Pembangunan Gedung RPS RPL di SMK Negeri 1 Banyusari Karawang Diduga Kangkangi Aturan di RAB
Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Pembangunan gedung Ruang Praktek Siswa (RPS) Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) di SMK Negeri 1 Banyusari, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) dan Pemadanan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) PT. TERDA DATA INDONUSA Tbk. Tahun 2023, diduga kuat dikerjakan tidak sesuai spesifikasi yang ada di Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Bantuan yang diterima oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Banyusari merupakan bantuan APBN 2023 yang dikucurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Sekolah Menengah Kejuruan. Dana yang jumlahnya cukup fantastis tersebut digunakan untuk membangun gedung Ruang Praktek Siswa (RPS) dan belanja pengadaan peralatan praktik siswa sesuai dengan jurusan yang diunggulkan di sekolah tersebut.
Berdasarkan hasil investigasi yang dihimpun Jendela Jurnalis saat mendatangi lokasi sekolah, ditemukan kejanggalan pada pembesian kolom yang berada di 2 (Dua) ruangan tengah yang ukurannya bervariatif, sedangkan besi kolom penyangga dari sudut ke sudut berikutnya berbeda-beda besi, ada besi polos dan besi ulir. Senin (24/7/2023).
Menurut Abdul Haris selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Banyusari mengatakan, dirinya telah menyerahkan pembangun tersebut kepada panitia pembangunan. Dan menurutnya, panitia pembangunan isinya kolaborasi antara komite sekolah dengan pihak sekolah.
Masih menurut Abdul Haris, dirinya memerintahkan kepada panitia pembangunan untuk mempekerjakan orang-orang lingkungan yang biasa bekerja bangunan untuk bekerja dalam proyek tersebut.
Selain itu, untuk masjid dan karang taruna, dirinya juga menyisihkan dari pembelanjaan barang per mobil 10.000 rupiah, bahkan untuk masjid dan karang taruna desa setempat diberikan kesempatan untuk mengirim material dalam istilah nya bagi-bagi rejeki.
"Kita lakukan itu, ya istilahnya buat bagi-bagi rejeki sama orang disekitar sini pak," ucap Abdul Haris kepada Jendela Jurnalis.
Sementara itu, saat Jendela Jurnalis memeriksa lokasi pembangunan, diketahui memang ada pembesian yang berbeda-beda antara ada besi ulir yang dipasang dipinggir dan besi biasa yang dipasang ditengah dengan ukuran yang berbeda pula. Ketua panitia yang juga menjabat sebagai wakil kepala sekolah menjelaskan kepada Jendela Jurnalis, bahwa sebenarnya untuk besi yang ditengah itu tidak ada dalam RAB, dan dipasang berdasar inisiatif saja.
"Untuk besi kolom yang dibuat di tengah itu tidak ada dalam RAB dan pembesian, itu dilakukan berdasarkan inisiatif dari panitia, serta telah dibicarakan dengan konsultan pengawas," jelasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak konsultan pengawas belum dapat dihubungi oleh Team Jendela Jurnalis. (PRI)*