Jendela Berita

IMG-20240907-WA0029

Jelang Pilkada, Ketum F-BUMINU Harapkan Upaya Perlindungan PMI Harus Jadi Program Wajib Kepala Daerah

Ali Nurdin Abdurahman, Ketua Umum Federasi Buruh Migran Nusantara Sarbumusi (F-BUMINU)

Jendela Jurnalis Jakarta – Ali Nurdin Abdurahman, Ketua Umum Federasi Buruh Migran Nusantara Sarbumusi (F-BUMINU), menyoroti peran vital Pekerja Migran Indonesia (PMI) dalam perekonomian nasional. Menurut data Bank Dunia, PMI menyumbangkan devisa negara terbesar kedua setelah sektor Migas, dengan nilai mencapai sekitar 200 triliun rupiah per tahun. Angka ini menunjukkan betapa besar kontribusi PMI tidak hanya terhadap ekonomi nasional, tetapi juga dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah asal mereka.

Namun, Ali Nurdin mengungkapkan keprihatinannya terhadap perlindungan yang masih minim bagi para pekerja migran.

"Sampai saat ini, perlindungan terhadap PMI belum mendapatkan perhatian yang serius. Undang-undang nomor 18 tahun 2017 yang seharusnya melindungi PMI belum terimplementasi dengan baik, terutama di daerah-daerah kantong PMI itu sendiri," ujarnya.

Dalam menghadapi Pilkada Serentak se-Indonesia, Ali Nurdin berharap agar perlindungan dan perbaikan tata kelola penempatan pekerja migran menjadi program wajib para calon kepala daerah, terutama di daerah-daerah yang menjadi kantong PMI. Ia menekankan pentingnya para calon pemimpin daerah untuk memiliki komitmen yang kuat dalam melindungi dan meningkatkan kesejahteraan PMI, yang menjadi tulang punggung devisa negara.

Selain itu, Ali Nurdin juga menyoroti peluang besar yang dimiliki Indonesia dalam menghadapi era Bonus Demografi. "Indonesia saat ini sedang berada dalam era Bonus Demografi, di mana proporsi penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan dengan penduduk non-produktif. Ini adalah peluang besar bagi sektor pekerja migran untuk meningkatkan produktivitas ekonomi serta menjadi solusi dalam mengurai tingginya angka pengangguran di Indonesia," tambahnya.

Menurutnya, pengelolaan yang baik dan perlindungan yang memadai bagi PMI akan membawa dampak positif bagi perekonomian daerah dan nasional. Oleh karena itu, Ali Nurdin mendorong agar isu ini tidak hanya menjadi perhatian pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah daerah, terutama dalam konteks Pilkada 2024.

Dengan komitmen yang kuat dari para pemimpin daerah, diharapkan perlindungan terhadap PMI dapat semakin ditingkatkan, sehingga mereka dapat bekerja dengan tenang dan produktif, serta memberikan kontribusi yang lebih besar bagi kemajuan Indonesia. (red)*

Editor : Nunu Nugraha

IMG-20240907-WA0016

Soroti Pelantikan Sekda Karawang, Praktisi Hukum Menduga Ada Unsur Kepentingan Politik

Ujang Suhana, Praktisi Hukum Karawang

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Detik-detik jelang penetapan pasangan calon (paslon) kontestasi Pilkada Karawang 2024, Bupati Karawang H. Aep Syaepuloh yang juga bakal calon bupati di Pilkada Karawang melantik Asep Aang Rahmatullah menjadi sekretaris daerah (Sekda) pada Jumat (6/9/2024) siang sekira pukul 13.00 WIB.

Namun pelantikan sekda tersebut menuai kritikan tajam dari praktisi hukum Karawang, Ujang Suhana.

Menurut Ujang, wajib hukumnya bagi bupati apalagi yang bersangkutan kembali menyalonkan diri di Pilkada Karawang untuk mengikuti aturan UU RI yang berlaku dan jangan bertindak di luar UU demi Kepentingan politik PILKADA dengan menggunakan Abuse Of Power (penyalahgunaan kekuasaan), namun semestinya harus berdasarkan pada peraturan atau perundang-undangan yang berlaku.

Ia membeberkan sejumlah regulasi di antaranya seperti Pasal 132 A Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 tentang Pemilihan Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

“Bahwa menurut saya dengan berdasarkan uraian diatas, maka jelas pasti akan menjadi obyek sengketa bertentangan dengan Peraturan Perundangan yang berlaku yang telah di atur dengan ketentuan Pasal 71 ayat (1) Undang Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang,” ucapnya.

Ujang menegaskan, dalam aturan itu dalam Pasal 71 ayat (1) Pejabat negara, pejabat daerah, pejabat aparatur sipil negara, anggota TNI/POLRI, dan Kepala Desa atau sebutan lain/Lurah dilarang membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon.

Ujang kembali menjelaskan, oleh karena itu maka di pasal 71, ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016,Tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015, tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undang Pasal 71, ayat (2) berbunyi ‘Gubernur atau Wakil Gubernur, Bupati atau Wakil Bupati dan Walikota atau Wakil Walikota dilarang melakukan penggantian pejabat 6 (enam) bulan sebelum tanggal penetapan pasangan calon sampai dengan akhir masa jabatan kecuali mendapat persetujuan tertulis dari Menteri.
Lalu ayat (4) bahwa Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3) berlaku juga untuk penjabat (Pj.) Gubernur atau Penjabat (Pj) Bupati/Walikota.

“Saya menyatakan secara tegas. Obyek sengketa bertentangan dengan Surat Imbauan Badan Pengawas Pemilu RI (Bawaslu RI) Nomor. 438/ PM/K1/03/2024, atau bertentangan peraturan perundangan yang berlaku , maka sejak tanggal 22 Maret 2024, Gubernur/Kepala Daerah dilarang mengganti pejabat/PNS, kecuali mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Dalam Negeri,” tegasnya.

Ia menambahkan, pelantikan Sekda Karawang potensi mengakibatkan sengketa karena diduga dilakukan demi kepentingan politik dalam Pilakda Karawang 2024 dengan menggunakan Abuse Of Power.

“Bagi pejabat, Gubernur, Bupati/ Walikota yang melakukan pelanggaran UU NO 10 tahun 2016 pasal 71 (2) dan pasal 162 {3} bisa di pidana penjara dan denda dan larang secara UU 6 bulan sebelum penetapan calon yaitu terhitung sejak tanggal 22 Maret 2024 tidak boleh Bupati dan Walikota melaksanakannya,” tutupnya. (red)*

IMG-20240904-WA0128

Terkuak! Pekerjaan Emplacement yang Amburadul di SDN Manggungjaya I Berjalan Tanpa Pengawasan, Ketum LBH Maskar akan Lapor ke Kejari Karawang

H. Nanang Komarudin, S.H., M.H., Ketua Umum LBH Maskar Indonesia

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Menindak lanjuti pemberitaan sebelumnya, tentang hasil pelaksanaan proyek emplacement di SDN Manggungjaya I yang amburadul bermotif batik akibat dari banyaknya retakan-retakan, Jendela Jurnalis kemudian menghubungi pihak konsultan yang mengawasi pekerjaan tersebut atas arahan dari Kabid Pendas (Pendidikan Dasar) pada Disdikpora (Dinas Pendidikan dan Olahraga).

Akan tetapi, setelah Jendela Jurnalis berkomunikasi dan bertemu dengan Jay selaku pihak konsultan yang di maksud, akhirnya terungkap bahwa dirinya beserta tim konsultan CV. Gama bukanlah pihak yang merencanakan dan mengawasi pekerjaan tersebut.

Dibalik itu, Jay menjelaskan bahwa sebelumnya ada mandor yang mengabari terkait akan dimulainya pekerjaan emplacement di SDN Manggungjaya I. Namun setelah pihaknya melakukan pengecekan data, diketahui bahwa tidak kontrak untuk CV. Gama atas pekerjaan di lokasi tersebut.

"Hanya memang, sebelum pekerjaan dimulai, Mandor Ebod ada kirim WA (pesan WhatsApp) ke saya, memberitahukan bahwa pekerjaan akan dimulai. Serta Ebod pun mengirimkan gambar-gambar lokasi yang telah dipasangi begisting. Akan tetapi, ketika saya cek di data, ternyata untuk sekolah SDN Manggungjaya I tidak ada dalam kontrak kami," papar Jay. Rabu (4/9/24).

Sementara itu, berdasar keterangan dari Jay, setelah pihaknya memeriksa data, belakangan diketahui bahwa ternyata yang merencanakan proyek tersebut adalah pihak dari CV. Mitra Graha Konsultan. Sehingga, Jay menegaskan bahwa seharusnya yang mengawasi pekerjaan tersebut pun adalah pihak dari CV. Mitra Graha.

Dengan adanya kejadian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kabid Pendas selaku KPA (Kuasa Pengguna Anggaran), ternyata tidak mengetahui dengan jelas siapa konsultan yang mengawasi pekerjaan tersebut. Artinya, pekerjaan tersebut akhirnya berjalan tanpa pengawasan dari pihak dinas maupun konsultan, sehingga besar dugaan bahwa pemborong dapat dengan leluasa dan bekerja seenaknya untuk mencari keuntungan tanpa memikirkan kualitas dari hasil pekerjaan tersebut.

Akibatnya, baru 2 hari selesai dikerjakan saja emplacement tersebut telihat banyak retakan. Bahkan, yang paling mencolok adalah penampakan betonnya yang berwarna putih berbalut serbuk seperti terigu, dan bisa terbang ketika tertiup angin layaknya debu halus diatas permukaan emplacemet.

Untuk konfirmasi lanjutan, Jendela Jurnalis kemudian kembali mencoba menghubungi Yanto selaku Kabid Pendas sekaligus KPA dalam proyek tersebut. Akan tetapi, hingga berita ini diterbitkan, dirinya belum bisa dihubungi serta tidak mengangkat saat ditelepon.

Atas adanya kejadian tersebut, akhirnya menuai sorotan dan kritik dari H. Nanang Komarudin, S.H., M.H., selaku Ketua Umum LBH Maskar Indonesia. Dalam komentarnya, Ia menduga adanya unsur kongkalikong antara pihak dinas dengan pemborong, Selain itu, Ia menegaskan bahwa pihaknya akan melaporkan adanya temuan tersebut kepada pihak APH (Aparatur Penegak Hukum).

"Kalau itu tidak diperbaiki tapi dibayar oleh dinas ke pemborong, besar kemungkinan telah terjadi kongkalikong ataupun kolusi yang mengakibatkan adanya kerugian uang negara. Sebagai warga negara, kami siap melaporkan hal ini ke Kejaksaan Negeri Karawang," tegasnya.

Lebih lanjut, Ia juga meminta agar Kabid Pendas selaku KPA, wajib untuk turun melakukan sidak kelapangan atas hasil pekerjaan tersebut.

"Kabid Pendas harus mengambil sikap, karena pekerjaan tanpa pengawasan tidak boleh dicairkan. Apalagi hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi yang tertera di RAB," pungkasnya. (Team)*

IMG-20240904-WA0129

Romantis, Mantan Bupati dan Wakil Bupati Karawang Bersatu Dukung Acep – Gina di Pilkada 2024

Cellica - Jimmy (Mantan Bupati dan Wakil Bupati Karawang)

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Mantan Bupati dan Wakil Bupati Karawang Periode 2015 - 2020, Cellica Nurrachadiana - Ahmad Zamakhsyari kembali turun gunung berduet di Pilkada Karawang 2024.

Kali ini keduanya bukan berperan sebagai kandidat pilkada, melainkan sebagai timses pasangan Acep Jamhuri - Gina Fadlia Swara.

Selain Cellica - Jimmy, ada juga mantan Bupati Karawang, Dadang S Muchtar dan H. Ade Swara yang ikut mendukung pencalonan Acep - Gina.

Diketahui, Cellica merupakan Anggota DPR RI Dapil Jabar 7 dari Partai Demokrat yang mendukung pencalonan Acep - Gina. Bahkan Cellica dipercaya langsung parpol koalisi untuk menjadi Ketua Tim Pemenangan Acep - Gina.

Cellica dikabarkan memiliki hubungan emosional baik dengan Acep Jamhuri sejak ia masih menjabat sebagai Bupati Karawang 2 periode.

Di masa pemerintahan Cellica, sosok Acep dikenal sebagai ASN yang handal hingga akhirnya menjabat sebagai Sekda.

Sementara Ahmad Zamakhsyari (Kang Jimmy) merupakan kader Partai Gerindra yang ikut berkontribusi besar memenangkan Prabowo - Gibran di Karawang pada Pilpres 2024 kemarin.

Partai Gerindra yang mengusung kader terbaiknya Gina Fadlia Swara di Pilkada Karawang 2024, akhirnya mengharuskan Kang Jimmy kembali turun gunung untuk memenangkan pasangan Acep - Gina.

"Yang paling penting dalam hidup adalah menjalin hubungan, menjadi seorang manusia yang baik, dan memberikan arti dalam kehidupan orang lain,"

"Hatur nuhun Kang ahmadzamakhsyari atas silaturahminya siang tadi," tulis Cellica, dalan akun instagram pribadinya saat bertemu dengan Kang Jimmy.

Sementara saat bertemu dengan Acep Jamhuri pada Rabu (4/9/2024), Kang Jimmy menegaskan bahwa ia sudah berijtihad untuk memenangkan pasangan Acep - Gina di Pilkada Karawang 2024.

"Untuk dan atas nama Partai Gerindra, saya sudah berijtihad untuk berjuang maksimal memenangkan sahabat Acep Jamhuri dan Teh Gina menjadi Bupati dan Wakil Bupati Karawang 2024 - 2029,"

"Bismillah Kang jadi Bupati Karawang. Bismillah-keun, gaskeun, abringkeun, jadikeun!," kata Kang Jimmy kepada Acep Jamhuri. (red)*

IMG-20240903-WA0034

Emplacemet Bermotif Batik di SDN Manggungjaya l Bikin Geger Publik, Pihak Konsultan Malah Tak Tahu Siapa Pemborongnya

Kondisi emplacement (insert: papan informasi pekerjaan)

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Emplacement Halaman SDN Manggungjaya I yang terletak di Dusun Krajan Barat, RT. 001/003, Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, kini sedang ramai menjadi perbincangan warga setempat dan wali murid. Hal tersebut disebabkan karena emplacement halaman sekolah tersebut unik, semacam hiasan betonisasi berbatik ataukah terobosan terbaru dari Disdikpora (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga) Kabupaten Karawang. Selasa, (3/9/24).

Hiasan-hiasan betonisasi atau emplacement halaman tersebut memang terpampang nyata berada di halaman sekolah SDN Manggungjaya I, garis-garis yang acak yang diperkirakan terbuat dari cairan semen yang membentuk pola-pola unik atau bermotif batik.

Proyek emplacement halaman sekolah dasar negeri manggungjaya I yang dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Karawang Tahun Anggaran 2024 dengan nomor SPK : 027.03.PPK./SPK/PENDAS-4937727/Vlll/2024, untuk nilai kontrak pekerjaan sebesar Rp.142.244.000.00,- dengan penyedia jasa CV.ANGKA WIJAYA PERSADA.

Hiasan betonisasi atau emplacement halaman sekolah SDN Manggungjaya I yang bermotifkan batik tersebut menuai kontroversi dari warga setempat atau wali murid. Bahkan ada yang mengomentarinya dengan dikemas sindiran.

"Halaman sekolah SDN Manggungjaya I kemarin sesudah dibangun belum ada garis-garis semacam motif batik seperti ini, apakah seperti ini model betonisasi emplacement bermotif batik di tahun 2024, ataukah ini terobosan terbaru dari dinas terkait," ujar NN (inisal) sambil tertawa terbahak-bahak. Senin (2/9/24).

Lebih lanjut, NN menyindir bahwa tak hanya menyerupai batik saja, ini juga terdapat motif-motif lain yang tak kalah indahnya dengan motif batik dari kain sutra, hingga akhirnya NN mengungkapkan kekecewaannya serta mempertanyakan apakah pekerjaan tersebut memang gagal kontruksi?.

"Sayang, uang negara terkesan dihamburkan untuk pekerjaan yang diduga tidak berkualitas seperti ini," ungkapnya.

NN menduga, proses pekerjaan maupun material yang diduga digunakan tidak sesuai dengan rancangan atau rencana bangunan. Sehingga dalam waktu singkat saja, emplacement halaman SDN Manggungjaya I itu sudah mengalami kerusakan.

"Sebagai masyarakat yang memiliki kewenangan untuk turut mengawasi proses pembangunan yang menggunakan uang rakyat, kami minta agar pihak terkait turun ke lapangan dan cek emplacement halaman SDN I Manggungjaya ini," tegasnya.

Ia juga meminta agar tagihan pekerjaan itu jangan dibayar dahulu oleh Pemerintah Kabupaten Karawang. Dimana pelaksana pekerjaan emplacement dinilai tidak serius dalam mengerjakan kewajibannya sebagaimana yang tertuang di dalam RAB (Rencana Anggaran Biaya), juga harus diberikan sanksi.

"Bila perlu, seret secara pidana bila ada indikasi terjadinya hal itu," imbuhnya.

Hal tersebut senada dengan yang dikeluhkan oleh salah satu Guru SDN Manggungjaya I kepada jendralnews.co.id, dirinya merasa kecewa dengan melihat hasil pekerjaan yang baru saja selesai dua hari, namun sudah terlihat retak-retak.

"Terlihat betonisasi ngepruy kaya tepung, apakah ini kurang air atau kelebihan air atau malah kurang profesional CV tersebut dalam bekerja," ujar seorang Guru yang namanya enggan dipublikasikan.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Cecep Mulyawan saat dikonfirmasi tertulis terkait pekerjaan emplacement di SDN Manggungjaya I yang retak-retak tersebut, Ia mengarahkan untuk melakukan konfirmasi ke PPK. Lalu, saat ditanya terkait siapa KPA nya. Plt Kadis menjawab, "Pak Kabid Pendas," ujarnya.

Disisi lain, Yanto selaku Kabid Pendas (Pendidikan Dasar) saat dikonfirmasi hanya menimpali singkat serta akan mengeceknya.

"Siap, mau di cek dulu, "singkatnya. Selasa, (3/9/24).

Adapun berdasarkan keterangan Jay selaku pihak konsultan yang ditunjuk oleh Dina untuk merencanakan dan mengawasi pekerjaan tersebut dirinya membenarkan bahwa timnya yang mengawasi pekerjaan emplacement tersebut.

"Akan tetapi hari ini tim saya yang mengawasi pekerjaan sedang izin, jadi tidak bisa saya hubungi untuk dimintai penjelasannya. Adapun siapa pemborong nya, saya juga belum tahu," tutur Jay.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak pelaksana atau pemborong belum berhasil dikonfirmasi untuk dimintai keterangannya. (Pri)*

IMG-20240901-WA0056

Pj Bupati Aceh Barat Gelar Pembukaan Cabor Softball pada PON XXI Aceh – Sumut

Seremonial pembukaan cabang olahraga Softball

Jendela Jurnalis Meulaboh, ACEH BARAT - Penjabat (Pj) Bupati Aceh Barat, Drs. Mahdi Efendi, secara resmi memulai pertandingan cabang olahraga (cabor) softball pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024. Pembukaan ini ditandai dengan seremonial pemukulan bola di Lapangan Teuku Umar, Aceh Barat, Minggu (01/09/2024)

Acara tersebut dihadiri oleh pejabat daerah, perwakilan KONI Aceh Barat, pengurus cabang olahraga, serta masyarakat setempat yang antusias mengikuti kegiatan tersebut.

Mahdi mengatakan pembukaan pertandingan softball ini menjadi momentum penting bagi perkembangan olahraga di Aceh Barat. Ia juga menekankan bahwa momen ini merupakan kesempatan bagi daerah untuk berkontribusi dalam kemajuan olahraga di tingkat nasional.

"Pembukaan pertandingan perdana cabang olahraga softball pada PON XXI Aceh-Sumut 2024 yang di gelar di Aceh Barat ini tentunya menjadi momentum yang sangat bersejarah dan membanggakan bagi kita semua. Ini juga menjadi bagian dari upaya kita untuk turut menyukseskan pelaksanaan PON XXI," ujar Mahdi.

Kata Mahdi, Pada PON XXI tahun ini, Kabupaten Aceh Barat akan memperlombakan dua cabang olahraga, yakni handball dan softball, yang akan berlangsung selama 7 hari sejak tanggal 1 hingga 7 September mendatang. Kedua cabang olahraga tersebut diharapkan dapat meningkatkan semangat berolahraga di kalangan masyarakat, sekaligus mendorong prestasi para atlet untuk berprestasi di level nasional, imbuhnya

Mahdi juga menekankan pentingnya perkembangan olahraga sebagai sarana untuk membangun karakter dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Ia berharap melalui pertandingan softball ini, minat dan partisipasi masyarakat terhadap olahraga semakin meningkat, serta dapat menjadi wadah bagi para atlet dari berbagai daerah untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka.

"Pertandingan softball ini akan menjadi ajang kompetisi yang diharapkan dapat melahirkan atlet-atlet berprestasi, sekaligus memperkuat semangat kebersamaan dan sportivitas di kalangan masyarakat Aceh Barat," tandasnya.(M.Jamil)*

IMG-20240901-WA0024

Padi di Area Pesawahan Blang Seumasang Mulai Menetas, Petani Harapkan Hasil Panen Melimpah

Area Pesawahan di Blang Seumasang Gampong Ladang

Jendela Jurnalis Aceh Barat, ACEH - Wilayah pesawahan di Blang Seumasang, Gampong Ladang, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat kini mulai terlihat menetaskan biji / buah. Sehingga, para petani juga mulai disibukkan dengan memberikan perawatan extra serta menjaganya dari gangguan hewan yang dianggap hama seperti burung pipit. Minggu (1/9/24).

Hal tesebut diungkapkan oleh Muhammad, yang dimana dirinya merupakan salah satu petani yang memiliki lahan pertanian di Gampong Ladang.

Muhammad mengatakan, musim tanam padi di Area Blang Seumasang kali ini dilakukan secara serentak, artinya waktu panen pun tentu dirinya berharap akan berjalan secara serentak.

Lebih lanjut, Muhammad menuturkan bahwa sebelumnya area pesawahan disana dilanda musim kemarau panjang, hal tersebut berdampak pada pemberian pupuk, sehingga tanaman padi menjadi kurang subur tak ada air (gambut).

Bukan hanya dikatakan Muhammad, beberapa petani lainnya pun mengeluhkan bahwa kondisi tersebut membuat petani merasa kesulitan. Namun, mereka tetap optimis berharap agar hasil panennya memuaskan dan melimpah.

"Kondisi padi tampak kekurangan air saat umur padi masih rendah. Namun, para petani tetap yakin untuk mendapat hasil panen yang bagus melimpah," ucap petani lainnya. (Muhibbul Jamil)*

IMG-20240623-WA0006-1024x682

Jalan Tuparev Dikucuri CSR PT. JSP, Sementara Warga Cilamaya Mengaku Hanya Dapatkan Penderitaan dan Kecemasan

PLTGU PT. JSP (insert: Pri)

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa-1 berkapasitas 1.760 Mega Watt (MW), yang dikelola PT. JSP berdiri dan berdomisili di Desa Cilamaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang. Namun, saat mendengar adanya pengelolaan CSR (Coorporate Social Responsibility) PT. JSP yang dikucurkan di Jalan Tuparev akhirnya menuai polemik dan kekecewaan dari masyarakat Cilamaya yang berada dilingkungan berdirinya PLTGU tersebut.

Masyarakat menilai, PT. JSP telah menyakiti hati pemuda dan warga masyarakat Desa Cilamaya dan Desa Mekarmaya, dan terkesan seolah menganaktirikan dengan hanya memberikan bayangan penderitaan dan kecemasan atas dampak buruk dari berdirinya proyek PLTGU tersebut.

Hal tersebut dilontarkan oleh Pri, dimana dirinya merupakan salah satu warga Dusun Keserut, Desa Mekarmaya, yang rumahnya sangat dekat dengan berdirinya PLTGU PT. JSP tersebut.

"Jangan menganaktirikan kami, selama ini apa yang kami dapatkan? Hanya penderitaan dan bayangan kecemasan dari dampak buruk yang mungkin bisa saja terjadi kapanpun," keluhnya. Sabtu (31/8/24).

Pri menyebut, pendistribusian CSR tersebut tidak tepat sasaran, karena selama ini masyarakat sekitar disekitar hampir setiap hari terkena imbas oleh suara bising dari corong uap PLTGU tersebut.

"Kenapa harus ada CSR didalam sebuah perusahaan? Karena kita ketahui bersama bahwa itu adalah sebuah respon dari sebuah perusahaan kepada warga terdampak, supaya tidak terjadi gejolak sosial," ungkapnya.

Lebih lanjut, Pri menegaskan bahwa seharusnya penerima CSR dengan persentase terbesar adalah warga terdampak dari sebuah usaha yang dijalankan. Artinya, jika PT. JSP atau PLTGU mendapat untung (misalnya) melalui penyertaan modal, tentu yang paling layak mendapatkan adalah warga sekitar mega proyek tersebut.

“Bukan malah CSR itu dinikmati warga yang jauh dari area PLTGU, wong namanya aja PLTGU Cilamaya, kenapa CSR nya di jalan Tuparev?," tegasnya.

Pria yang akrab disapa dengan panggilan Bang Pri tersebut juga menjabarkan, bahwa semua program CSR yang diusulkan PT. JSP ke Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Karawang hanya sebatas sinkronisasi, agar tidak terjadi tumpang tindih dengan kegiatan Pemerintah Desa (Pemdes), Kabupaten (Pemkab) baik tingkat provinsi (Pemprov) maupun program pusat.

“Bukan kemudian Bappeda yang menentukan sesuai kemauan Pemkab. Ini yang harus dipahami,” tandasnya.

Apalagi, jika semisal (contoh) sekarang ini ada program CSR yang ditangani oleh salah satu dinas, menurutya itu tidak tepat. Walau bagaimanapun, sebaiknya program tersebut tetap perusahaan yang melakukan proses penyalurannya, baik melalui lelang, bidding (penawaran), atau lainnya.

"Biar dinas terkait melaksanakan pekerjaan yang berbasis pada APBD saja. wong silpanya saja banyak, kok malah nambah pekerjaan lain,” sindirnya. (Nunu)*

IMG-20240831-WA0124

CSR PT. JSP Dikucurkan di Jalan Tuparev, Ketua LSM Lodaya Sebut Pengelola Tidak Profesional

Nace Permana, Ketua LSM Lodaya

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSLP/CSR) PT Jawa Satu Power (PT JSP) di Jalan Tuparev, Kecamatan Karawang Barat tuai polemik dan kritik publik Karawang.

Pasalnya, publik menilai lokasi PT JSP ada di Kecamatan Cilamaya Wetan yang semestinya pelaksanaan CSR perusahaan tersebut ada di Cilamaya namun faktanya pelaksanaan CSR PT JSP dialihkan untuk penataan Jalan Tuparev Kecamatan Karawang Barat.

Kritikan tersebut dipertegas oleh Ketua LSM Lodaya, Nace Permana. Bahkan menurutnya, CSR PT JSP di Jalan Tuparev sarat dengan kepentingan tertentu.

“Ya pasti (ada kepentingan), sekarang yang menjadi motif CSR itu dipindahkan ke Jalan Tuparev apa? Itu kan pasti ada motif, kalau sudah bicara motif pasti bicara kepentingan,” kata Nace kepada media, Sabtu (31/8/2024) siang.

Nace mengaskan, apabila kepentingannya adalah untuk masyarakat mestinya lokasi CSR PT JSP itu ada di Cilamaya karena masyarakat terdampaknya ada di Cilamaya.

“Jalan rusak masih banyak di Cilamaya, masyarakat miskin juga masih banyak di sana, nah kenapa tidak mereka yang didahulukan. Bukan di Jalan Tuparev karena itu bukan jalan rusak dan tidak urgen yang harus dirubah, toh selama ini jalan Tuparev juga masih bagus dan layak dilalui,” ujarnya.

Nace meminta pihak Forum CSR harus bertanggung jawab atas polemiknya CSR PT JSP.

“Forum CSR harus transparansi dan harus bisa berikan klarifikasi kepada warga Cilamaya, jangan sampai nanti ada pergerakan dari masyarakat Cilamaya karena mereka merasa dianak-tirikan,” tegasnya.

Nace menambahkan, adanya polemik CSR  PT JSP di Jalan Tuparev merupakan bentuk pengelolaan CSR yang tidak professional.

“Ini merupakan kesalahan besar dalam sisi tata Kelola keuangan, harusnya Forum CSR berpikir bijak, masyarakat terdampak yang harus diutamakan,” tuturnya.

Nace juga menilai, polemik CSR PT JSP di Jalan Tuparev bukan kesalahan di pihak perusahaan, tetapi di pihak Forum CSR. Ketika perusahaan telah keluarkan CSR artinya sudah ada bentuk kepedulian terhadap masyarakat sekitar.

“Tinggal (ditelurusi) bergesernya uang ini dari perusahaan ke Forum CSR dikemanakan, kecauali kalau memang pengelolaannya langsung ditangan perusahaan, kalaupun pengelolaannya ada diperusahaan tentunya ada titik kepantasan mengapa lokasi CSR-nya ada di Jalan Tuparev,” tutupnya. (red)*

IMG-20240830-WA0085

Tuai Sorotan, Pembelian Alat Berat dan Amphibious Oleh Dinas PUPR Dinilai Berlebihan Dibanding Permasalahan Serius Lainnya di Karawang

Bupati Karawang saat meninjau pelaksanaan uji coba excavator amphibius di Pesisir Pantai Ciparagejaya, Kecamatan Tempuran. Kamis (29/8/24).

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Kepala Dinas PUPR bersama Bupati Karawang melakukan peninjauan uji coba penurunan atau pengoperasian alat berat berupa excavator jenis amphibious di wilayah Pesisir Pantai yang terletak di Desa Ciparagejaya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang. Kamis (29/8/24).

Dalam kesempatannya, Bupati menjelaskan hahwa pengadaan alat tersebut merupakan upaya pemerintah, agar kebutuhan dalam setiap pengerjaan pengerukan saluran maupun yang lainnya dapat terpenuhi dengan baik, khususnya dengan memiliki alat yang memadai untuk di medan sulit seperti di wilayah muara laut.

Ditempat yang sama, H. Rusman selaku Kepala Dinas PUPR saat dimintai keterangannya oleh Jendela Jurnalis menjelaskan bahwa alat tersebut merupakan pembelian baru. Bahkan, alat tersebut didatangkan langsung oleh pihak penjual lengkap dengan teknisinya untuk dilakukan uji coba di area perairan Ciparagejaya.

"Itu beli baru, barangnya langsung dibawa ke sini dalam rangka uji coba perdana," ucapnya saat diwawancarai Jendela Jurnalis di lokasi uji coba. (29/8/24).

Lebih lanjut, saat ditanyakan alat apa saja yang dibeli dalam pengadaan tersebut, H. Rusman mengatakan bahwa telah dilakukan pembelian 1 unit excavator amphibious dan 2 ponton.

Ketika disinggung mengenai berapa nilai dari pembelian alat berat tersebut, Ia menerangkan bahwa pihaknya telah melakukan proses pembelian dengan nominal yang tak sedikit, yaitu berada dikisaran belasan miliar rupiah.

Namun, belakangan hal tersebut akhirnya menimbulkan polemik, dimana pembelian alat berat tersebut dinilai tidak terlalu urgent dan terkesan berlebihan dibandingkan dengan permasalahan lainnya yang ada di Kabupaten Karawang.

Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu pengunjung yang turut menyaksikan berjalannya proses uji coba alat berat tersebut. Dirinya mengungkapkan bahwa permasalahan infrastruktur untuk kepentingan masyarakat umum masih sangat banyak. Salah satunya seperti permasalahan banjir di Karangligar, Abrasi di Cemarajaya, serta permasalahan lainnya.

"Kalo saya rasa, pembelian amphibious untuk di Ciparagejaya ini terlalu berlebihan. Padahal masih banyak permasalahan lainnya yang dirasa lebih penting dan urgent semisal permasalahan banjir di Karangligar, Abrasi di Cemarajaya, Akses jalan ke Tanjung Baru yang hancur, dan masih banyak infrastruktur lainnya yang masih memerlukan perhatian," ungka salah seorang pengunjung disekitar pesisir pantai yang enggan namanya dipublikasikn tersebut kepada Jendela Jurnalis.

Selain itu, Ia menilai, penggunaan anggaran tersebut kurang bijak, sehingga Ia pun malah merasa aneh dan melontarkan pertanyaan yang ada dibenaknya berkaitan dengan proses pencalonan Bupati selaku petahana dalam Pilkada yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

"Padahal, kalau uang belasan miliar itu dipergunakan secara lebih bijak, bisa saja dibagi dan dialokasikan untuk menangani permasalahan serius lainnya, agar semua tertangani. Atau apa emang karena ini moment menjelang pilkada? Kalau begitu mah ini jadinya malah terkesan dijadikan ajang untuk meraih simpati masyarakat disini," pungkasnya.

Sementara itu, Kabun, S.Pd.I., selaku Kepala Desa Ciparagejaya saat dimintai tanggapannya mengenai realisasi pengadaan alat berat tersebut, dirinya mengaku sangat berterimakasih kepada Dinas PUPR dan Khususnya kepada Bupati Karawang. Namun, saat disinggung mengenai kontrak politik, Kabun menyebut dan mengelak bahwa dirinya tidak memiliki kontrak politik apapun dengan Bupati. (Nunu)*