Akibat Salah Sasaran Tawuran, Seorang Siswa SMKN 9 Medan Meregang Nyawa

0
Foto bersama saat ta’ziah

Jendela Jurnalis, Medan –
Staf Ahli Bid. Non Akademik, Kepala CDC dan Humas STIM (Sekolah Tinggi Ilmu Manejemen) Sukma Medan, Yan Djuna, Kamis (1/12/22), bersama beberapa alumni, berta’ziah ke keluarga korban salah bacok, Eko Farid Azhar (15), pelajar SMKN 9 Medan, sekolah yang sama dimana dulu dirinya bersekolah.

Kehadirannya bersama sebagian alumni, menyampaikan rasa simpatik, rasa dukacita, sekaligus memberi hiburan melalui bantuan donasi yang berhasil dikumpulkan. Tidak ada acara do’a dan tahlilan malam ketujuh sebagaimana lazimnya dan ternyata disebabkan keterbatasan biaya.

Fakta yang diketahui, korban tinggal bersama ibu dan neneknya yang hidup dari pensiunan PTP II Kwala Madu dan tinggal di Pasar V, Kp. Lalang, Kec. Medan Sunggal. Ibu korban memiliki keterbatasan dalam pengucapan, adalah seorang buruh cuci serabutan. Beliau janda yang ditinggal suaminya, yang tak bertanggung jawab sejak korban dalam kandungan.

Foto suasana kunjungan.

Sampai korban menghembuskan nafas terakhirnya, tak pernah tahu siapa ayah kandungnya. Sementara korban sendiri diketahui, ternyata adalah tulang punggung dan harapan keluarga, sebab di samping belajar, ternyata korban bekerja serabutan di Pajak Kp. Lalang, membantu ekomomi keluarga.

Saat ini keluarga belum tahu, apakah para pelaku pembacokan yang berjumlah 5 orang yang berasal dari SMK Eka Prasetya, yang salah seorangnya disampaikan keluarga korban adalah Ketua Genk Motor dan Begal, tapi sudah alumnus yang saat ini lagi diperiksa pihak Kepolisian, benar akan diganjar hukuman setimpal 12 tahun penjara atau tidak, sebab ada kekhawatiran dari keluarga korban, pelaku bisa bebas dengan hukuman ringan, yang rencananya akan menggandeng LBH Yayasan Pusaka Indonesia.

Malah BB dan saksi mata bagaimana korban dibacok dengan membabi buta di SPBU Kapt. Soemarsono, Helvetia, ada. Itu benar, tak siapapun bisa menolak takdir Tuhan, termasuk takdir kelam di Hari Guru, pada hari Jum’at, (25/11/22) lalu.

“Kami alumni SMKN 9 Medan, sedaya upaya membantu korban dan keluarga mengumpulkan donasi, nantinya akan diusahakan pendampingan hukum melalui LBH Yayasan Pusaka Indonesia dan juga memenuhi keinginan sang ibu korban yang ingin berjualan makanan, akan berkoordinasi dengan Kemensos. Mohon kejadian tragis ini menjadi sorotan dan perhatian kita bersama warga Kota Medan, bukan malah jadi tontonan. Korban minta tolong, bukan ditolong, malah setelah korban meninggal kehabisan darah, di foto-foto dan divideokan, kok bisa tega?” ucap Djuna.

Dan atas kejadian ini berharap, Walikota Medan, Bang Bobby Nasution, juga Kapolda Sumut dan jajarannya, agar memberikan perhatian dan jangan soal begal dan tawuran dibiarkan, sebab ini warganya yang mungkin dulu memilihnya jadi Walikota. Agar soal tawuran yang mengarah kepada kriminalitas di Kota Medan, selain soal banjir di Kota Medan yang tak baik untuk pariwisata, dapat teratasi, tak peduli pelakunya masih di bawah umur, karena meresahkan,” papar pria yang juga seorang pengamat pariwisata dan ekonomi kreatif ini.

“Hukum harus selalu ditegakkan dengan adil, apalagi ini keluarga korban adalah keluarga tidak mampu dan hukuman kepada para pelakunya kiranya wajib memberi efek jera dan menjadi contoh. Aparat Kepolisian dan Jaksa harus transparan dalam hal ini. Untuk itu, diucapkan terima kasih, karena segera tanggap. Tapi kalau boleh, jangan sampai ada korban jiwa lagi akibat tawuran pelajar ini, lakukan pencegahan lah, jangan hanya bisa menangkap pelaku setelah kejadian,” sambungnya.

Saat ini keluarga korban ingin hak-hak korban, meski telah meninggal diproses. Bukan nyawa dibayar nyawa, tapi hukuman yang setimpal diterima semua pelakunya. (AP)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *