Tercemarnya Kali Cilamaya dan Berkurangnya Tangkapan Ikan, Nelayan Pesisir Cilamaya Mengeluh
Jendela Jurnalis Karawang, JABAR – Warga dari wilayah Pesisir Cilamaya yang berprofesi sebagai nelayan mengeluhkan terkait berkurangnya hasil tangkapan ikan di perairan sekitar wilayah yang berlokasi tak jauh dari lokasi PLTGU Cilamaya. Atas dasar hal tersebut, mereka berkumpul membahas perencanaan aksi lanjutan untuk menuntut hak-haknya yang merasa dirugikan oleh PT. JSP. Rabu (16/10/24).
Acara tersebut dihadiri kurang lebih 200 Nelayan, juga dihadiri oleh Direktur Eksekitif Walhi Jawa Barat beserta jajarannya, serta didampingi oleh Tim Advokasi Serikat Nelayan, H. Elyasa Budianto, S.H.
Selain warga yang berprofesi sebagai nelayan, acara tersebut juga dihadiri oleh warga dari sekitar jalan Cikalong – Cilamaya, yang turut merasa dirugikan oleh adanya mega proyek PLTGU tersebut.
Dalam kesempatannya, Elyasa menuturkan bahwa penderitaan masyarakat Cilamaya dan sekitarnya sangat sempurna, mulai dari menghitamnya Kali Cilamaya, hingga berdampak pada hasil tangkapan ikan dan pencemaran lingkungan.
“Sekarang ini, yang kita bahasa adalah tentang Kali Cilamaya yang menghitam dan adanya JSP yang keduanya sama-sama mengakibatkan berkurangnya hasil tangkapan ikan nelayan,” tuturnya.
Hal senada pun diungkapkan oleh Sadeli selaku Ketua Serikat Nelayan Cilamaya, yang menyebutkan bahwa secara perlahan, pihaknya membangun kekuatan nelayan untuk berkumpul seperti sekarang ini. Tujuannya adalah untuk menyatukan persepsi, berbagi pengalaman dan keluhan.
“Karena, adanya pencemaran lingkungan pun terasa sangat berpengaruh. Contohnya, untuk tangkapan ikan pun biasanya kita dapet 15 – 30 kilo walaupun hanya di area pinggiran, sekarang paling banyak cuma 3 kilo saja,” ungkapnya.
Sementara itu, pihak dari Walhi mengaku siap mendukung penuh langkah dari para nelayan, untuk memperjuangkan hak-haknya kepada pihak yang dituju. (Team)*