Jendela Daerah

IMG-20230804-WA0059

Dinas PUPR Diharap Ambil Tindakan Tegas, Denda Dan Hentikan Pelaksanaan Pekerjaan CV. Sukma Wijaya Kusuma Yang Habis Masa Kerja

Papan informasi pekerjaan

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Dalam rangka percepatan pembangunan, Pemkab Karawang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) tengah gencar menggelar pelaksanaan pembangunan infrastruktur, baik perbaikan drainase maupun sarana penunjang lainnya.

Seperti pelaksanaan pengerjaan Penurapan Saluran Tersier Blok Amih Dusun Bengle RT. 03/02 Desa Pancakarya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang dengan panjang 2 X 123.50 Meter dan Tinggi 1.00 Meter yang dikerjakan oleh CV. SUKMA WIJAYA KUSUMA dengan nominal anggaran sebesar Rp. 189.140.00,- yang bersumber dari APBD Kabupaten Karawang dengan waktu pelaksanaan 60 hari tertanggal 5 Juni hingga 3 Agustus 2023.

Namun sangat disayangkan, entah karena waktu pelaksanaan yang diduga molor ataupun faktor lainnya, berdasar pantauan Jendela Jurnalis pada 4 Agustus 2023, pekerjaan tersebut belum juga rampung.

Berdasarkan hal tersebut, pihak dinas PUPR di harap mengambil tindakan tegas terhadap CV Sukma Wijaya Kusuma dengan memberikan sangsi denda sesuai dengan pasal 120 perpres 70 tahun 2012, karena di nilai CV tersebut tidak dapat melaksanakan tanggung jawab menyelesaikan pekerjaan nya sampai habis masa pengerjaan seperti yang tertera dalam kontrak, serta pihak PUPR harus menghentikan pekerjaan tersebut.

Diduga untuk menghindari sangsi denda dan lebih fatal nya penghentian pekerjaan, pihak CV Sukma Wijaya Kusuma melakukan pekerjaan secara terburu buru dan diduga karena alasan kejar target, hal tersebut tentunya akan berdampak pada kualitas pekerjaan yang dinilai buruk. Bahkan dari hasil investigasi Jendela Jurnalis, ditemukan bahwa proses pemlesteran badan pondasi turap dilakukan dalam keadaan tergenang air, sehingga dikhawatirkan hal tersebut akan membuat kualitas bangunan yang buruk.

Kondisi fisik pekerjaan

Terkait hal tersebut, AS (inisial) yang merupakan salah satu warga sekitar mengomentari hal tersebut, menurutnya jika dilihat dari awal, bahkan, dirinya juga mengungkapkan bahwa turap tersebut juga minim galian.

"Itu waktu pertama mulai ngebangun juga saya lihat galiannya dangkal, coba diukur saja dari dasar pak itu tingginya ada berapa, itu kan pekerjaan lanjutan dari turap yang sebelumnya, dari sambungan lanjutannya aja ini lebih pendek dari yang dulu. Kalo kerjaannya seperti ini nanti kualitas dari bangunannya jelek dong, apalagi kelihatannya dikerjakan secara terburu-buru," ungkap AS.

Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, redaksi belum berhasil menghimpun keterangan dari pihak pelaksana, sehubungan dengan tidak tercantumnya alamat resmi dari kantor CV yang mengerjakan proyek tersebut.

Diharapkan, agar pengawas dari dinas terkait segera mengambil tindakan atas adanya pekerjaan yang melewati batas tanggal dalam kontrak sebagaimana tercantum dalam papan informasi, juga mengenai spesifikasinya. (NN)*

IMG-20230804-WA0050

Proyek Pembangunan Turap di Desa Ciparagejaya Tanpa Papan Informasi dan Dikerjakan Bercampur Genangan Air

Kondisi pekerjaan yang tergenang air

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur, pemerintah dari tingkat pusat hingga daerah terus menggelontorkan anggaran guna menunjang pemerataan pembangunan untuk di tiap daerah.

Seperti pekerjaan penurapan atau pembangunan TPT (Tembok Penahan Tanah) yang tengah dikerjakan di dekar area tambak Desa Ciparagejaya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang. Jum'at (4/8/2023).

Saat Jendela Jurnalis menjalankan tugas sebagai sosial kontrol dilokasi tersebut, tampak ada pengerjaan pembangunan TPT. Namun dilokasi tersebut tak tampak papan informasi terkait darimana sumber anggaran pembangunan TPT yang tengah dikerjakan tersebut.

Selain itu, proses pemasangan batu dan adukan semen dalam kondisi banjir, padahal ada rucuk/kisdam, namun terlihat air masih menggenangi pondasi pemasangan batu yang belum diplester. Padahal, dengan pemasangan material batu dan adukan dengan kondisi tersebut tidak akan maksimal jika kondisi dasar dalam keadaan berair, hal tersebut dikhawatirkan akan berdampak pada kualitas pondasi TPT yang buruk.

Untuk mendapatkan kejelasan informasi, Jendela Jurnalis kemudian mendatangi kantor desa Ciparagejaya, namun kepala desanya sedang tidak berada dikantor, dan salah satu aparat desa yang ditanyai pun mengaku tidak tahu menahu tentang proyek tersebut.

Kades Ciparagejaya, saat dihubungi melalui Pesan WhatsApp pun nomornya sudah tidak aktif, kemungkinan telah ganti nomor yang baru.

Sangat disayangkan, padahal publik berhak tahu informasi tentang sebuah pekerjaan, terkait darimana anggarannya, siapa pelaksananya dan berapa besaran anggarannya. Agar masyarakat pun dapat ikut mengawasi jalannya pekerjaan agar terhindar dari korupsi. (NN)*

IMG-20230804-WA0007

Dua Bulan Tak Ngantor Hingga Dapatkan Teguran, Asen Oknum ASN Staff di Kecamatan Banyusari Tetap Bandel

Asen, Oknum ASN Staff di Kecamatan Banyusari

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Inilah sosok Oknum salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) bertugas sebagai Staff dikantor Kecamatan Banyusari Kabupaten Karawang yang dikabarkan sudah dua bulan berturut-turut tidak masuk kerja tanpa alasan jelas bernama Asen warga Desa Gempolkolot, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang. Asen saat itu diangkat sebagai PNS pada massa Presiden SBY, kala itu ada program Sekretaris Desa dingkat menjadi PNS, dimana yang bersangkutan sebelumnya bekerja di Desa Gempolkolot sebagai Sekdes. Jum'at (4/8/2023).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Asen bakal memasuki masa pensiunnya yang tinggal 9 bulan lagi, bukannya lebih giat bekerja ini malah mangkir dari kewajibannya. Apakah mungkin karena alasan akan memasuki massa pensiun atau ada persoalan pribadi lainnya. Kalau penyebab mangkirnya kerja karena akan memasuki masa pensiun, waktunya masih begitu lama sekitar 9 bulan lagi.

Menanggapi permasalahan itu, Sekcam Banyusari Ifan sebelumnya mengatakan, pihak kecamatan dalam hal ini dirinya telah melakukan teguran dan pembinaan kepada Asen, baik secara tertulis maupun datang langsung kerumahnya. Namun yang bersangkutan bandel tetap tidak mau ngantor.

"Sudah dikasih teguran secara tertulis 2 kali. Bahkan didatangi kerumahnya beberapa kali. Tapi, Pak Asen tetap tidak mau ngantor," kata Ifan kepada media belum lama ini.

Sehingga dirinya mengambil sikap tegas, semua barang pentaris yang ada dirumah Asen seperti motor ditarik ke kantor kecamatan.

"Saya kaget, Asen sampai memiliki pentaris motor dinas sebanyak 3 unit. Baru kali saya nemuin kondisi seperti ini," lanjut Ifan.

Ifan berharap agar Asen kembali aktif, ada pekerjaan atau tidak tetap harus ngantor.

"Bila tetap dengan pendiriannya tidak mau ngantor, kalau sampai terjadi apa-apa jangan salahkan kami," pungkasnya.

Sampai berita ini ditayangkan yang bersangkutan belum dapat ditemui untuk dimintai klarifikasi nya, parahnya Asen tidak memiliki Handphone sehingga membuat putusnya komunikasi. (Red/Irwan)*

IMG-20230802-WA0010

Proyek Pembangunan TPT di Dusun Buer Desa Tanjungjaya Dikerjakan Bercampur Genangan Air dan Lumpur

Kondisi pengerjaan TPT yang dipasang bercampur air. Rabu (2/8/2023)

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur, pemerintah dari tingkat pusat hingga daerah terus menggelontorkan anggaran guna menunjang pemerataan pembangunan untuk di tiap daerah.

Seperti pekerjaan penurapan atau pembangunan TPT (Tembok Penahan Tanah) yang tengah dikerjakan di Dusun Buer, RT 005, RW 003, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang.

Saat Jendela Jurnalis menjalankan tugas sebagai sosial kontrol dilokasi tersebut, tampak ada sekitar 6 orang pekerja yang tengah mengerjakan jalannya pembangunan TPT. Namun dilokasi tersebut tak tampak papan informasi terkait darimana sumber anggaran pembangunan TPT yang tengah dikerjakan sekitar 2 hari tersebut.

Selain itu, ketika ditanyakan terkait proses pemasangan batu dan adukan semen dalam kondisi berair juga berlumpur, dan tidak dipasang kisdam atau upaya pengeringan dasar. Namun pihak pekerja mengatakan bahwa itu tak masalah, dan mereka hanya bekerja sesuai alat yang ada. Padahal, dengan pemasangan material batu dan adukan tersebut tidak akan maksimal jika kondisi dasar dalam keadaan berair, hal tersebut dikhawatirkan akan berdampak pada kualitas pondasi TPT yang buruk.

Untuk mendapatkan kejelasan informasi, Jendela Jurnalis kemudian menanyai beberapa pekerja, terkait sumber anggaran dan spesifikasinya. Pekerja dilokasi tersebut mengatakan tidak tahu, dan mengarahkan untuk menghubungi Kades Tanjungjaya, karena menurut keterangan dari pekerja tersebut bahwa itu proyek punya Kades.

"Ka Pa Lurah Joni weh a, proyek Pa Lurah da ieumah, material batu ge aya dibumi Pa Lurah," (ke Pak Lurah Joni saja a, ini proyek Pak Lurah, material batu pun ada dirumah Pak Lurah) ucap salah satu pekerja kepada Jendela Jurnalis dalam bahasa sunda. Rabu (2/8/2023).

Berupaya untuk mendapatkan informasi yang akurat, Jendela Jurnalis kemudian mendatangi Kantor Kepala Desa Tanjungjaya, namun menurut keterangan dari salah satu staff yang ada di desa menerangkan bahwa Kades sedang tidak ditempat, lebih tepatnya sedang ke Kantor BPN Karawang.

Selanjutnya, Jendela Jurnalis mencoba mengkonfirmasikan hal tersebut kepada H. Warjoni selaku Kades Tanjungjaya melalui pesan aplikasi WhatsApp. Berdasar keterangannya, diketahui bahwa pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang bersumber dari Banprov.

Lebih lanjut, saat ditanyakan terkait proses pengerjaan yang dinilai kurang maksimal dan tidak adanya papan informasi, Kades tersebut mengirimkan foto saat awal pekerjaan dimulai dan keterangan bahwa papan informasinya ada, namun kadang suka disimpan ditempat teduh, jelasnya.

Foto saat awal proses pengerjaan TPT (dikirim oleh Kades Tanjungjaya)

Namun sangat disayangkan, beberapa kali ditanyakan terkait teknis pekerjaannya, Kades tersebut sama sekali tak memberikan keterangan alias bungkam, dengan hanya menjawab bahwa dirinya sedang ada keperluan di Kantor BPN Karawang. (NN)*

IMG-20230801-WA0056

Proyek Renovasi Bangunan di Kantor BPP/UPTD Pengelolaan Pertanian Kecamatan Cilebar Oleh CV. ENDAH TEGAR UTAMA Diduga Dikerjakan Tak Sesuai Spesifikasi

Kondisi bangunan renovasi yang dikerjakan CV. ENDAH TEGAR UTAMA

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Pemerintah Kabupaten Karawang melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Karawang kini tengah menggelontorkan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk renovasi beberapa bangunan, guna menunjang kinerja Balai Penyuluh Pertanian (BPP) atau UPTD Pengelolaan Pertanian. Salah satunya adalah dengan pengerjaan renovasi bangunan yang berada di BPP/UPTD Pertanian Kecamatan Cilebar.

Dilokasi tersebut, sebanyak 3 jenis bangunan tengah dikerjakan oleh CV atau rekanan yang berbeda. Dan 2 diantaranya dikerjakan oleh CV yang sama. Yaitu CV. ENDAH TEGAR UTAMA yang mengerjakan Proyek "Renovasi Ruang Data & Sistem Keinformasian Kantor BPP/UPTD Pengelolaan Pertanian Kec. Cilebar" berdasar Nomor SPK 027/2474-PSP/DAK/05/2023 dengan Nominal Kontrak sebesar Rp. 76.806.000.00,-. Dan pengerjaan proyek "Renovasi Laboratorium Mini BPP/UPTD Pengelolaan Pertanian Kec. Cilebar" melalui Nomor SPK 027/2727-PSP/DAK/06/2023 dengan Nilai Kontrak sebesar Rp. 88.894.000.00,-.

Papan Informasi pekerjaan renovasi oleh CV yang sama untuk 2 bangunan

Sementara itu, untuk 1 bangunan lainnya yang berada di ujung paling timur dikerjakan dengan CV atau rekanan yang berbeda, namun pengerjaannya terlihat sedang libur. Lantaran tidak ada 1 pekerja pun yang tengah bekerja dalam pembangunan gedung tersebut, hingga tak ada yang dapat dimintai keterangan.

Saat awak media melihat spesifikasi bangunan, terlihat bahwa pondasi dari salah satu bangunan yang dikerjakan oleh CV. ENDAH TEGAR UTAMA dinilai kurang layak, karena posisi pondasi yang menggunakan batu tersebut tampak hanya digali sekedarnya saja, karena saat diperiksa, dasar galian diketahui sangat dangkal. Terlebih, untuk kekuatan bangunan yang keatasnya menggunakan batu bata, oleh bobot bangunannya saja dikhawatirkan akan cenderung rawan amblas jika nanti tanah disekitarnya berair, karena jelas letak bangunan tersebut berada diatas tanah pesawahan.

Hal tersebut pun sangat disayangkan dan dikeluhkan oleh Endang (Jieunk), Wakil Ketua MAC LSM Laskar Merah Putih (LMP) Cilebar, dirinya menyebutkan bahwa bangunan yang didirikan diatas area sawah, harusnya digali lebih dalam, karena dikhawatirkan rawan amblas saat tanah disekitarnya berair.

"Itu kan bangunan adanya diatas area bekas pesawahan, kalo pondasinya gak dalem ya nanti takut cepet ambles kalo sawahnya ada airnya, apalagi itu kan atasnya pake batu bata, otomatis bobot bangunannya sangat berat, apa kuat itu pondasinya kalo cuma digali sekedarnya saja?" keluhnya kepada media yang kebetulan sedang berada tak jauh dari lokasi pekerjaan tersebut.

Saat ditanyakan kepada salah satu pekerja yang tengah mengerjakan bangunan dari CV. ENDAH TEGAR UTAMA yang posisinya berada di ujung paling timur, salah satu pekerja tersebut mengatakan bahwa proyek tersebut milik seorang rekanan berinisial HB.

"Ieu pagawean anu HB (inisial), ieu nu keur digawean ku abdi," jawabnya dalam bahasa sunda seraya naik keatas untuk melanjutkan pekerjaannya memasang batu bata, seolah menghindari untuk ditanyai lebih dalam. Selasa (1/8/2023).

Jika diartikan kedalam bahasa Indonesia maksudnya ialah "Ini pekerjaan punya HB (inisial) yang sedang saya kerjakan."

Hingga berita ini diterbitkan, redaksi belum berhasil mendapatkan keterangan dari pemilik CV atau pelaksana, sehubungan dengan tidak adanya alamat resmi CV dalam papan informasi yang tercantum. (NN)*

IMG-20230727-WA0018

Miris! Wisata Edukasi Taman Situs Purbakala Cipari Terlihat Sepi Pengunjung

Prasasti situs museum taman purbakala Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. (Sumber: Istumewa)

Jendela Jurnalis Kuningan, JABAR - Terkenalnya Kabupaten Kuningan sebagai Kabupaten Pariwisata berbanding terbalik dengan keadaan terkini Cagar Museum Situs Taman Purbakala yang berada di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur.

Situs museum yang mengandalkan sejarah perdaban manusia sebagai bahan edukasi mulai dari kampak batu, gelang batu, dan gerabah yang terbuat dari tanah liat menjadi saksi peradaban manusia di Kabupaten Kuningan yang hari ini kurangnya pengunjung.

Lurah Cipari Nining Kurniasih menjelaskan kepada Jendela Jurnalis, bahwa kurangnya pengunjung di Taman Purbakala Cipari memang sudah lama, secara pengelolaan situs sudah dikelola pihak provinsi Jawa Barat. Rabu (26/7/2023).

"Untuk pengelolaan Situs Taman Purbakala Cipari, sudah dikelola oleh pusat, begitupun para pegawai yang mengelola itu ada beberapa dari provinsi dan ada juga dari kabupaten," jelasnya.

Ada beberapa upaya yang sudah dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan untuk meningkatkan jumlah pengunjung Situs Museum Taman Purbakala Cipari, diantaranya mulai dari jalur bus wisata Kemuning yang sengaja berhenti didepan area situs, dan ada beberapa pembangunan bangunan baru dimulai dengan gajebo, Museum Budaya dan tempat penginapan untuk pengunjung.

"Sudah diupayakan secara infatruktur diperlengkap, cuman mungkin tinggal secara pemasaran wisata yang perlu ditingkatkan, karena wisata taman purbakala berbeda dengan wisata yang lain, dimana yang lain memberikan keindahan view Kuningan, Situs Taman Purbakala memberikan edukasi sejarah," ungkapnya.

Dirinya berharap, dengan adanya situs taman purbakala cipari juga sebagai icon wisata kuningan dalam bidang edukasi pendidikan, dan sebagai cagar budaya yang harus dilestarikan untuk anak cucu.

Salah satu situs yang terdapat di museum Cipari

Perlu diketahui, dalam sebuah penelitian, dilokasi tersebut pernah ditemukan altar batu, dolmen, lumpang batu dan batu dakon. Benda-benda itu dibuat dari batu dengan ukuran besar dan tunggal atau monolit. Mengindikasikan bahwa situs tersebut berasal dari sekitar 1000 sampai 500 tahun sebelum masehi. Satu masa bercirikan neolitik dengan tradisi megalitik. Ada juga yang mengatakan bahwa masa ini disebut dengan masa perundagian (paleometalik atau perunggu-besi) dengan tradisi megalitik.
(Wan)*

IMG-20230726-WA0015

Setahun Tak Ada Kejelasan, Penerima Manfaat Rutilahu Mengaku Sudah Bayar Rp. 3 Juta Kepada Oknum Utusan Anggota DPRD Berinisial HAS

Mak Ideung, keluarga dari Dedeh

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Sudah jatuh tertimpa tangga pula, pepatah ini sangat tepat di tujukan kepada warga Desa Cikampek Pusaka bernama Dedeh sebagai calon penerima manfaat rumah tidak layak huni (rutilahu).

Sudah hampir setahun ini Dedeh menunggu, kalau rumahnya akan di bangun tahun ini (tahun 2023) namun hal ini tidak akan terealisasi.

Sebab dari keterangan yang di dapat dari RT Carma sebagai pelaksana pembangunan rutilahu yang sedang berlangsung di Desa Cikampek Pusaka mengatakan, bahwa tidak ada nama Dedeh dari Rt 13 yang tercatat di data yang ter ploting untuk di bangun, jelas Carma

Dari hasil penulusuran jurnalis dilapangan, telah beredar dan bukan menjadi rahasia umum lagi, bahwa Dedeh diduga sudah memberikan uang sebesar Rp 3 juta rupiah kepada oknum yang mengaku utusan dari anggota DPRD kabupaten Karawang Partai PKB berinisial HAS.

Kemudian keterangan yang di dapat dari Mak Ideung dan Karta keluarga dari Dedeh, membenar kalau mereka sudah memberikan uang sebesar 3 juta rupiah kepada oknum yang berinisial M.

Spanduk program rutilahu yang bersumber dari aspirasi

Karta menjelaskan, bahwa pada tahun 2022 yang lalu mak Ideung dan Dedeh mendapat kan program rutilahu. Kemudian diduga atas perintah HAS anggota Dewan Dapil 5 Partai PKB sebagai penyalur aspirasi memerintahkan untuk membongkar kedua rumah tersebut.

"Di tengah perjalan ketika rumah hendak di bangun, tiba tiba di luar dugaan bahwa dalam aturan pembangunan rutilahu tidak di perbolehkan berdampingan sehingga rumah milik Dedeh di tunda pembangunan nya," ujar Karta.

Karta (Kaka Dedeh), dengan sabar menunggu dan berharap hingga kini, setahun lamanya namun pembangunan tidak juga direalisasikan, padahal Ia sudah mengeluarkan uang sebesar Rp 3 juta.

Kepala Desa Cikampek Pusaka Pendi Supendi sangat menyayangkan adanya oknum yang meminta uang kepada warganya.

"Saya tidak pernah memerintahkan dan mengajarkan untuk meminta uang, apalagi kepada warga miskin," kata Pendi.

"Inilah yang di katakan dengan oknum " kutuk Pendi.

Pendi memohon kepada HAS anggota dewan Partai PKB untuk segera merealisasikan pembangunan rutilahu Bu Dedeh.

"Saya mohon kepada bapak Dewan yang terhormat agar segera merealisasikan pembangunan rumah warga saya. Sebab sudah setahun ini Dedeh sudah tidak memiliki rumah," kata Pendi.

Menurut Pendi, Dedeh selama ini menumpang, karena rumah nya sudah di rubuhkan pada saat pembangunan rumah mak ideung pada tahun 2022 yang lalu.

Hingga berita ini diterbitkan, redaksi jendela jurnalis belum berhasil mendapatkan konfirmasi dan keterangan dari HES. (red)*

IMG-20230724-WA0067

Pembangunan Gedung RPS RPL di SMK Negeri 1 Banyusari Karawang Diduga Kangkangi Aturan di RAB

Foto fisik pekerjaan gedung RPS dan RPL di SMKN 1 Banyusari (insert: papan informasi)

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Pembangunan gedung Ruang Praktek Siswa (RPS) Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) di SMK Negeri 1 Banyusari, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) dan Pemadanan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) PT. TERDA DATA INDONUSA Tbk. Tahun 2023, diduga kuat dikerjakan tidak sesuai spesifikasi yang ada di Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Bantuan yang diterima oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Banyusari merupakan bantuan APBN 2023 yang dikucurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Sekolah Menengah Kejuruan. Dana yang jumlahnya cukup fantastis tersebut digunakan untuk membangun gedung Ruang Praktek Siswa (RPS) dan belanja pengadaan peralatan praktik siswa sesuai dengan jurusan yang diunggulkan di sekolah tersebut.

Berdasarkan hasil investigasi yang dihimpun Jendela Jurnalis saat mendatangi lokasi sekolah, ditemukan kejanggalan pada pembesian kolom yang berada di 2 (Dua) ruangan tengah yang ukurannya bervariatif, sedangkan besi kolom penyangga dari sudut ke sudut berikutnya berbeda-beda besi, ada besi polos dan besi ulir. Senin (24/7/2023).

Menurut Abdul Haris selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Banyusari mengatakan, dirinya telah menyerahkan pembangun tersebut kepada panitia pembangunan. Dan menurutnya, panitia pembangunan isinya kolaborasi antara komite sekolah dengan pihak sekolah.

Masih menurut Abdul Haris, dirinya memerintahkan kepada panitia pembangunan untuk mempekerjakan orang-orang lingkungan yang biasa bekerja bangunan untuk bekerja dalam proyek tersebut.

Selain itu, untuk masjid dan karang taruna, dirinya juga menyisihkan dari pembelanjaan barang per mobil 10.000 rupiah, bahkan untuk masjid dan karang taruna desa setempat diberikan kesempatan untuk mengirim material dalam istilah nya bagi-bagi rejeki.

"Kita lakukan itu, ya istilahnya buat bagi-bagi rejeki sama orang disekitar sini pak," ucap Abdul Haris kepada Jendela Jurnalis.

Sementara itu, saat Jendela Jurnalis memeriksa lokasi pembangunan, diketahui memang ada pembesian yang berbeda-beda antara ada besi ulir yang dipasang dipinggir dan besi biasa yang dipasang ditengah dengan ukuran yang berbeda pula. Ketua panitia yang juga menjabat sebagai wakil kepala sekolah menjelaskan kepada Jendela Jurnalis, bahwa sebenarnya untuk besi yang ditengah itu tidak ada dalam RAB, dan dipasang berdasar inisiatif saja.

"Untuk besi kolom yang dibuat di tengah itu tidak ada dalam RAB dan pembesian, itu dilakukan berdasarkan inisiatif dari panitia, serta telah dibicarakan dengan konsultan pengawas," jelasnya.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak konsultan pengawas belum dapat dihubungi oleh Team Jendela Jurnalis. (PRI)*

IMG-20230723-WA0075

Retak – Retak Layaknya Lukisan Diatas Jalan, Hasil Pengecoran yang Dikerjakan CV. Bangun Cipta Perkasa Dikeluhkan Masyarakat Desa Cengkong

Kondisi fisik pekerjaan pengecoran yang baru selesai namun dengan kualitas yang dinilai buruk

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Adanya proyek pengecoran jalan lingkungan sangatlah bermanfaat bagi warga sekitar, maupun warga yang sering melintasi jalan tersebut. Karena jalan yang awalnya kurang baik, setelah dilakukan pengecoran akan bagus dan mulusnya sehingga sangat berdampak positif bagi kepentingan umum.

Akan tetapi, sangatlah disayangkan apabila hasil pengecoran jalan lingkungan tersebut hasilnya pada retak menyebar dan terlihat remuk, sehingga dimungkinkan jalan tersebut akan cepat rusak, walaupun baru selesai dikerjakan.

Seperti yang terlihat dari hasil investigasi awak media ke lokasi Desa Cengkong, Kecamatan Purwasari, Kabupaten Karawang, dimana terdapat fisik pengecoran jalan yang baru selesai dalam hitungan hari saja hasilnya dinilai sangat parah, karena jalan tersebut terlihat retak-retak layaknya motif batik. Minggu (23/7/2023).

Hal tersebut membuat Sunarya yang merupakan warga sekitar mengungkapkan kekecewaanya kepada media terhadap hasil pengecoran yang menurutnya kurang bagus bahkan terkesan seperti lukisan bermotif abstrak.

"Iya pak, jalan yang sudah di cor makin parah sekarang, bapak lihat sendiri itu jalan sudah pada retak dan banyak yang retak nya hampir sepanjang jalan yang di cor, dan kalau sudah begini akan cepat rusak lagi jalannya. Dan terus terang membuat kami kecewa karena hasilnya jelek banget, malah terlihat jalan tersebut seperti lukisan," ungkap nya kepada awak media.

Lanjut Sunarya, dirinya menilai bahwa pekerjaan pengecoran jalan tersebut kurang tepat sasaran, karena jalan tersebut merupakan penghubung antar 2 desa, namun bukannya makin lebar, faktanya malah terjadi adanya penyempitan.

"Kalau menurut kami sih kurang tepat sasaran, karena jalan ini merupakan jalan penghubung dari Desa Cengkong ke Desa Belendung, setelah dilakukan pengecoran, bukannya jalan malah lebar tapi malah sempit, makanya aneh pengecoran jalan di sini mah, kalau saya lihat di tempat lain kalau ada pengecoran jalan itu setelah selesai jalannya jadi tambah lebar dan hasil nya juga bagus mulus," paparnya dengan nada kecewa.

Terpisah, awak media kemudian mengonfirmasikan hal tersebut kepada Supandi selaku pengawas dari Dinas terkait membenarkan adanya pekerjaan yang dinilai buruk tersebut, bahkan dirinya mengaku sudah bekerja maksimal dan menegur pelaksana.

"Memang betul fisik kerjaan pada retak, dan ada kesalahan teknis dilapangan pada saat mulai pengecoran beton. Ditambah lagi air, kami kerja sudah maksimal dan tegur terus pelaksana," ucap Supandi, Jum'at (21/7/2023).

Dengan adanya pemberitaan ini, merupakan sebuah informasi agar pihak dinas terkait agar segera kroscek langsung ke lokasi, dengan tujuan agar bisa melihat langsung hasil pekerjaan yang di kerjakan oleh CV. Bangun Cipta Perkasa, serta pihak dinas agar bersikap tegas mengambil sikap maupun teguran dengan tak pandang bulu terhadap kontraktor yang mengerjakannya, kalau perlu di blacklist CV nya karena sudah mengerjakan proyek pengecoran dengan hasil yang buruk hingga membuat kecewa penerima manfaatnya. (Yanto)*

IMG-20230723-WA0042

Dengan Program Babinsa Hebat (BABAT), Penjudi Sabung Ayam Dibuat Kocar Kacir Saat Penggerebekan

Suasana saat penggerebekan perjudian sabung ayam diwilayah Sumurgede, Cilamaya Kulon, Karawang

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Mendapat aduan dari masyarakat adanya judi sabung ayam di wilayah Desa Sumurgede, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Babinsa Hebat (BABAT) Kodim 0604/Karawang langsung bertindak.

Terbukti, saat dilakukan penggerebekan oleh Babinsa, dilokasi ada tiga kalang judi sabung ayam dan berhasil mengamankan puluhan oknum masyarakat beserta ayam dan kendaraannya.

Oknum masyarakat yang kedapatan judi sabung ayam kemudian digelandang ke Makodim 0604/Karawang untuk mendapatkan pembinaan dan membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi judi sabung ayam.

Dandim 0604/Karawang, Letkol Kav Makhdum Habiburrahman

Dandim 0604/Karawang, Letkol Kav Makhdum Habiburrahman menyampaikan bahwa, awal mula penggerebakan judi sabung ayam oleh Babinsa dari adanya laporan masyarakat ke nomor pengaduan Kodam III/Siliwangi yang langsung ditindaklanjut oleh Babinsa Hebat (BABAT).

"Dari hal tersebut kita melaksanakan pembentukan untuk mengamankan, hasil yang kita dapat seperti puluhan oknum masyarakat, kendaraan roda dua, serta ayam," kata Dandim.

Untuk pembinaannya, kata Dandim, oknum masyarakat akan dibina untuk membantu kesulitan masyarakat serta membuat syarat pernyataan dan wajib lapor ke Koramil masing-masing.

"Hal ini dilakukan semata-mata hanya memberikan efek jera, mereka berjanji tidak akan melakukan lagi dan akan menjadi mitra Babinsa," ungkapnya. 

Dandim pun berharap, ke depan untuk judi sabung ayam di daerah Sumurgede dan khususnya di Karawang tidak ada lagi, karena hal ini sangat meresahkan masyarakat yang lain.