikan kesadaran terhadap kepedulian lingkungan, Karang Taruna Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang menggelar kegiatan Bakti Sosial (Baksos) untuk membersihkan sampah-sampah dan rerumputan di Area Wisata Pantai Tanjung Baru. Minggu (12/1/25).

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Karang Taruna Desa Pasirjaya dengan menggandeng Pemerintahan Desa (Pemdes), Pengurus Karang Taruna Kecamatan Cilamaya Kulon, serta beberapa komunitas lainnya, baik yang ada di wilayah Kecamatan Cilamaya Kulon maupun dari luar Cilamaya Kulon.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan bakti sosial tersebut diselenggarakan dengan melakukan pembersihan sampah dan rerumputan yang mengganggu di sekitar area Pantai Tanjung Baru, dilanjutkan dengan penanaman pohon untuk penghijauan kawasan pantai.

Potret saat Siswa SMK TKM Tempuran membantu membersihkan sampah dan rumput liar

Merasa tergerak dan memiliki rasa kepedulian tinggi, SMK Taruna Karya Mandiri Tempuran pun turut berperan serta dalam kegiatan tersebut dengan mengirimkan perwakilan siswa dan guru-guru untuk mengikuti kegiatan bakti sosial yang berada di wilayah Kecamatan Cilamaya Kulon tersebut.

Potret salah satu Guru di SMK TKM Tempuran saat melakukan penanaman pohon

Selain dari SMK TKM Tempuran, ada juga beberapa komunitas yang turut berkolaborasi dalam kegiatan tersebut, diantaranya adalah Komunitas RX-King Kabupaten Karawang, Viking Cilempung, Pengurus Ranting Kebudayaan di Dewan Kebudayaan Daerah Karawang (DKDK), Ibu-Ibu dari Komunitas Goweser Pasirjaya dan banyak lagi komunitas atau relawan lainnya. (Nunu)*

IMG-20250112-WA0161

Gandeng Pemdes dan Komunitas, Karang Taruna Pasirjaya Sukses Gelar Baksos di Pantai Tanjung Baru

Apel persiapan baksos dan penanaman pohon

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Dalam rangka mengimplementasikan kesadaran terhadap kepedulian lingkungan, Karang Taruna Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang menggelar kegiatan Bakti Sosial (Baksos) untuk membersihkan sampah-sampah dan rerumputan di Area Wisata Pantai Tanjung Baru. Minggu (12/1/25).

Dalam kegiatan tersebut, Karang Taruna Pasirjaya menggandeng Pemerintahan Desa (Pemdes), Pengurus Karang Taruna Kecamatan Cilamaya Kulon, serta beberapa komunitas lainnya, baik yang ada di wilayah Kecamatan Cilamaya Kulon maupun dari luar Cilamaya Kulon.

Adapun komunitas yang turut berkolaborasi dalam kegiatan tersebut diantaranya adalah Komunitas RX-King Cilamaya Kulon yang ternyata pada pelaksanaannya mereka datang dengan beberapa perwakilan korwil se-Kabupaten Karawang. Selain itu, ada juga perwakilan dari Pengurus Ranting Kebudayaan di Dewan Kebudayaan Daerah Karawang (DKDK), Ibu-Ibu dari Komunitas Goweser Pasirjaya, Viking Cilempung dan ada juga beberapa siswa dan tenaga didik dari SMK Taruna Karya Mandiri Tempuran.

Foto bersama (Dok. Katar Pasirjaya)

Dalam pelaksanaannya, seluruh relawan yang hadir bersama-sama melakukan pembersihan sampah dan rerumputan di area pesisir Pantai Tanjung Baru. Selanjutnya, masing-masing peserta dalam baksos tersebut melakukan penanaman pohon yang diberikan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karawang.

Foto saat penanaman pohon

Dalam sambutannya, Hamzah, S.Pd., selaku Ketua Karang Taruna Desa Pasirjaya mengucapkan rasa terimakasihnya kepada seluruh relawan yang telah berkontribusi dalam kegiatan bakti sosial tersebut, baik yang sudah mengorbankan materi maupun tenaganya.

Hamzah, S.Pd., (Ketua Katar Pasirjaya) saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan

"Kegiatan ini bukan hanya diselenggarakan untuk hari ini saja, kedepannya kami juga berkomitmen untuk lebih konsisten menjaga kelestarian lingkungan di Pantai Tanjung Baru, dengan tujuan untuk dapat menarik kembali wisatawan. Namun disamping itu, terkait akses jalan yang mungkin masih belum memadai, kami berharap agar hal tersebut bisa menjadi perhatian pemerintah untuk lebih intens dan segera merealisasikan pembangunan lanjutan untuk menyelesaikan akses jalan ke Tanjung Baru," ungkapnya.

Lebih lanjut, melihat antusiasme relawan pada kegiatan bakti sosial tersebut, Hamzah juga mengajak seluruh relawan untuk bersama-sama tetap menjaga kelestarian di Wilayah Pantai Tanjung Baru, karena pelestarian lingkungan merupakan tanggungjawab bersama. (Nunu)*

IMG-20250111-WA0034

Disambut Antusiasme Siswa, SMK TKM Tempuran Launching Program Bank Sampah

Foto saat siswa menyetorkan tabungan sampah botol plastik

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Bertujuan untuk menumbuhkan rasa kepedulian dan kepekaan siswa terhadap sampah, Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Karya Mandiri Tempuran (SMK TKM Tempuran) membentuk program 'Bank Sampah' atau tabungan sampah yang dampak positifnya akan bisa dirasakan oleh seluruh siswa. Sabtu (11/01/24).

Adapun mekanismenya, setiap siswa mengumpulkan dan membawa sampah berupa botol plastik, untuk selanjutnya disetorkan ke pengelola bank sampah sebagai tabungan yang akan dicatat berdasarkan penghitungan mingguan untuk setiap siswanya. Kemudian, hasil daripada perolehan atas pengumpulan sampah botol plastiknya bisa dicairkan secara tunai sesuai harga pasar yang berlaku. Hasilnya, tentunya bisa untuk meringankan beban orang tua siswa dalam memenuhi keperluan kebutuhan sekolah.

Selain itu, manfaat dari program tersebut juga untuk menumbuhkan kepedulian siswa dalam menciptakan kebiasaan hidup bersih, khususnya dalam menumbuhkan kepedulian dan kebersihan lingkungan di rumah maupun di sekolah untuk masa depan yang sehat, menumbuhkan kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan dan juga untuk bisa meringankan beban orang tua, untuk biaya pendidikan siswa itu sendiri.

Diketahui, sejak diberlakukan percobaan pada beberapa hari lalu dan dilakukan launching pada Sabtu 11 Januari 2024, perolehan dari hasil pengumpulan sampah botol plastik tersebut sudah mencapai 1.5 kwintal. Dimana jumlah tersebut tercatat dalam sistem aplikasi pengelolaan bank sampah di SMK TKM Tempuran.

Dalam aplikasi, tertulis bahwa partisipasi siswa yang mengikuti program bank sampah tersebut tercatat sebanyak 700 dari 847 jumlah siswa. Artinya, sebanyak 60 % siswa telah berperan aktif dan menyambut baik berjalannya program tabungan sampah botol plastik tersebut.

Eka Supriadi, S.Kom., selaku pengelola program tersebut berharap agar program bank sampah bisa dijadikan acuan dan bisa berjalan dengan baik, terlebih bisa dirasakan manfaatnya oleh seluruh siswa itu sendiri.

"Harapan kami program ini bisa berjalan dengan baik, berkelanjutan dan memberikan dampak positif melalui sisi pemanfaatan sampah plastik menjadi komoditi yang bernilai," pungkasnya. (Nunu)*

IMG-20250111-WA0019(1)

Kritisi Kinerja Kementerian P2MI, F-BUMINU SARBUMUSI Sebut Langkah Menteri Tak Terarah dan Diduga Lakukan Eksploitasi PMI Gaya Baru

DPP F-BUMINU SARBUMUSI

Jendela Jurnalis Jakarta - Ketua Umum Federasi Buruh Migran Nusantara Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (F-BUMINU SARBUMUSI), Ali Nurdin Abdurahman, menyampaikan kritik terhadap kinerja Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding. Menurut Ali, Karding terkesan hanya berfokus pada target jumlah pengiriman pekerja migran tanpa memperhatikan sistem tata kelola perlindungan yang seharusnya menjadi prioritas. Sabtu (11/01/24).

Menurutnya, kinerja Menteri P2MI tidak terarah. Menangkap mentah-mentah penafsiran Pesan Presiden tentang target peningkatan Devisa, padahal instruksi Presiden jelas, yaitu Perlindungan, arti dari perlindungan itu memperbaiki sistem tata kelola nya dulu. Jika sistemnya sudah baik maka devisa juga akan meningkat secara otomatis.

"Ibarat disuruh membangun atau merenovasi rumah, yang harusnya dibangun pondasinya yang kuat, bukan mendahulukan atapnya. Justru dengan kinerja seperti itu akan mempermalukan Presiden itu sendiri," ujar Ali.

Exploitasi Gaya Baru

Ali menilai, pendekatan Karding yang lebih menekankan pada target pengiriman pekerja dapat dianggap sebagai bentuk eksploitasi gaya baru. Hal ini berpotensi menjadikan Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebagai obyek dan komoditi.

"Seharusnya KP2MI fokus pada perbaikan infrastruktur internal dan layanan secara menyeluruh, Diplomasi Luar negeri melalui Perjanjian bilateral 'Diplomasi untuk Memastikan PMI terlindungi secara hukum dan terlindungi dari pembebanan biaya' Kalau sistem ini sudah berjalan baik, barulah kita berbicara target konkret, bukan sekadar seremonial, bila perlu ttop dulu penempatan ke semua Negara," tambahnya.

Disisi lain, Ali menyambut baik pernyataan Presiden Prabowo Subianto dengan memberikan alokasi anggaran Rp. 75 Triliun untuk perlindungan PMI secara bertahap. Namun, ia menilai penggunaannya harus diarahkan untuk pendidikan dan peningkatan kapasitas PMI, bukan untuk penempatan yang akan membebani pekerja.

"Jika biaya penempatan dibebankan kepada PMI, itu salah kaprah. “Pasal 30 (1) UU No. 18 tahun 2017” juga “Konvensi ILO 181” Pekerja Migran Indonesia tidak dapat dibebani biaya penempatan dan ini sudah dilakukan seperti Arab Saudi, Malaysia, Hongkong dan Taiwan sebagai Negara penempatan terbesar, Pengguna berani membayar biaya penempatan bahkan Jepang siap membiayai pekerja yang benar-benar terlatih (Siap Kerja). Seharusnya itu menjadi standar kita," melalui P2MI negara malah akan membebani walaupun dengan bunga rendah, Rakyat mau Bekerja itu untuk mencari uang bukan hutang, itupun karena di Negara sendiri tidak menjamin," ungkapnya.

Ali Nurdin menggarisbawahi pentingnya fokus pada perlindungan, bukan sekadar target pengiriman. Dengan membangun sistem tata kelola yang kuat, Indonesia dapat melindungi PMI sekaligus meningkatkan devisa secara berkelanjutan.

Semetara itu, Ketua Bidang Kebijakan Publik Abdul Rahim Sitorus mengungkapkan tentang perlunya dorongan kepada KP2MI agar menetapkan SOP terkait mekanisme penyelesaian masalah dan pemenuhan hak Calon PMI / PMI seiring dengan pelaksanaan fungsi pengawasan dan penegakan hukum. Karena selama ini KP2MI/BP2MI bersama Mediatornya seolah cenderung mengabaikan perlindungan PMI dengan dalih masa transisi.

Faktanya, sebelum masa transisi, mediator KP2MI/BP2MI atas arahan pejabat malah melemahkan posisi PMI korban tindak pidana UU No. 18 Tahun 2017 dengan anjuran dari hasil mediasi agar penyelesaian kasus tindak pidana, misalnya pembebanan biaya penempatan, dilakukan lewat jalur perdata. Ironisnya, KP2MI/BP2MI sama sekali tidak memberikan advokasi berupa bantuan hukum dan bahkan tidak ada tindak lanjut pelaksanaan fungsi pengawasan dan penegakan hukum yang tegas seperti amanah Penjelasan Umum UU No. 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan PMI, karena Ketiadaan SOP mekanisme tersebut sejatinya pengkhianatan atas tugas dan tanggung jawab pelindungan PMI untuk meraih hak dan keadilan.

"Ironisnya, KP2MI terlalu sibuk dengan masalah PMI yang 90 % nonprosedural, sebaliknya abai atau bahkan khianat atas akses keadilan bagi pelindungan PMI prosedural yang dianggap kecil hanya 10 %, ujar Abdil Rahim.

Sementara, Ketua Bidang Advokasi Sandi Candra menyoroti keterfokusan Karding terhadap Nonprosedural seolah-olah yang perhatikan itu apinya bukan air untuk memadamkan, Padahal menurutnya Nonprosedural itu dampak dari kebijakan pemerintah itu sendiri.

"Seharusnya, yang lebih diperhatikan itu solusinya, karena selama yang resmi ditutup dan dipersulit, maka sampai kapanpun Nonprosedural akan sulit dihentikan, sehingga solusinya hanya satu, buka Moratorium dengan catatan, maka pemberangkatan Nonprosedural akan hilang dengan sendirinya," tegas Sandi. (Red/NN)*

IMG-20250111-WA0020(1)

Sembilan Alumni di SMK TKM Tempuran Siap Berangkat ke Jepang

9 Alumni bersama salah satu guru di SMK TKM Tempuran saat memberikan pesan dan motivasi dihadapan Siswa/i

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Sukses menjalankan program kelas 'Bahasa Jepang,' kini alumni di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Karya Mandiri Tempuran (SMK TKM Tempuran) sudah memiliki kesempatan untuk berangkat bekerja ke Jepang. Sabtu (11/01/25).

Menurut Sensei Asim Azhari, 3 alumni akan berangkat pada Tanggal 15 Januari 2025, sementara sisanya nanti menyusul menunggu penjadwalan berikutnya.

"Yang 3 orang alumni nanti berangkat Tanggal 15 Januari 2025, kalau yang 6 orang lainnya nanti menunggu jadwal dan sedang menjalankan tahapan prosesnya," terangnya.

Adapun 3 alumni yang akan berangkat tersebut adalah Gusti Rafika Nurjanah, Ningrum Lestari
dan Siska Dewi, yang dimana ketiganya merupakan alumni SMK TKM Tempuran pada Tahun 2023-2024, dan juga merupakan generasi pertama yang mengikuti program pembelajaran bahasa Jepang pada waktu itu.

Lebih lanjut, Sensei berpesan agar mereka yang sudah bisa menggapai mimpinya bisa tetap rendah hati dan rendah diri, terlebih untuk bisa menjaga sikap ketika sudah berada di 'Negeri Sakura' nanti, dengan tetap menjunjung tinggi nilai etika sesuai cerminan manusia yang berpendidikan.

"Semoga pencapaian ini juga bisa menjadi motivasi untuk siswa-siswi yang saat ini masih berada dalam tahapan pembelajaran, karena siapapun pasti bisa menggapai mimpinya, yang penting tetap konsisten untuk terus belajar," pungkasnya. (Nunu)*

IMG-20241230-WA0080

LKP Bumi Pamijahan Gelar Pelatihan Kewirausahaan Pemuda untuk Hadapi Persaingan Global

Pelatihan Kewirausahaan Pemuda dalam Persaingan System Pemasaran Modern

Jendela Jurnalis Kuningan, JABAR – Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Bumi Pamijahan Agrikultur mengadakan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda dengan tema “Generasi Muda Siap Menghadapi Persaingan Global dan Pemasaran Digital.” Pelatihan ini diikuti oleh 80 peserta dan berfokus pada strategi wirausaha modern di era digital.

Ketua LKP Bumi Pamijahan Agrikultur, Alvian Rolis Nugraha, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sepenuhnya didukung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI. Program ini dirancang khusus untuk para wirausahawan muda yang selama ini berada di bawah binaan LKP Bumi Pamijahan.

“Pelatihan ini merupakan salah satu upaya penting dalam membangun dan mengembangkan ekonomi bangsa. Tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia saat ini adalah pertumbuhan pengangguran, meskipun jumlah sumber daya manusia terus bertambah,” ujar Alvian.

Menurutnya, salah satu penyebab utama lambatnya pembangunan ekonomi adalah pandangan masyarakat yang lebih mengandalkan ijazah daripada menggali potensi diri. "Untuk itu, pembangunan ekonomi Indonesia membutuhkan lebih banyak wirausahawan yang sukses, karena pembangunan akan lebih efektif jika didukung oleh mereka yang mampu menciptakan peluang usaha,” tambahnya.

Pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda agar mampu bersaing di pasar global, terutama melalui pemanfaatan pemasaran digital. Dengan inisiatif ini, diharapkan para peserta dapat mengembangkan potensi mereka dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. (Wan)*

IMG-20241230-WA0081

Neu Blitz Young Communications Latih 80 Wirausahawan Muda Kuningan

Foto Kegiatan Pelatihan Manajemen dan Kewirausahaan Pemuda

Jendela Jurnalis Kuningan, JABAR – Neu Blitz Young Communications (NBYC), yang dikenal aktif mendorong kemajuan pemuda di Kabupaten Kuningan, kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan kreativitas dan keterampilan generasi muda di bidang kewirausahaan. Melalui pelatihan bertajuk "Mewujudkan Pemuda yang Berdikari dan Berjiwa Kewirausahaan dengan Menciptakan Produk Usaha yang Sehat dan Bermanfaat bagi Masyarakat," sebanyak 80 wirausahawan muda mendapatkan pembekalan intensif.

Fery Rizkiana Triputra, Ketua NBYC, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan memperkuat manajemen kewirausahaan, khususnya dalam hal inovasi produk. “Melalui kegiatan ini, para wirausahawan muda yang telah kami bina diharapkan mampu berdikari, mandiri, dan terus berinovasi menciptakan produk baru yang sehat dan bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.

Fery menekankan pentingnya memperhatikan aspek higienitas dan kelayakan kesehatan dalam produk yang dihasilkan. “Masyarakat kini lebih peduli terhadap produk yang higienis dan aman untuk kesehatan. Oleh karena itu, kami membekali para pengusaha muda untuk menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan tersebut,” tambahnya.

Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara NBYC dan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI. Fery menyampaikan rasa syukurnya atas dukungan dari Kemenpora RI yang telah membantu mendorong langkah mereka dalam memajukan generasi muda, khususnya di Kabupaten Kuningan.

Dengan pelatihan ini, NBYC berharap mampu mencetak wirausahawan muda yang tidak hanya kreatif tetapi juga siap menghadapi tantangan pasar modern, memberikan manfaat bagi masyarakat, serta berkontribusi pada pembangunan ekonomi daerah. (Wan)*

IMG-20241230-WA0077(1)

Walaupun Bahan Baku Serba Naik, Penjual Jus Nipah di Suak Timah Tetap Tak Naikan Harga

Buah Nipah

Jendela Jurnalis Meulaboh, ACEH BARAT - Ditengah harga bahan baku yang serba naik, Kak Nong, salah seorang penjualan jus nipah di Jalan Meulaboh, Banda Aceh, atau lebih tepatnya di Simpang Tiga Suak Timah, Kecamatan Sama Tiga, Kabupaten Aceh Barat, ternyata masih menjual dengan harga biasa (tetap). Senin (30/12/24).

Dikatakannya, satu gelas jus nipah ukuran Pop Ice dijual dengan harga Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah).

"Tetap dijual dengan harga sepuluh ribu, walaupun harga bahan naik seperti susu, gula dan bahan buah nipah," ucap Kak Nong kepada Jendela Jurnalis.

Lebih lanjut, Kak Nong menuturkan bahwa dirinya sudah berjualan jus nipah selama 3 Tahun. Namaun, walaupun hanya mendapat pemasukan pas pasan, dirinya mengaku tak ingin mengecewakan para pelanggannya dengan menaikan harga.

Dalam kesehariannya, Kak Nong tetap konsisten berjualan dengan membuka lapak dagangannya dari Pukul 09:00 Pagi hingga Pukul 06:00 sore.

( Laporan : Muhibbul Jamil)*