admin

IMG-20240520-WA0059

Peringatan Harkitnas di Aceh Barat Sukses, Marhaban Harapkan Kebangkitan Semangat Pembangunan

Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Barat Marhaban, SE., M.Si.

Jendela Jurnalis Meulaboh, ACEH - Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, berlangsung dengan sukses dan meriah. Upacara yang dihelat di6 Lapangan Upacara kantor bupati setempat ini dihadiri oleh berbagai kalangan_ masyarakat, tokoh agama, ormas dan forum pemerinyah daerah, Senin (20/5/24).

Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Barat Marhaban, SE., M.Si., yang mewakili Penjabat Bupati Aceh Barat Drs. Mahdi Efendi saat memimpin Upacara menyampaikan apresiasinya kepada seluruh peserta upacara. Cuaca mendung dan sedikit gerimis tidak mengurangi semangat peserta upacara mengikuti proses kegiatan hingga usai.

Marhaban, dalam sambutan nya berharap momen Harkitnas dapat menjadi pendorong semangat pembangunan di Aceh Barat.

"Peringatan Harkitnas hari ini bukan hanya sekedar upacara seremonial, tetapi juga momentum bagi kita untuk membangkitkan semangat persatuan dan memperkokoh rasa nasionalisme dalam masyarakat," ujarnya.

"Harkitnas juga dapat menjadi tonggak baru dalam membangun semangat gotong royong dan kerja sama antar stakeholder dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif di daerah ini," kata Marhaban menambahkan.

Tidak hanya itu, Marhaban menyebutkan, Harkitnas ini sebagai momentum Aktualisasi dan Akselerasi Pembangunan", pemerintah dan masyarakat bersatu untuk merumuskan langkah-langkah konkret dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai negara maju dan berdaulat di era global. Terangnya

Berbagai program dan kebijakan strategis telah diinisiasi, termasuk peningkatan infrastruktur, investasi dalam pendidikan serta pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal.

"Kolaborasi antara sektor publik dan swasta menjadi kunci dalam memastikan keberhasilan upaya-upaya tersebut," ucapnya.

Ia berharap, Harkitnas tahun ini dijadikan sebagai momentum untuk menginspirasi generasi muda Indonesia dalam membangun masa depan yang lebih baik. Dengan semangat kebangkitan yang menggelora, Indonesia siap untuk melangkah maju menuju cita-cita bersama, pungkasnya.(Muhibbul)*

IMG-20240321-WA0073

Ngeri! Terjadi Pembegalan di Depan Pemda Karawang

Ilustrasi

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Masyarakat Karawang Kota dan sekitarnya wajib waspada beraktivitas di malam hari hingga jelang dini hari.

Pasalnya, terjadi kasus pembegalan motor pada Minggu (19/5/2024) sekira pukul 02.00 dini hari. Kejadian tersebut berlangsung di depan kantor Pemda Karawang.

Korban pembegalan, Fauzy Malik Ibrahim (19), warga Gempol Tengah Desa Purwadana, Kecamatan Telukjambe Timur, menceritakan nasib nahas yang dialaminya bersama rekannya bernama Rafly kepada wartawan.

Kejadian nahas itu bermula setelah ia bersama tiga rekannya usai bermain PS di wilayah Kepuh Karangpawitan Kecamatan Karawang Barat.

"Setelah main PS saya dan Rafly berboncengan satu motor sementara dua rekan saya lainnya Ikbal dan Alfian berboncengan di motor lainnya," ucapnya, Minggu (19/5/2024) malam.

Ia dan rekannya bermaksud pulang ke rumah di Kampung Gempol Tengah Purwadana dengan melalui rute Jalan Tuparev.

"Pas lewat gang SMPN 6 keluar empat orang dengan mengendarai dua sepeda motor, yakni motor Beat Karbu warna putih dan motor Mio warna kuning," ujarnya.

Ia menjelaskan, keempat pelaku begal itu mengendarai motor dengan cara ugal-ugalan dan tidak memakai helm atau pelindung wajah sama sekali.

"Saya perkirakan usianya di antara 25-30 tahunan," ujarnya.

Mendekati depan kantor Pemda Karawang, pelaku sempat menendang motor yang dikendarai korban, sempat oleng, korban pun sempat dipukul wajahnya. Keadaan panik korban berlari menuju depan kantor Pemda Karawang.

"Karena panik saya jatuhkan motor saya depan Pemda tanpa lepas konci, saya lari ke gerbang depan Pemda berharap ada orang atau sekuriti di sana, tapi enggak ada orang sama sekali," katanya yang mengaku motor yang dibegalnya masih dalam cicilan.

Karena ditakuti oleh pelaku akan ditembak, korban tidak berani melawan lalu motor korban dengan nopol T-6676-PF pun dibawa kabur oleh pelaku.

"Rekan saya pun sempat jatuhkan motornya tapi motornya dikunci stang sehingga enggak diambil pelaku begal. Rekan saya sempat berlari ke kantor Satpol PP Karawang dan beritahui petugas di sana. Setelah tahu saya dibegal oleh petugas sempat dikejar tapi kehilangan jejak," sambungnya.

Usai kejadian tersebut, Fauzy berniat akan membuat laporan ke Polsek Karawang Kota pada Senin (20/5/2024) dan berusaha meminta rekaman CCTV ke Pemda Karawang.

"Saya berharap polisi bisa menangkap pelaku begal dan motor saya ditemukan kembali karena itu motor buat transportasi kerja," tutupnya. (red)*

IMG-20240519-WA0005

Pantai Lhok Bubon, Pesona Wisata Terindah di Aceh Barat

Pantai Lhok Bubon

Jendela Jurnalsi Aceh Barat, ACEH - Pantai Lhok Bubon yang berlokasi di Kecamatan Sama Tiga, Kabupaten Aceh Barat merupakan salah satu pantai dengan panorama yang indah dan merupakan objek wisata yang terindah di Aceh Barat.

Disepanjang pantai, terpantau keramaian dikala hari libur tiba, dimana anak-anak berlarian dan ikut mandi di laut, mengunakan pelampung ban mobil yang disediakan sebagai alat penyewaan. Selain itu, tersedia juga penjualan makanan dan minuman dengan ragam daya tarik, seperti adanya tempat makan dan minum bernuansa cafe.

Seperti yang dituturkan oleh alah satu warga Lhok Bubon, dirinya menyebut bahwa setiap hari libur tiba, wisatawan dari berbagai penjuru selalu berdatangan untuk berekreasi.

"Kalau hari minggu, keramaian pengunjumg dari berbagai penjuru berdatangan untuk berkreasi, dengan mobil - mobil mewah dan sepeda motor menuju pantai yang menawan," tutur salah seorang tokoh masyarakat yang enggan menyebutkan namanya. Minggu (19/5/24).

Selain itu, di Suak Timah Sama Tiga juga dikenal dengan wisata Nipah yang megah di Aceh Barat, apalagi dengan menu Jus Nipah saat ini yang digemari banyak orang sebagai cita rasa yang enak dan menyehatkan.

Adapun penjualan Jus Nipah di Simpang 3 Suak Timah serta di Simpang 4 Suak Timah, diketahui bahwa penjualan Jus Nipah di kedua tempat itu semuanya selalu laris manis. (Muhibbul)*

IMG-20240518-WA00501

Ketua dan Anggota PWI Aceh Barat Laksanakan Gotong Royong

Kegiatan gotong royong PWI Aceh Barat

Jendela Jurnalis Aceh Barat, ACEH - Anggota PWI Aceh Barat, beserta Ketua telah melaksanakan gotong royong bersama membersihkan halaman kantor PWI yang beralamat di Jalan Purnama Dren Rampak Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat. Sabtu (18/5/24).

Kegiatan Gotong Royong tersebut dimulai pada pukul 9 pagi hingga selesai pukul 12 siang.

Ketua PWI Kabupaten Aceh Barat, Sa'dul Bhari, S.Sos., mengatakan gotong yang dimaksudkan terutama kebersihan halaman kantor juga dalam kantor, hingga selanjutnya seluruh anggota PWI yang bergabung siap segala info dari ketua, demi terujudnya kebersihan kantor PWI Aceh Barat dalam mejalankan tugas tugas Jurnalistik secara bijak dan undang undang yang berlaku sebagai kontrol sosial.

Lebih lanjut, Ia menegaskan bahwa setiap adanya peliputan acara, Sa'dul memohon kepada sejumlah anggota PWI agar memakai baju seragam yang sudah ada.

"Ini perlu berlaku," tegasnya.

Sementara itu, jadwal susunan piket di kantor PWI tersebut memang telah berjalan sebelumnya.

"Dimana setiap harinya dijadwalkan 2 orang anggota untuk piket, dan itu berlaku mulai dari Hari Senin hingga Sabtu," pungkasnya. (M.Jamil)*

IMG-20240516-WA0040

Inisiasi Deteksi Dini Kualitas Air, PT KTS Gagas Keramba Pantau

Salah satu lokasi keramba pantau

Jendela Jurnalis Meulaboh, ACEH BARAT - Kala Matahari beranjak naik, aktivitas masyarakat di Sungai Bubon mulai bergeliat. Pada pagi di sungai itu, banyak warga yang menggantungkan aktivitasnya di sana. Di sungai itu pula, ada warga yang mandi, mencuci, dan menunaikan keperluan lain.

Gambaran aktivitas penduduk di sepanjang bantaran sungai itu sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari PT Karya Tanah Subur (KTS), sungai ini berdampingan dengan parit buatan yang berada di belakang Pabrik PT KTS, yang mengalir langsung ke sungai Bubon.

Sungai Bubon sangat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar khususnya masyarakat Desa Desa Blang Sibeutong dan Desa Cot Lada di Kecamatan Bubon, Aceh Barat yang merupakan desa ring 1 PT KTS, sebagai sumber kebutuhan air bersih, sebagai jalur transportasi sungai, dan sekarang untuk mata pencaharian masyarakat sekitar, seperti mencari ikan, dan budidaya tanaman enceng gondok.

Pada parit buatan yang mengalir langsung ke sungai Bubon tersebut terlihat tergenang sebuah persegi berukuran kurang lebih 2 meter x 3 meter, terpasang langsung di muara air yang mengalir di parit blok PT KTS. Mereka menamakan persegi tersebut dengan keramba pantau.

Ya, keramba pantau ini merupakan keramba atau tambak ikan yang diinisiasi dan dibuat khusus oleh tim Safety, Health and Environment (SHE) PT KTS dengan tujuan untuk mendeteksi dini kualitas air terutama dari hasil produksi pengolahan produk kelapa sawit (PKS) milik PT KTS.

Asisstant Safety, Health and Environment PT KTS, Eka Saksono, Kamis (16/5/2024) menjabarkan, bahwa dibuatnya keramba ini juga sebagai bentuk tanggung jawab PT KTS kepada masyarakat sekitar khususnya desa ring 1 yang langsung dialiri oleh sungai bubon ini. Selain sebagai detector kualitas air, keramba ini juga sebagai preventif atau pencegahan hasil dari olahan pabrik yang bisa langsung mengalir ke sungai.

"Kita pantau setiap pagi dan sore, ini untuk memantau jika Biological Oxygen Demand (BOD) dan PH melebihi baku mutu itu yang mempengaruhi kualitas air, otomatis ikan-ikan di keramba ini akan mati, karenanya kami beri nama keramba pantau," jelas Eka.

Keramba pantai ini telah dibuat sejak tahun 2019 lalu, awal pembuatan ada dua keramba, namun saat ini satu keramba sedang dalam proses perbaikan, yang masing-masing berkapasitas sekitar 500 ekor ikan berukuran sedang. Satu keramba diisi jenis ikan nila, satunya lagi berisi ikan bawal.

Menurut keterangan Community Development Area Manager Aceh, Riduan Manik, keramba pantau ini manfaatnya begitu besar bagi KTS, sejak 5 tahun terpasang belum pernah sama sekali ditemukan ikan yang mati akibat adanya kualitas air yang tidak baik ataupun pencemaran hasil dari pabrik.

"Semua ikan tumbuh dengan baik, bahkan manfaat lainnya kami jadi memanen ikan-ikan yang sudah besar, dan menggantinya dengan anakan ikan yang baru, sesuai dengan komitmen perusahaan terkait prinsip produksi bersih," pungkas Riduan.

Prinsip produksi bersih tersebut lebih lanjut Riduan memaparkan melalui pemanfaatan kembali limbah sesuai konsep 5R (reduce, reuse, recycle, refine & retrieve to energy), untuk tidak hanya melakukan pengelolaan dan pengolahan limbah namun juga terus berupaya untuk melakukan pengurangan limbah yang dihasilkan dari operasional perkebunan dan PKS.

Pengelolaan dan pemanfaatan limbah dilakukan secara mandiri oleh perusahaan untuk mendukung terciptanya kelestarian lingkungan dengan mempertimbangkan kelayakan secara ekologis, ekonomis dan dapat diterima oleh masyarakat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Tak hanya sampai disitu, manfaat lain yang juga dirasakan lebih oleh masyarakat dengan adanya keramba pantau ini, disampaikan oleh PIC Sustainability PT KTS, Marlian, sesekali jika ikan-ikan di keramba sudah siap panen, dipanen langsung oleh tim KTS, namun seringnya ikan-ikan ini dilepas liarkan ke sungai bubon untuk dimanfaatkan langsung oleh masyarakat desa ring 1 PT KTS.

"Ikannya bisa mencapai 250 ekor, kita lepas liar untuk dimanfaatkan oleh masyarakat yang menggunakan sungai tersebut bagi yang mencari ikan untuk dimakan, tentunya jadi bermanfaat untuk masyarakat sekitar," pungkas Marlian.

Ia berharap semoga ini bisa menjadi program rutin bantuan bagi masyarakat sekitar, sehingga keramba pantau ini memberikan banyak manfaat tidak hanya untuk PT KTS sendiri juga untuk masyarakat. (Muhibbul Jamil)*

IMG-20240516-WA0036

Merasa Dibohongi Dinas PRKP Karawang, Warga Kecamatan Pakisjaya Pertanyakan Realisasi Program Rutilahu

Foto Suhati saat menunjukan surat tanda terima pengajuan Rutilahi ke Dinas PRKP (insert : kondisi rumah yang sudah tidak layak huni)

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Bantuan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) yaitu untuk meningkatkan akses masyarakat di bidang perumahan dan permukiman, dimana pada ketentuannya yaitu sebagai bantuan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, untuk memiliki hunian yang layak dan aman serta terjangkau.

Namun, terkadang program tersebut berjalan tidak tepat sasaran. Salah satunya seperti kisah yang dialami oleh Suhati, warga Dusun Kedondong, RT. 011/006, Desa Solokan, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang, yang mengungkapkan bahwa dirinya sudah bertahun-tahun lamanya meninggali sebuah rumah dengan kondisi bangunan setengah roboh dan memprihatinkan.

Selain tak memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap, Suhati yang merupakan seorang janda dengan 5 anak yatim tersebut terpaksa harus bertahan untuk tinggal di gubuk dengan kondisi memprihatinkan. Kondisi tersebut lantaran Suhati tidak mampu merehab dan memperbaiki gubuk tempat tinggalnya hingga saat ini. Ironisnya, pemerintah setempat terkesan cuek dan tutup mata.

Kepada Jendela Jurnalis, Suhati mengungkapkan bahwa sebelumnya dirinya sudah pernah mengajukan untuk program Rutilahu melalui seseorang yang ia percaya kepada Dinas PRKP Kabupaten Karawang dengan tujuan agar rumahnya bisa dibangunkan melalui program tersebut. Kamis (16/5/24).

"Saya sudah membuat permohonan atau pengajuan melalui proposal kepada orang yang bisa saya percaya yang di tujukan ke dinas PRKP Kabupaten Karawang, dan diterima dengan baik pada saat itu," ungkapnya seraya menunjukan selembar surat bukti penerimaan permohonan pembangunan rutilahu dari Desa Solokan ke Dinas PRKP tertanggal 13 Januari 2024, dan diterangkan bahwa permohonan tersebut diterima pada tanggal 16 Januari 2024 dan ditandatangani oleh seseorang bernama Karna, lengkap dengan stempel Dinas PRKP.

"Dan yang saya pegang ini, ini adalah bukti bahwa proposal tersebut sudah diterima dan ini bukti tanda terimanya dan di engkapi stempel, cuma mirisnya sampai saat ini ga ada kabar baik. Apakah semua ini hanya formalitas saja? atau hanya sekedar memberikan angin segar?" tambah Suhati dengan nada sedih.

Lebih lanjut, Suhati mengeluhkan bahwa menurutnya disaat musim hujan dirinya merasa sangat kesulitan, bahkan dirinya bersama 5 anaknya harus rela terjaga dalam keadaan bocor. Labih parahnya, dirinya juga menceritakan bahwa genting dan bambu penyangga atap rumahnya sempat ambruk saat diterjang hujan.

"Saya dan lima anak saya gak bisa tidur. Bagaiman saya dan anak saya mau tidur pak? sementara keadaan rumah saya sudah sangat parah dan sudah bocor semua, beberapa hari yang lalu ada angin kencang saja bambu dan genteng yang di lempengan dimana tempat saya tidur itu ambruk," keluhnya.

Sementara itu, guna mendapatkan informasi lebih lanjut, Jendela Jurnalis kemudian berupaya untuk mengonfirmasikan hal tersebut kepada Bogi selaku Kabid yang membidangi program Rutilahu tersebut. Namun sayangnya, saat dihubungi melalui panggilan telepon, nomornya sudah tidak aktif dan sulit untuk dihubungi. (Team)*

IMG-20240516-WA0016

JPPR Kuningan Pertanyakan Slogan “JURDIL” di KPU Kuningan

Sandi, Ketua JPPR Kuningan

Jendela Jurnalis Kuningan, JABAR - Maraknya spanduk kekecewaan yang bergambarkan tikus berdasi atas hasil kinerja KPU Kuningan, Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) merasa perlu menyampaikan keprihatinan mendalam terkait dugaan praktik kecurangan dalam tahapan perekrutan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di Kabupaten Kuningan.

Sandi selaku ketua Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Kuningan ikut angkat bicara, pasalnya dengan tersebar luasnya spanduk tersebut dinilai ketidak tranparanan dan terindikasi benar adanya isu kongkalikong dalam proses pembentukan badan adhoc tingkat kecamatan PPK.

"Secara pribadi sangat menyayangkan sekali dengan isu dan pemberitaan KPU Kuningan yang hari ini beredar, baik di media pemberitaa dan tersebar luas spanduk kekecewaan di wilayah kabupaten kuningan, saya kawatir kekhawatiran tentang integritas dan transparansi KPU Kabupaten Kuningan dinilai memang tidak independent, jujur dan adil, sesuai dengan slogan yang digaungkan KPU Kuningan," ungkapnya.

Kemudian, lanjut Sandi, JPPR Kuningan menilai bahwa penyebaran spanduk ini bukan sekadar ekspresi ketidakpuasan publik, melainkan indikasi adanya dugaan praktik kecurangan yang sistematis dalam tubuh KPU Kabupaten Kuningan.

"Fenomena ini harus segera ditindaklanjuti dengan langkah-langkah konkret dan transparan. fenomena ini dapat dimaknai pula sebagai alarm yang serius bahwa ada masalah mendasar dalam mekanisme rekrutmen PPK kemarin, dan jika benar terjadi kecurangan, hal ini tidak hanya mencederai prinsip demokrasi, tetapi juga meruntuhkan kepercayaan publik terhadap KPU Kuningan," tegas Sandi.

Berdasarkan laporan yang diterima JPPR Kuningan dari masyarakat dan pengawas independen, dugaan praktik kecurangan dalam perekrutan PPK meliputi beberapa hal diantaranya adalah Ada dugaan kuat bahwa seleksi PPK lebih mengutamakan kerabat dan orang dekat daripada kandidat yang memenuhi kualifikasi dan kompetensi, serta Minimnya transparansi dalam tahapan seleksi, khusus nya pada penetapan hasil akhir bagi peserta yang terpilih dan yang menjadi Calon PAW, membuat publik dan calon PPK meragukan kejujuran proses tersebut.

"Ya kami JPPR Kuningan selaku pemantau dan mitra Penyelenggara akan terus memantau dan laporan yang diterima JPPR Kuningan akan ditindak lanjuti lebih jauh, dan kami juga sudah berkordinasi dengan pemantau pemilu yang lain, kalo KPU Kuningan hari ini memang sedang masuk angin dan perlu di kerok agar angin nya keluar," ujarnya.

"Saya selaku Ketua JPPR Kuningan menuntut KPU Kabupaten Kuningan perlu melakukan reformasi terhadap mekanisme perekrutan PPK dengan mengutamakan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme. Setiap tahapan seleksi harus dapat diakses dan dipantau oleh publik untuk mencegah terjadinya praktik-praktik yang tidak etis, dan kami tidak akan segan untuk melayangkan surat audensi dengan pihak KPU Kuningan," pungkasnya. (Wan)*

IMG-20240515-WA0035

Beginilah Kronologis Awal hingga Tertangkapnya Pelaku Sodomi Belasan Anak di Karawang

Gambar Ilustrasi

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Belasan anak dibawah umur menjadi korban pelecehan seksual dan sodomi oleh dua pelaku terduga berinisial YI dan YA.

Terbongkarnya kasus yang terjadi di Kecamatan Telukjambe Timur tersebut sontak membuat publik Karawang terkejut dan prihatin.

Awak Media pun kemudian berupaya menggali informasi bagaimana kasus tersebut bermula, disehingga terungkap ke publik dengan mendatangi beberapa tokoh masyarakat setempat.

Wahyu selaku tokoh masyarakat setempat dalam perbincangannya bercerita bagaimana awal mula kejahatan luar biasa itu bisa muncul ke permukaan.

Asal mula terungkapnya kejadian berawal dari kecurigaan salah seorang ibu korban yang masih duduk di kelas enam SD, yang tidak mau menerima panggilan telepon dari terduga pelaku.

"Ibu korban melakukan pengecekan hp anaknya dan ada chatting tidak wajar dari pelaku, saat ditanyakan kepada anaknya barulah si anak mengakui kepada orang tuanya atas perbuatan YI terhadap anak tersebur," katanya, Selasa (14/5/2024).

Ia melanjutkan, kemudian atas aduan ibu anak korban tersebut sejumlah tokoh masyarakat berinisiatif memancing YI dan ayahnya agar mau datang menemui warga dengan acara mengundang YI untuk datang ke acara walimatus safar warga mau berangkat ibadah haji yang lokasinya harus di-fogging.

YI yang merupakan anak tukang bubur ini awalnya warga Perumnas, tetapi belum lama telah pindah ke daerah Cengkong Kecamatan Purwasari.

"Si YI sebenarnya cara sosialnya ke masyarakat bagus, pernah menjadi relawan fogging, dipancing kedatangannya dengan iming-imingi ada foging. Setelah mereka berdua datang, warga dan orangtua korban langsung menginterogasi pelaku dan pelaku mengaku bahwa ia bersama pelaku Ya telah lakukan pelecehan dan sodomi belasan anak. Tetapi total korban anak yang sudah di-BAP baru delapan anak," bebernya.

"Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, kedua terduga dibawa ke Polsek Telukjambe Timur," timpalnya.

Wahyu mengungkapkan, pihaknya selaku pengurus lingkungan diinstruksikan melakukan pengembangan, lalu didapati jumlah korban bertambah menjadi 16 anak seperti yang sudah diberitakan, tetapi jumlah korban diyakini terus bertambah karena kedua pelaku tersebut telah melakukan aksinya sejak tiga tahun lalu atau di masa pandemi COVID-19.

"Kejadian sudah terjadi 3 tahun ke belakang sampai 1 bulan terakhir. Saat ini dua pelaku sudah ditahan di Rutan Polres Karawang karena telah ditetapkan jadi tersangka. Harapanya agar kasus ini ditangani dengan serius dan pelaku diberi hukuman setimpal," tegasnya.

Wahyu kemudian membeberkan modus pelaku dalam menjerat para korban masuk ke dalam perangkapnya.

Modusnya, korban diajak gabung klub sepakbola. Usai main sepakbola, para korban diajak main ke rumah pelaku Ya untuk main game PS. Ada juga korban yang langsung dijemput di sekolah.

"Di rumah pelaku YA ini ada anak yang main PS lalu diajak ke lantai 2 untuk dieksekusi. Setelah dieksekusi anak diancam agar tidak bicara ke orangtua atau ke orang lain dan diberi uang Rp. 20 ribu hingga Rp. 100 ribu atau berupa barang," ujarnya.

Kata Wahyu, YA dan YI dalam jalankan aksinya kadang sendiri dan kadang bersama. Yang dikhawatirkan, ketika kedua pelaku lakukan aksi kejinya direkam dan divideokan

"Ada kehawatiran video disebarkan, harapanya pihak berwajib memberikan perhatian khusus dikhawatirkan video tersebar," harapnya.

Wahyu menambahkan, YI ini kadang mengasuh anak-anak dalam hal mengaji di suatu masjid. Di komplek masjid itulah Yi lakukan aksi kejinya terhadap anak-anak yang jadi asuhan ngajinya.

"Kami sangat berharap sekolah pihak kepolisian untuk serius tangani kasus ini dan berhapat dua pelaku dikenai sanksi berat dan kalau bisa dikebiri agar tidak bisa lagi lakukan aksi kejinya kedepan," tutupnya. (red)*

IMG-20240515-WA0034

Sekjen DEEP Kuningan Turut Soroti Beredarnya Spanduk Kekecewaan terhadap KPU

Nova Rizky Sugema, Sekjen DEEP Kuningan

Jendela Jurnalis Kuningan, JABAR - Memasuki persiapan Pilkada Serentak tahun 2024 KPU Kuningan telah melakukan beberapa tahapan persiapan mulai dari perekrutan Badan Adhoc tingkat kecamatan PPK dan PPS melalui pelaksanaan CAT dan wawancara.

Baru-baru ini, usai adanya pengumuman hasil wawancara Badan Adhoc PPK Kecamatan, kini dihangatkan dengan tersebarnya spanduk yang mengarah kepada kekecewaan masyarakat terhadap KPU Kabupaten Kuningan.

Spanduk tersebut terpasang di beberapa titik dibeberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Kuningan, dengan kata yang dibangun "Bersihkan Tikus Demokrasi Ditubuh KPU Kuningan", yang dimana spanduk tersebut berhastag Gerakan Penyelamatan Demokrasi Kuningan.

Sekjen DEEP Kuningan Nova Rizky Sugema ikut angkat bicara dengan beredarnya spanduk kekecewaan dari masyarakat berarti ada indikasi pelanggaran yang dilakukan Oleh KPU Kabupaten Kuningan.

Ia mengatakan, jika memang telah terjadi pelanggaran, ini harus segera diselesaikan dan dibetulkan apa yang menjadi polemik sehingga hasil pleno para komisioner KPU tidak diterima oleh publik, apa memang hasil tersebut menggangu terhadap pelaksanaan Pilkada serentak 2024 di Kabupaten Kuningan.

"Jangan sampai polemik ini menjadi didiamkan begitu saja, sehingga integritas dan kesiapan KPU terhadap penyelenggaraan harus kita dipertanyakan," ujar Nova.

Lanjutnya menjelaskan Berdasarkan undang-undang, sudah menjadi tugas KPU mengawal Pemilu sesuai tahapannya. Pasal 22E ayat 1, asas pemilu itu, selain luber dan jurdil, ada satu tarikan nafas yang menyatakan setiap lima tahun sekali. Berarti menjadi bagian dari asas pemilu ataupun Pilkada, dan kita punya tanggung jawab utama untuk memastikan regularitas itu dapat berjalan.

Selain itu juga telah ramai di setiap media sosial pemberitaan yang mengutarakan kekecewaan masyarakat terhadap KPU dengan indikasi-indikasi pelanggaran yang dilakukan oleh KPU Kuningan, bahkan siap untuk menghadap dan melaporkan ke DKPP.

"Kami dari DEEP Kuningan selalu memantau pelaksanaan jalannya tahapan Pilkada serentak 2024, kami mengajak masyarakat dan elemen lainnya untuk bersama memantau, apa bila terbukti dan ada pelanggaran kita laporkan bersama sampai tuntas, itu semua untuk kelancaran pilkada serentak 2024 di kabupaten Kuningan," pungkas Nova.

Dengan tahapan yang sudah berlangsung DEEP Kuningan menyayangkan jika memang telah terjadi pelanggaran yang dapat menggerus integritas KPU Kuningan, terlebih jika pelanggaranmya mengarah kepada kepentingan golongan ataupun pribadi. (Wan)*

IMG-20240515-WA0031

Soroti Kinerja KPU Kuningan, Ketua PD Ikatan Pelajar Muhammadiyah : “Netralitas dalam Batas, Trabas Habis Sampai Bablas”

Achmad Irsyad Imanuddin,
Ketua PD. Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kuningan

Jendela Jurnalis Kuningan, JABAR - Pasca diumumkannya hasil tes tertulis seleksi anggota PPK yang kemudian harus melewati tahap wawancara terlebih dahulu, mencuat ke permukaan sebuah fakta mencengangkan bahwa ada peserta seleksi PPK yang diloloskan untuk masuk dalam 10 besar tanpa mengikuti tahapan wawancara. Sungguh ironi, sebuah tindakan yang menodai proses tahapan yang di terapkan sedemikian rupa seakan hancur lebur karena ulah dan tingkah polah komisioner KPU yang acuh terhadap ketetapan dan aturan yang berlaku.

Apakah memang semudah itu untuk merubah aturan? Menyepelekan asas yang kata nya JURDIL dan LUBER ? ketua KPU Kabupaten Kuningan dan seluruh jajaran nya telah mengkhianati kepercayaan publik. Masyarakat yang seharusnya mendapatkan perlakuan yang adil dan bebas dari kecurangan, justru disuguhi dengan pemandangan yang hina ini. Tindakan ini tidak hanya mencoreng nama baik KPU Kabupaten Kuningan, tetapi juga mengancam kredibilitas penyelenggaraan pemilu secara keseluruhan.

Dalam situasi seperti ini, penting bagi pihak berwenang untuk melakukan investigasi yang menyeluruh dan transparan, dalam hal ini kami mendesak DKPP untuk menyelidiki kasus ini. Ketua KPU Kabupaten Kuningan harus memberikan penjelasan yang memadai mengenai hasil dari tahapan seleksi tersebut yang seolah adanya tendensi terhadap peserta seleksi PPK tertentu, apakah ini semata demi meloloskan hasrat birahi sebuah kepentingan politik? Tanpa penjelasan yang jelas dan bukti yang kuat, publik akan terus dibayangi oleh kecurigaan dan ketidakpercayaan terhadap integritas KPU. Transparansi dan akuntabilitas harus menjadi prioritas utama.

Tidak cukup hanya dengan penyelidikan internal, ketua KPU Kabupaten Kuningan harus segera diberhentikan dari jabatannya untuk memastikan proses investigasi berjalan tanpa hambatan. Segeralah mawas diri para pelacur demokrasi! Jangan malah tunggang langgang dan menganggap semua nya baik baik saja, sedangkan fakta di lapangan banyak bermunculan keanehan keanehan yang menggambarkan seleksi hanya jadi formalitas belaka, bahkan parahnya lagi beredar daftar hadir pertemuan calon ppk satu hari sebelum pengunguman yang ternyata isi nama nama dari daftar hadir tersebut semuanya masuk sebagai PPK terpilih.

Dikutip dari tulisan :
Achmad Irsyad Imanuddin,
Ketua PD. Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kuningan