Jendela Pendidikan

IMG-20250111-WA0020(1)

Sembilan Alumni di SMK TKM Tempuran Siap Berangkat ke Jepang

9 Alumni bersama salah satu guru di SMK TKM Tempuran saat memberikan pesan dan motivasi dihadapan Siswa/i

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Sukses menjalankan program kelas 'Bahasa Jepang,' kini alumni di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Karya Mandiri Tempuran (SMK TKM Tempuran) sudah memiliki kesempatan untuk berangkat bekerja ke Jepang. Sabtu (11/01/25).

Menurut Sensei Asim Azhari, 3 alumni akan berangkat pada Tanggal 15 Januari 2025, sementara sisanya nanti menyusul menunggu penjadwalan berikutnya.

"Yang 3 orang alumni nanti berangkat Tanggal 15 Januari 2025, kalau yang 6 orang lainnya nanti menunggu jadwal dan sedang menjalankan tahapan prosesnya," terangnya.

Adapun 3 alumni yang akan berangkat tersebut adalah Gusti Rafika Nurjanah, Ningrum Lestari
dan Siska Dewi, yang dimana ketiganya merupakan alumni SMK TKM Tempuran pada Tahun 2023-2024, dan juga merupakan generasi pertama yang mengikuti program pembelajaran bahasa Jepang pada waktu itu.

Lebih lanjut, Sensei berpesan agar mereka yang sudah bisa menggapai mimpinya bisa tetap rendah hati dan rendah diri, terlebih untuk bisa menjaga sikap ketika sudah berada di 'Negeri Sakura' nanti, dengan tetap menjunjung tinggi nilai etika sesuai cerminan manusia yang berpendidikan.

"Semoga pencapaian ini juga bisa menjadi motivasi untuk siswa-siswi yang saat ini masih berada dalam tahapan pembelajaran, karena siapapun pasti bisa menggapai mimpinya, yang penting tetap konsisten untuk terus belajar," pungkasnya. (Nunu)*

IMG-20241216-WA0012

Pemkab Aceh Barat Gelar Peringatan Hari Guru Nasional, PGRI, dan Bela Negara

Upacara peringatan HUT PGRI di Halaman Dinas Pendidikan Aceh Barat

Jendela Jurnalis Meulaboh, ACEH BARAT – Penjabat (Pj) Bupati Aceh Barat, Azwardi, AP, M.Si, memimpin upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Hari Guru Nasional, dan Hari Bela Negara ke-76. Acara yang berlangsung di halaman Dinas Pendidikan Aceh Barat pada senin (16/12/2024) ini dihadiri ribuan guru, pejabat daerah, dan masyarakat setempat.

Mengusung tema "Gelorakan Bela Negara untuk Indonesia Maju", upacara ini bertujuan menanamkan semangat kebangsaan dan cinta Tanah Air. Bersamaan dengan itu, tema Hari Guru Nasional tahun ini, "Guru Hebat, Indonesia Kuat", turut menggema sebagai penghormatan kepada peran penting guru dalam membangun generasi penerus bangsa.

Dalam pidatonya, Azwardi membacakan pesan tertulis dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI yang menyoroti tiga poin utama:

  1. Pentingnya Peran Guru
    Guru adalah pendidik profesional yang bertugas mendidik, membimbing, dan menilai proses belajar siswa sebagaimana diatur dalam UU Nomor 14 Tahun 2005.
  2. Guru sebagai Agen Peradaban
    Guru tidak hanya menjadi agen pembelajaran, tetapi juga pembentuk karakter generasi muda yang cerdas, berbudi pekerti luhur, dan berdaya saing.
  3. Kualitas Sumber Daya Manusia
    Guru yang hebat menentukan kualitas pendidikan, yang berdampak pada kemajuan bangsa di masa depan.

Azwardi menuturkan bahwa peringatan ini adalah momen untuk memberikan apresiasi kepada para guru atas dedikasi mereka dalam mendidik generasi penerus bangsa. "Melalui Hari Bela Negara, kita juga ingin memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan cinta Tanah Air," ujarnya.

Ia berharap, semangat yang digaungkan dalam peringatan ini dapat mendorong sinergi antara guru, masyarakat, dan pemerintah dalam menciptakan Indonesia yang maju dan kuat.

Pj bupati ini juga memberikan apresiasi kepada guru berprestasig yang telah memberikan kontribusi luar biasa bagi dunia pendidikan di Aceh Barat. (Penulis: Muhibbul Jamil)*

IMG-20241214-WA0070

Pihak SDN Kondangjaya III Terima Audiensi dari Karang Taruna Desa Kondangjaya dan Berikan Klarifikasi Terkait Kabar Miring yang Beredar di Medsos

Audiensi antara Pihak SDN Kondangjaya III dengan Karang Taruna Desa Kondangjaya

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR – Tersiar berita di sosial media Tik Tok yang diposting seseorang atas nama "Praktisi Hukum" yang memposting SDN Kondangjaya III yang disangkakan menerima Anggaran Dana BOS sebesar Rp. 2.2 miliar pada Tahun 2023 – 2024, serta adanya pungutan iuran wajib untuk ekstrakulikuler bagi siswa siswi, hal tersebut disangkal oleh pihak sekolah.

Selain itu, pihak sekolah juga menyebut bahwa tidak pernah ada Konfirmasi dari praktisi Hukum maupun dari awak media sebelum beredarnya postingan Tik Tok tersebut.

Atas adanya hal tersebut, Karangtaruna Desa Kondangjaya kemudian melayangkan surat Audensi ke pihak SDN Kondangjaya III Kecamatan Karawang Timur, selanjutnya pihak SDN Kondangjaya III menerima surat audensi tersebut dan menggelar pertemuan pada hari Jum'at Tanggal 13/12/2024 pada Pukul 13:00 WIB.

Andre Mangapul Silalahi, S.H., selaku Ketua Karangtaruna Desa Kondangjaya yang datang bersama anggotanya disambut baik oleh pihak SDN Kondangjaya III yang dihadiri langsung oleh Tata, S.Pd,. selaku Kepala Sekolah didampingi Sukanta, S.Pd., selaku Ketua PGRI dan Ketua K3s Yeni Mulyani, S.Pd., M.Pd., dan pihak Komite Sekolah. Selain itu, audiensi tersebut juga dihadiri oleh beberapa wartawan dari dari Media Cetak dan Online.

Dalam pertemuan Audensi tersebut, Kepala Sekolah SDN Kondangjaya III menjelaskan kepada pihak Karangtaruna Desa Kondangjaya, bahwa tuduhan tersebut yang di posting di media sosial Tik Tok tanpa ada konfirmasi terlebih dahulu kepada dirinya. Bahkan, penggunaan anggaran dana BOS Tahun 2023 yang dituduhkan tersebut diketahui bahwa pada saat itu dirinya belum menjabat sebagai Kepala Sekolah di SDN Kondangjaya III.

"Adapun ntuk Dana BOS Tahun Anggaran 2024 yang sebesar 1,1 miliar, anggaran tersebut sudah kami pertanggungjawabkan dan sudah dilaporkan ke DISDIKPORA, Inspektorat dan BPK," ungkap Tata, S.Pd.

Kepsek SDN Kondangjaya III Tata,S.Pd menegaskan dan mempersilahkan Karang Taruna untuk mendatangi pihak DISDIKPORA, Inspektorat dan BPK untuk mengetahui detail laporan pertanggungjawaban LPJ yang telah disampaikan oleh pihak sekolah.

"Kami juga mempersilahkan Karangtaruna Desa Kondangjaya untuk mengetahui laporan kami lebih mendetail untuk mendatangi Disdikpora, Inspektorat dan BPK. Semua lengkap laporan pertanggungjawaban (LPJ) ada disana, silahkan untuk diteliti," pungkasnya. (Pim/Red)*

IMG-20241128-WA0080

Rangkaian Kegiatan HGN dan HUT PGRI ke 79, PGRI Karawang Gelar Lomba Mewarnai dan Talk Show “Perlindungan Guru” di Mall KCP Karawang

Acara Lomba Mewarnai dan Talk Show "Perlindungan Guru"

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2024 dan HUT PGRI ke 79, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Karawang menggelar lomba mewarnai Tingkat TK dan PAUD dan Talkshow bertema : "Perlindungan Guru" yang diselenggarakan di Atrium Mall Karawang Central Plaza (KCP). Kamis (28/11/24).

Dalam kegiatan lomba mewarnai, diikuti oleh sekitar 90 peserta dari TK dan 90 peserta perwakilan PAUD se-Kabupaten Karawang (3 TK dan 3 PAUD untuk peserta dari perwakilan masing-masing Kecamatan).

Penyelenggaraan Lomba Mewarnai Tingkat TK dan PAUD

Usai lomba mewarnai berlangsung dan ditutup dengan pengumuman pemenang pada lomba mewarnai tersebut, dilanjutkan dengan acara Talk show "Perlindungan Guru" yang dihadiri oleh Ketua PGRI beserta jajaran pengurus di Tingkat Kecamatan se-Kabupaten Karawang.

Adapun untuk narasumber dalam talk show tersebut diantaranya adalah Drs. Cecep Mulyawan, M.M., selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang, H. Uyat, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua PGRI Kabupaten Karawang, H. Endang Sodikin, S.Pd.I., S.H., M.H., selaku Ketua DPRD Karawang, Prof. dr. Eigen Justisi, S.H., M.H., selaku LKBH PGRI Kabupaten Karawang, dan dihadiri oleh perwakilan dari Kejari Karawang.

Talk Show "Perlindungan Guru"

Pada pembukaan acara Talk Show, di isi dengan sambutan dari Ketua PGRI sekaligus laporan dari ketua panitia pada rangkaian kegiatan lainnya, baik yang telah diselenggarakan maupun kegiatan yang masih akan digelar dalam beberapa waktu mendatang.

Selain sambutan, juga dilakukan simbolis penyerahan SK dari Ketua PGRI kepada Eigen Justisi S.H., M.H., yang secara resmi telah diangkat menjadi LKBH PGRI di Kabupaten Karawang.

Dalam talk show tersebut, di bahas seputar permasalahan antara siswa dan guru yang belakangan sering terjadi dan sering berujung pada kasus hukum. Dan atas dasar hal tersebut, Ketua PGRI Karawang mengakui bahwa peran LKBH untuk PGRI akan teramat sangat penting dalam menyikapi kemungkinan permasalahan yang akan terjadi kedepannya.

Dalam pernyataannya, Eigen justisi menegaskan bahwa dirinya akan berada di garda terdepan untuk pendampingan perlindungan hukum jika nantinya terdzolimi dengan adanya diskriminasi maupun kriminalisasi guru di Kabupaten Karawang.

Hal tersebut pun diamini oleh H. Endang Sodikin selaku Ketua DPRD Karawang, dimana menurutnya segala bentuk perlindungan hukum bagi guru merupakan bagian yang sangat penting.

Live Performance Risty Tagor

Usai talk show berlangsung, acara ditutup dengan panggung hiburan dari talent binaan PGRI Karawang bersama bintang tamu Risty Tagor. (Nunu)*

IMG-20241116-WA0026

Cetak Generasi Siap Kerja, SMK TKM Tempuran Gelar Workshop Softskill

Pemateri dalam kegiatan Workshop Softskill di SMK TKM Tempuran

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Dalam rangka persiapan menghadapi dunia kerja, SMK Taruna Karya Mandiri (SMK TKM Tempuran) menggelar kegiatan "Workshop Softskill" untuk melatih kesiapan Siswa/i SMK Taruna Karya Mandiri dalam menghadapi dunia kerja setelah lulus nantinya. Sabtu (16/11/24).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh beberapa narasumber diantaranya Apul Sitanggang, S.T., (BLK Harapan Nusantara) dan Dadan Sunandar, S.Pd., (HRD Pako Akuina). Adapun untuk jumlah pesertanya, kegiatan tersebut diikuti oleh 255 peserta gabungan dari kelas XII MPLB dan kelas XII TM SMK Taruna Karya Mandiri.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan-sambutan, hingga kemudian dilanjutkan pada sesi pemaparan materi tentang "PERSIAPAN MENGHADAPI DUNIA KERJA" oleh para narasumber.

Dewan Guru dan Peserta Kegiatan Workshop Softskill

Usai kegiatan berlangsung, Team Jurnal Sekolah sekaligus team Dokumentasi SMK TKM mencoba mewawancarai Tania XII TM 4, salah satu peserta yang turut mengikuti rangkaian kegiatan tersebut.
Menurutnya, kegiatan tersebut selain bermanfaat juga dapat melatih skillnya dan siap untuk menghadapi dunia kerja nantinya.

"Menurut saya, selain bermanfaat, kegiatan seperti ini juga bisa melatih diri saya dalam menemukan karakter pribadi saya, serta melatih skill saya untuk siap kerja setelah lulus sekolah" tutur Tania.

Untuk diketahui, kegiatan Workshop Softskill tersebut merupakan rangkaian kegiatan akhir tahun bagi kelas XII, dengan tujuan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja setelah mereka lulus nanti.

Liputan : Endang Team Jurnal Sekolah dan Dokumentasi Kegiatan SMK TKM
Editor : Nunu Nugraha

IMG-20241113-WA0006

Keluhkan Adanya Pungutan Tanpa Musyawarah, Wali Murid Minta Saber Pungli Datangi SMPN 2 Lemahabang

SMPN 2 Lemahabang

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Salah satu Wali Murid dari anak yang bersekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Lemahabang yang terletak di Desa Ciwaringin, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Karawang mengeluhkan tentang masih adanya pungutan yang berdasarkan pendapatnya itu adalah pungutan liar. Rabu (13/11/24).

Saat Jendela Jurnalis menelisik lebih dalam, Wali Murid yang enggan untuk namanya disebutkan mengatakan bahwa pungutan yang dilakukan pihak sekolah tersebut tidak melalui adanya proses musyawarah.

"Gak ada Pak, gak ada rapat dulu, katanya itu sumbangan sukarela untuk Program Kegiatan Sekolah (PKS)," ucapnya.

Lebih lanjut, dirinya mempertanyakan terkait Dana BOS yang selama ini digelontorkan pemerintah kepada pihak sekolah dipergunakan untuk apa saja.

"Kan tiap sekolah ada Dana BOS, itu peruntukannya apa saja? Jangan hanya membebankan ke kita terkait kekurangannya saja, alur penggunaannya pun kita harus tahu juga dong biar fair, jangan ujug-ujug minta sumbangan sukarela. Lebih parahnya, gak ada musyawarah tapi sudah muncul angka 20 ribu rupiah," cetusnya.

Dirinya berharap, pihak Saber Pungli Kabupaten Karawang untuk dapat mendatangi ke sekolah tersebut, karena menurutnya, pungutan yang dilakukan pihak sekolah masuk dalam kategori pungutan liar (pungli).

Sementara itu, menyikapi adanya hal tersebut, pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang pun meminta agar semua aktifitas pungutan serupa dihentikan, serta akan melakukan peninjauan ke sekolah - sekolah, agar tidak terjadi hal demikian.

Hingga berita ini diterbitkan, Jendela Jurnalis belum berhasil menemui Kepala Sekolah maupun pihak SMPN 2 Lemahabang untuk meminta keterangan lebih lanjut terkait adanya permasalahan tersebut. (Pri)*

IMG-20241110-WA0042

Dana BOS di SMPN 1 Cibuaya Untuk Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Diduga Diselewengkan

SMPN 1 Cibuaya

Jendela Jurnalis Karawang - Anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kepada SMP Negeri 1 Cibuaya, Kabupaten Karawang, diduga mengalami penyimpangan. Minggu (10/11/24).

Dugaan tersebut sebagian anggaran dana BOS terutama terkait dengan alokasi dana untuk pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, yang dialokasikan pada pertengahan tahun 2023 hingga 2024.

Sumber terpercaya yang memahami situasi tersebut menyatakan bahwa anggaran BOS untuk pemeliharaan sarana dan prasarana tersebut tidak sepenuhnya digunakan sesuai peruntukan.

"Kalau dalam pembelanjaan anggaran ini tidak ada permainan, maka tidak akan ada lebihnya untuk pihak sekolah," kata sumber yang enggan disebutkan namanya waktu dihubungi via seluler, mengisyaratkan adanya dugaan permainan dalam pengelolaan dana tersebut.

Lebih lanjut, sumber tersebut menambahkan bahwa laporan yang disampaikan pihak sekolah seharusnya mencerminkan transparansi dan akuntabilitas. Namun, dalam kenyataannya, penggunaan dana BOS sering kali sulit untuk dilacak secara rinci.

Diketahui, anggaran tersebut disampaikan dalam laporan pertanggungjawaban melalui aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OMSPAN) yang dilaporkan ke Pemerintah sebesar 88 juta lebih.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak SMP Negeri 1 Cibuaya dan Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang belum memberikan tanggapan resmi terkait dugaan penyimpangan dana BOS ini. (Gun)*

IMG-20241105-WA0046

Kepsek SDN Segaran lll Keluhkan Proyek Pembangunan yang Dinilai Belum Selesai Namun Sudah Ditinggal Pelaksana

Pembangunan SDN Segaran lll

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Proses pembangunan satu ruang kelas baru (RKB) di SDN Segaran III, yang berlokasi di Dusun Sumurjaya, Rt. 12/04, Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang, Jawa barat menyisakan banyak masalah bagi pihak sekolah. Proyek yang dikerjakan oleh CV. Palapa Dig Jaya dengan anggaran sebesar Rp199.750.000,00 tersebut tampaknya belum diselesaikan dengan baik. Selasa (5/11/24).

Kepala SDN Segaran III, H. Usman S.Pd., mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi pembangunan yang belum selesai di kerjakan. H Usman, S.pd. menyampaikan bahwa para pekerja tidak terlihat lagi beraktivitas di lokasi proyek sejak sebulan yang lalu, sementara pekerjaan masih belum rampung. Menurutnya, upaya untuk menghubungi pihak pemborong berinisial DPK juga tidak membuahkan hasil, bahkan hingga saat ini tidak ada kepastian kapan pengerjaan akan dilanjutkan.

“Saya khawatir dengan kondisi kelas yang belum selesai, terutama kaca-kaca yang belum dirapikan. Jika terjadi sesuatu dan siswa menjadi korban, siapa yang akan bertanggung jawab?” keluh H. Usman.

Di lain pihak, masyarakat sekitar turut angkat bicara mengenai kondisi tersebut. Ia menegaskan bahwa persoalan ini tidak bisa diabaikan, terutama karena menyangkut keselamatan para siswa.

“saya tidak bisa membiarkan hal ini terus berlarut-larut, ini menyangkut keselamatan siswa.saya mewakili orang tua siswa meminta agar kontraktor di wilayah Kabupaten Karawang bekerja secara profesional dan bertanggung jawab dalam menjalankan amanah dari pemerintah,” harapnya.

Lebih lanjut, masyarakat menegaskan bahwa dalam waktu dekat, pihaknya akan membawa persoalan ini ke Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang untuk segera mendapatkan penyelesaian.

"Kami akan segera bertindak dan mendesak pihak dinas untuk memastikan proyek ini diselesaikan dengan baik sesuai perencanaan awal. Ini demi keamanan dan kenyamanan siswa dalam menuntut ilmu,” tambahnya. (Gun)*

IMG-20241103-WA0041

Kondisi Sekolah Dianggap Tak Terawat, Pengelolaan Dana BOS di SMPN Satap 1 Cibuaya Dipertanyakan

Kondisi bangunan sekolah SMPN Satap 1 Cibuaya

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Bantuan Operasional Sekolah yang disingkat dengan BOS adalah merupakan program Pemerintah Pusat untuk penyediaan pendanaan biaya non personalia bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam teknisnya, pemerintah pusat dan kabupaten menggelontorkan dana BOS dengan tujuan meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka program wajib belajar 9 tahun yang bermutu.

Selain itu, tujuan khusus dari digelontorkannya Dana BOS adalah untuk membebaskan pungutan, meringankan beban siswa. Semua sekolah yang sudah terdata dalam sistem Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (DAPODIKDASMEN) dipastikan akan menerima Dana BOS.

Dalam penggunaannya, Dana BOS biasanya dibagi dengan beberapa item pengelolaan, antara lain adalah perawatan gedung sekolah, pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mobiler, termasuk pembelian meja dan kursi peserta didik/guru jika meja dan kursi yang ada sudah tidak berfungsi atau jumlah nya kurang mencukupi. Sehingga, selurus siswa dan guru bisa melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan nyaman dan tenang.

Namun dibalik itu, terkadang ada saja permasalahan terkait pengelolaannya, seperti pengelolaan Dana BOS di SMPN Satu Atap (SATAP) 1 Cibuaya, yang bertempat di ,Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten karawang, Jawa Barat yang nampaknya tidak terkelola dengan baik.

Hal tersebut sebagaimana yang diterangkan oleh warga setempat, dimana dirinya melihat ada beberapa bagian tembok yang kondisi cat nya sudah pudar, serta dengan kondisi dinding juga banyak yang retak kan itu bisa dipelihara dari pihak sekolah.

"Terlihat juga keramik lantai sekolah sudah banyak yang rusak, bagai mana kalau ada siswa yang terpeleset lalu jatuh kena kaki atau tangan anak anak yang lagi main kan bahaya," terang warga yang enggan namanya dipublikasikan kepada Jendela Jurnalis. Jum'at (1/11/24).

Dengan kondisi yang diterangkan tersebut, diduga bangunan sekolah seakan tak terawat dengan baik dan seolah dibiarkan begitu saja tanpa adanya upaya perbaikan.

Warga menduga, Oknum Kepala Sekolah juga tidak transparan dalam menggunakan Dana BOS untuk perawatan gedung sekolah seperti cat gedung sekolah, dinding banyak yang retak parah. bantuan operasional sekolah (BOS) untuk perawatan berkala diduga tidak di operasionalkan.

Hingga berita ini diterbitkan, Jendela Jurnalis belum berhasil bertemu ataupun menghubungi Kepala Sekolah SMPN Satap 1 Cibuaya untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut terkait pengelolan Dana BOS di sekolah tersebut. (Team)*

IMG-20241030-WA0001

Berdiri di Kaki Tanggul Citarum, Bangunan PAUD Cahaya Ilmu Jadi Polemik

Bangunan PAUD Cahaya Ilmu

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR – Bangunan PAUD Cahaya Ilmu yang beralamat di Dusun Kenangadua RT. 07/03, Desa Solokan, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat menjadi sorotan publik. Pasalnya, meskipun dalam pembangunannya dibiayai oleh pemerintah, fasilitas Pendidikan Anak Dsia Dini (PAUD) tersebut berdiri di area Kaki Tanggul Citarum. Selasa (29/10/24).

Berdasarkan keterangan seorang Guru PAUD, pendirian gedung tersebut dilakukan atas persetujuan Kepala Dusun setempat. Ia juga menjelaskan, saat hendak mendirikan bangunan pihaknya kesulitan menemukan lahan lain yang tersedia.

“Kami sudah meminta izin kepada Kepala Dusun Pak, karena memang sudah tidak ada lahan lain di sekitar sini. Tanah itu adalah Tanah Negara, bukan hak milik kami atau atas nama PAUD,” ungkap Guru PAUD Cahaya Ilmu kepada media.

Diketahui, bangunan tersebut dibangun karena mendapatkan bantuan pendanaan dari pemerintah. Namun, yang justru menjadi polemik yang berkembang di kalangan masyarakat adalah terkait legalitas lahan yang digunakan.

Bahkan, beberapa elemen masyarakat turut mengkritisi pendirian bangunan tersebut yang memanfaatkan tanah tanpa status kepemilikan resmi atau yang jelas.

Sementara itu, terlepas dari polemik tersebut, sejumlah warga berharap agar masalah ini dapat segera diselesaikan dengan baik tanpa mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM). di PAUD tersebut.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Kepala Dusun maupun pemerintah desa setempat terkait langkah yang akan diambil. (Tinggun)*