Bulan: Oktober 2022

IMG-20221031-WA0018

Inilah Isi Gugatan RR dan AAR dalam Sidang Praperadilan di Pengadilan Negeri Karawang

Foto suasana dalam sidang gugatan praperadilan RR dan AAR.

Jendela Jurnalis Karawang -
Pengadilan Negeri Karawang menggelar sidang Praperadilan antara RR dan AAR sebagai pemohon melawan Kapolres Karawang, AKBP Aldi Subartono dan Kasat Reskrim Karawang, AKP Arif Bastomy sebagai termohon dalam perkara dugaan penganiayaan wartawan Karawang, Senin (31/10/2022).

Sidang Praperadilan di pimpin Hakim tunggal yang telah di tunjuk oleh Kepala PN Karawang yaitu Hendra Kusuma Wardana, sedangkan pemohon dan termohon di wakili oleh kuasa hukumnya masing masing.

Agenda sidang perdana Praperadilan, yaitu mendengarkan laporan gugatan yang di bacakan secara bergantian oleh tim kuasa hukum pemohon.

Secara garis besar Laporan gugatan yang di bacakan tim kuasa hukum dan seperti yang tertuang di SIPP PN Karawang, dengan kesimpulan sebagai berikut :

  • Mengabulkan permohonan Praperadilan Pemohon untuk seluruhnya.
  • Menyatakan penetapan Tersangka atas nama: Asep Aang Rahmatullah Bin H. Hapudin Ashari, berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP/B/1749/IX/2022/SPKT/Polres Karawang/Polda Jawa Barat, tertanggal 20 September 2022 yang diduga melakukan Tindak Pidana Pasal 170 KUHP Jo 351 KUHP adalah tidak sah dan tidak berlaku menurut hukum.
  • Menyatakan penangkapan Pemohon berdasarkan surat Perintah Penangkapan Nomor: SP. Kap /252/X/2022/ Reskrim tanggal 7 Oktober 2022 dan surat Wajib Lapor Nomor: Swl/252/X/2022/Reskrim adalah prematur, cacat prosedur, tidak sah dan batal demi Hukum oleh karenanya surat penangkapan dan surat wajib lapor tidak memiliki kekuatan hukum mengikat.
  • Menyatakan penyidikan Perkara dalam surat perintah penyidikan dengan Nomor SP.Sidik/929/IX/2022/Reskrim tanggal 20 September 2022, Surat pemberitahuan dimulainya penyidikan dengan Nomor : B/258/IX/2022/Reskrim tertanggal 27 September 2022, Surat Pemberitahuan Penetapan tersangka Nomor: B/258.a/IX/2022/Reskrim tertanggal 27 September 2022, dan Surat Pemberitahuan penetapan tersangka atas diri Pemohon Nomor: B/258.b/IX/2022/Reskrim tanggal 06 Oktober 2022 adalah Prematur, Batal, Cacat, Melanggar Hukum, Tidak Sah menurut KUHAP, serta tidak memiliki kekuatan hukum mengikat.
  • Menyatakan hasil penyidikan yang didasari pada surat perintah penyidikan nomor: SP.Sidik/929/IX/2022/Reskrim, tanggal 20 September 2022, dan surat perihal pemberitahuan dimulainya Penyidikan dengan No : B/258/IX/2022/Reskrim tanggal 27 September 2022, Surat Perihal Pemberitahuan Penetapan Tersangka dengan Nomor: B/258.a/IX/2022/Reskrim tertanggal 27 September 2022, dan Surat Pemberitahuan Penetapan Tersangka atas diri pemohon Nomor: B/258.b/X/2022/Reskrim tertanggal 06 Oktober 2022 adalah batal dan Tidak Sah menurut menurut Hukum , serta tidak memiliki kekuatan hukum mengikat.
  • Menyatakan Tidak Sah segala keputusan Atau penetapan yang dikeluarkan lebih lanjut oleh termohon yang berkaitan dengan penetapan tersangka pemohon oleh termohon.

Hakim Hendra Kusuma mengatakan sidang Praperadilan ini di rencanakan selesai dalam satu minggu.

"Kami telah menetapkan tanggal 8 November 2022 untuk sidang keputusan Praperadilan ini, dan untuk agenda sidang besok yaitu mendengarkan jawaban dari tim kuasa hukum termohon atas laporan gugatan yang tadi telah di sampaikan oleh kuasa hukum pemohon," tandasnya. (Irfan S/Red).

IMG-20221031-WA0016

Galakan Ketahanan Pangan, Prajurit Kostrad Resmikan Pos Koper

Foto saat peresmian Pos Koper (Kodim Persiapan) sebagai Pos Pangkal Ketahanan Pangan.

Jendela Jurnalis, Intan Jaya

Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, para Prajurit Kostrad bersama-sama seluruh Aparat Keamanan di Intan Jaya, meresmikan Pos Koper (Kodim Persiapan) sebagai Pos Pangkal Ketahanan Pangan, Jum'at (28/10/22). Sebulan sudah penyiapan lahan, kerambah dan kandang untuk budidaya ayam, dilaksanakan oleh Lettu Inf. Abdul Basyir, Danpos Koper bersama dengan para Ksatria Tengkorak.

Setiap hari, Basyir dan rekan-rekan bahu-membahu menggali, mencangkul tanpa kenal lelah. Hujan angin dan dinginnya Intan Jaya, tidak pernah dianggap penghalang, bahkan dijadikan teman.

"Target dari Komandan harus kami penuhi. Apalagi semua didukung, kami tinggal bekerja. Biar nanti kalau sudah kelihatan hasilnya, masyarakat akan lebih percaya. Peresmiannya sekaligus penaburan lele dan penanaman jagung juga bagus waktunya, bareng dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda," ungkap Basyir, sehari sebelum acara peresmian.

Kehadiran masyarakat Intan Jaya pada tanggal 28 Oktober di luar dugaan, karena lebih banyak dari yang diperkirakan. Tidak tahu kenapa, mereka yang berasal dari Kampung-kampung jauh, menyempatkan diri untuk datang. Entah karena hari Sumpah Pemuda, atau memang karena penasaran, pengen melihat sekaligus bisa menyampaikan keinginan mereka. Jika saat peresmian Amakanie Cafe, orang paling jauh datang dari Kp. Bulapa, kali ini ada yang datang dari Pesiga, Jalai, bahkan Puyagiya.

Dalam sambutannya, Letkol Inf. Ardiansyah, Dansatgas Yonif PR 305/Tengkorak, mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan kepercayaan masyarakat kepada Aparat TNI-Polri di Intan Jaya. Ardy atau biasa dipanggil Raja Aibon Kogila, juga menyampaikan terima kasihnya kepada Pangkostrad, Pangdiv, Pangdam, Kapolda, Dankorp Brimob serta teman-teman seangkatannya, atas support yang diberikan.

"Terima kasih kami ucapkan kepada Panglima Kostrad, Panglima Divisi, Panglima Kodam, Kapolda dan Dankorp Brimob, atas support yang diberikan kepada kami. Kami bisa membuat kegiatan seperti ini, karena kebersamaan kami seluruh Prajurit TNI dan Polri, di Intan Jaya," ucap Raja Aibon Kogila, di hadapan aparat dan masyarakat yang hadir.

Ardy melanjutkan, "Terima kasih juga buat teman-teman seangkatan saya, Arupadatu, karena selesainya penyiapan program ini, sebagian atas dukungan dari mereka. Spesial kepada Lettu Basyir, Bos Koper bersama seluruh Ksatria Tengkorak, sudah memberikan semuanya untuk menjalankan program ini."

Program Ketahanan Pangan yang dijalankan oleh Prajurit Kostrad dari Karawang ini, merupakan salah satu dari beberapa program Binter Unggulan periode 1, (Oktober-Desember) yang telah direncanakan oleh Satgas Yonif PR 305/Tengkorak. Program ini dimaksudkan untuk memberi contoh, sekaligus mengajak masyarakat Intan Jaya, untuk menggalakkan Ketahanan Pangan.

Ardy mengatakan, "Tujuan dari program ini adalah agar masyarakat menjadi lebih terampil, modern dan dengan sumber daya yang ada saat ini, akan mendapatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, masyarakat akan jadi lebih sejahtera. Di sisi lain, kehadiran TNI dan Polri sebagai ujung tombak Negara di Intan Jaya, harus bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat, serta dapat menerapkan 8 Wajib TNI secara nyata."

Peresmian Pos Pangkal Ketahanan Pangan, sekaligus memperlihatkan kepada masyarakat bagaimana memelihara ikan di kerambah. Di kesempatan yang sama, 8000 ekor lele di lepas dalam 10 kerambah. Lahan tidur yang sudah disiapkan, juga sekalian ditanami jagung. Harapannya, 3 bulan mendatang, masyarakat dapat melihat perkembangan dan hasilnya, sekaligus bersama-sama memetik hasilnya, untuk kemudian dinikmati bersama-sama masyarakat.

"Apa yang Bapak-Bapak lihat ini, kerambah, kebun, kandang, semua biar Bapak-Bapak percaya, kalau TNI-Polri di sini hadir untuk masyarakat. Ini kita buat hanya sebagai contoh saja. Nanti, di Kampung Bapak-Bapak, jika ada lahan atau tempat, kita buka sama-sama, kita kerja sama-sama. Nanti butuhnya apa, ikan, bibit jagung, kol atau apa saja, tinggal kita siapkan. Kita buat seperti ini di lahan masyarakat. Hasilnya untuk Bapak-Bapak semua, bukan untuk kami. Kami hanya bantu masyarakat saja," ucap Raja Aibon Kogila, kepada masyarakat yang hadir.

Setelah prosesi pengucapan Sumpah Pemuda, Raja Aibon Kogila didampingi Bos Koper dan semua unsur TNI dan Polri, mempersilahkan masyarakat untuk melepas ikan lele ke kerambah. Bersama dengan Kabagops Polres Intan Jaya, AKP. Stevy, masyarakat kemudian bersama-sama menanam jagung. Anak-anak dan Ibu-ibu terlihat sangat senang, baik saat melepas ikan maupun menanam jagung. Selanjutnya, Bos Koper kemudian menjelaskan kepada masyarakat, tentang kelengkapan pendukung pertanian, agar tanah dan juga tanaman yang ditanam, tetap subur dan hasilnya maksimal.

Acara diakhiri dengan Maksi bersama. Tidak ketinggalan suguhan gula kopi, pinang sirih serta rokok. Anak-anak sekolah, selain menerima bingkisan berupa alat tulis, gula-gula dan cokelat dari Bapak Pater, juga dibagikan uang jajan untuk bekal di sekolah. Tak ketinggalan, tiga orang pemuda dari Yokatapa dan Mamba, menyatakan keinginannya untuk menjadi TNI dan meminta bantuan dari Raja Aibon, untuk membantu mereka agar bisa jadi Tentara.

Bahagia selalu saudaraku, bahagialah kita semua. Dan, semoga cita-cita ketiga pemuda Intan Jaya untuk menjadi Anggota TNI dapat terwujud, demi Intan Jaya yang aman dan damai, dalam bingkai NKRI. (HAP)

IMG-20221031-WA0013

Wow! Gelegar Suara Suku Moni, Meriahkan Semarak Sumpah Pemuda di Intan Jaya

Foto Masyarakat Suku Moni dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda.

Jendela Jurnalis, Intan Jaya

Lain dulu-lain sekarang. Hadirnya Prajurit Kostrad dari Karawang, di Intan Jaya, telah menghapus label Intan Jaya sebagai sarang KST, Jum'at (28/10/22). Kemeriahan Semarak Sumpah Pemuda di Intan Jaya, yang dipusatkan di Pos Kodim Persiapan (Koper) Satgas Yonif PR 305/Tengkorak, di luar perkiraan kebanyakan orang.

Seluruh Aparat TNI-Polri yang dikomandoi oleh Letkol Inf. Ardiansyah, si Raja Aibon Kogila, melebur dengan masyarakat Intan Jaya, meneriakkan tiga butir Sumpah Pemuda. Orang tua, pemuda, guru, Togama, Tomas dan anak-anak sekolah, memenuhi area percontohan program Ketahanan Pangan yang disiapkan oleh para Ksatria Tengkorak.

Bukan hanya orang di sekitar Pos Koper yang hadir, namun hampir semua perwakilan Kampung di Intan Jaya, datang memeriahkan acara peringatan Hari Sumpah Pemuda.

"Ini di luar perkiraan kami. Mereka datang dari Kp. Pesiga, Puyagiya, Bilogai, Wandoga, Jalai, Bulapa, Galunggama, Mimitapa, Yokatapa, Holomama dan Mamba," terang Raja Aibon Kogila.

Raja Aibon melanjutkan, "Saat lihat tenda penuh, kursi di luar tenda juga penuh, kami malah takut makanan nggak cukup. Soalnya kami hanya menyediakan makan siang untuk 250 orang."

Serda Nursalim memandu acara, didampingi oleh Ham Sondegau sebagai transfer dari bahasa Indonesia ke bahasa Moni. Ham Sondegau, pemuda Kp. Wandoga, siswa kelas 3 SMU Sugapa, menerjemahkan setiap ucapan Nursalim maupun Raja Aibon Kogila ke bahasa Moni, agar semua yang disampaikan dimengerti.

Semua yang hadir mengikuti acara dengan tertib. Sesekali setelah Ham Sondegau mengulangi ucapan Raja Aibon, semua yang duduk di tenda dan luar tenda bertepuk tangan. Terpancar dari wajah warga Intan Jaya, rasa tenang dan nyaman saat berada bersama-sama Prajurit TNI dan Polri.

"Hari ini kita semuanya muda. Dari anak-anak sampai dengan orang tua, hari ini semuanya berumur 20 tahun, karena hari ini adalah harinya pemuda," teriak Raja Aibon, diikuti oleh tepuk tangan dan tawa semua yang hadir.

Ketika Ham Sondegau mengulangi lagi kalimat Raja Aibon dengan bahasa Moni, kembali semuanya tertawa riuh.

"Kami semua, TNI-Polri datang ke sini, Intan Jaya, untuk membantu masyarakat. Agar Intan Jaya damai, aman, tidak ada kacau-kacau. Ini saya Raja Aibon Kogila. Kalau ada yang mau buat kacau-kacau, lapor Raja Aibon. Dari ujung Titigi sampai Bilogai, semua harus aman. Biar Bapak-bapak bisa tenang, bisa berkebun, bercocok tanam, Mama-mama bisa berjualan, anak-anak bisa bersekolah. Setuju…?" teriak Raja Aibon, disambut teriakan "Setujuuu" oleh semua orang.

Sebelum pengucapan Sumpah Pemuda yang dipimpin oleh Ham Sondegau, semua yang berada di tenda diminta untuk keluar tenda, berdiri di sekitar tambak dan di lahan kebun yang akan ditanami jagung.

"Saya tidak hafal Bapak," bisik Ham Sondegau kepada Raja Aibon.

"Itu kan anak tinggal baca toh. Itu tulisan besar-besar di depan. Anak baca teriak, nanti semua ikut teriak. Jangan lupa berhenti sebentar di koma-koma," kata Raja Aibon kepada Ham Sondegau.

Pengucapan Sumpah Pemuda oleh masyarakat Intan Jaya bersama dengan TNI dan Polri berlangsung hikmat, meriah dan menggelegar. Semua yang hadir berteriak keras-keras, mengikuti setiap ucapan Ham Sondegau.

"Tepuk tangan semua," perintah Ham Sondegau, setelah ketiga butir Sumpah Pemuda selesai diucapkan.

"Luar biasa Bang. Kalau seperti ini terus, bisa-bisa makin ramai Intan Jaya. Sekarang, semenjak Abang di sini, kelihatan banget perubahannya," kata AKBP Christian Kadang, Dansatgas Brimob Damai Cartenz kepada Raja Aibon, saat berbincang bersama Wakapolres, Kabagops dan beberapa Perwira TNI-Polri lainnya.

Acara kemudian diakhiri dengan Maksi, putar kopi, makan pinang sirih dan bakar rokok. Sebelumnya, Dansatgas Yonif PR 305/Tengkorak menyampaikan, bahwa jika ada anak-anak Intan Jaya yang sekolah SMA dan mau jadi Tentara Polisi, dipersilahkan untuk datang ke Pos-pos.

"Nanti, di Pos kita latihan sama-sama, diperiksa oleh dokter, dilatih oleh Bapak-Bapak biar siap nanti tesnya," terang Letkol Inf. Ardiansyah kepada masyarakat, yang kemudian disampaikan kembali dengan bahasa Moni oleh Ham Sondegau.

Semua gembira. Semua bahagia. Intan Jaya sekarang bukan yang dulu lagi. Semuanya bersatu, bertekad bersama menjaga keutuhan NKRI. (HAP)

IMG-20221031-WA0012

Langkah Cepat dan Tegas Kapolri Diapresiasi Salah Seorang Politisi Senior PDIP

Rendy M. Lamadjido, Politisi senior PDIP.

Jendela Jurnalis, Palu

Sejumlah persoalan yang dihadapi Institusi Kepolisian akhir-akhir ini semakin kompleks, baik persoalan yang terjadi di kalangan Perwira kelas Jenderal, hingga kalangan kelas bawah. Meski demikian, keadaan itu tidak membuat orang No. satu di instansi Kepolisian, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo tinggal diam, langkah cepat dan tegas serta tak pandang bulu, terus dilakukannya demi menyelamatkan institusi.

Hal itu terlihat dari penanganan sejumlah persoalan, mulai dari pengungkapan kasus penembakan Ferdy Sambo yang menewaskan Brigpol Yosua, hingga pengungkapan sindikat narkoba Irjen Pol Teddy. Tindakan tegas dan kerja cepat Kapolri itu, mendapat respon dan apresiasi positif dari salah seorang Politisi Senior PDIP, Rendy M. Lamadjido.

Mantan Anggota DPR-RI 4 Periode itu, memberikan apresiasi terhadap kinerja Kapolri Listyo Sigit Prabowo, dalam menuntaskan sejumlah perkara.

"Saya memberikan apresiasi kepada Polri di bawah kepemimpinan Pak Sigit, dimana banyaknya masalah-masalah yang menurut masyarakat tabu untuk dibongkar di masa kepemimpinan Pak Sigit ini benar-benar hal tabu, itu bisa dibongkar dan dituntaskan," kata Rendy kepada Jendela Jurnalis, Kamis (27/10/22).

Lanjut Rendy, "Ada 3 kasus besar, yakni kasus Ferdy Sambo, kedua kasus narkoba yang menjerat Irjen Pol Teddy, serta penanganan dugaan kasus jaringan radikal yang dilakukan oleh seorang perempuan di depan Istana Presiden, belum pernah saya melihat kinerja Kepolisian sebaik ini," tambahnya.

Anggota BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) itu berharap, agar apa yang dilakukan oleh Kapolri, Jenderal Pol. Listyo Sigit itu, dapat diteruskan dan ditingkatkan.

"Saya kira ini kinerja yang cukup bagus dan saya minta diteruskan, belum pernah saya meliat kinerja Kepolisian sebagus ini. Mudah-mudahan dengan adanya sejumlah persoalan itu, Instansi Kepolisian ini bisa berubah menjadi lebih baik, sehingga bisa muncul kembali image di tengah masyarakat, bahwa Polri memang pengayom dan pelindung masyarakat," tutup Rendy. (HAP)

IMG-20221031-WA0010

Hanya Dalam 6 Minggu, Pasukan Kostrad dari Karawang Mampu Ciptakan Wajah dan Suasana Baru di Intan Jaya

Potret suasana taman bermain di Kp. Bilogai

Jendela Jurnalis, Intan Jaya

Baru enam minggu kebersamaan Prajurit Kujang dari Karawang dengan masyarakat Papua, suasana di Kab. Intan Jaya berubah secara signifikan. Hal tersebut disampaikan Dansatgas Yonif PR 305/Tengkorak, Letkol Inf. Ardiansyah, Rabu (26/10/22).

Menjalankan tugas di tempat yang baru, suasana baru, jauh meninggalkan keluarga, adalah suatu kehormatan bagi setiap Prajurit TNI. Tugas adalah Kehormatan, menjadi pegangan yang pasti untuk setiap Prajurit Ksatria Tengkorak, sebagai salah satu pasukan PR di jajaran Kostrad, memanfa'atkan moment bertugas di sarang KSTP, untuk menunjukkan dedikasi dan loyalitas sebagai "Pasukan Petarung yang Humanis".

"Jangan menjadikan nama Satuan kita yang sudah besar ini sebagai tameng kita untuk sekedar gagah-gagahan, sombong dan tinggi hati di hadapan orang lain, padahal kita tidak pernah berbuat apa-apa," pesan keras yang selalu diingatkan oleh Letkol Inf. Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila kepada semua Prajuritnya.

Lanjutnya, "Keberadaan kita di daerah penugasan, jangan sekedar pindah makan tidur, cari aman, cari selamat. Hidup mati kita sudah pasti waktu dan tempatnya. Yang penting kita selalu siaga waspada, jangan takabur."

Kebersamaan yang terjalin dari Pimpinan sampai Prajurit terendah diantara seluruh Ksatria Tengkorak, menjadi kekuatan dasar dalam bekerja. Setiap bagian berkompetisi untuk menunjukkan yang terbaik, tidak mau kalah satu dengan yang lainnya. Namun kompetisi yang terjadi, adalah kompetisi positif yang justru memunculkan banyak ide kreatif, untuk mengubah wajah dan suasana di Intan Jaya.

Keceriaan sore hari di Kp. Bilogai, hanya salah satu penampakan dari perubahan positif buah karya Ksatria Tengkorak. Taman bermain yang sejatinya belum selesai dikerjakan, telah menjadi salah satu pusat keramaian baru bagi masyarakat. Bukan hanya untuk anak-anak, bahkan pemuda-pemudi, orang tua, sampai guru sekolah pun hadir, memanfa'atkan fasilitas bermain bersama-sama, sekaligus sebagai tempat berinteraksi dengan para Prajurit Kostrad.

Lettu Inf. Wira Wijaya, Danposramil Japugau Janambani (J2) bersama rekan-rekannya, dengan tekun mengolah tempat dan bahan yang ada menjadi menarik, elegan dan lebih bermanfa'at.

"Semenjak lapangan kita rapikan, setiap sore sampai maghrib selalu seperti ini Komandan," lapor Wira kepada Raja Aibon.

Wira menjelaskan, bahwa datang setiap sorenya, bukan hanya dari Kp. Bilogai, namun juga dari Yokatapa. Bahkan ada yang siang hari sudah datang karena takut tidak kebagian bermain, ketika orang-orang yang lebih tua dari mereka sudah meramaikan lapangan.

Ardy, si Raja Aibon bersama beberapa Prajurit J2, menyempatkan diri bermain volly, juga sepak bola bersama pemuda dan anak-anak. Suasana riang, gembira dan ceria terlihat, alami tanpa rekayasa. Semua yang hadir bermain tanpa melihat perbedaan satu dengan yang lainnya. Tidak terlihat perbedaan antara Prajurit Kostrad, guru, pemuda dan anak-anak dalam suasana sore itu. Semua larut dalam keceriaan.

Saat bola sepak keluar jauh dari pagar, Sertu Hartanto, Bintara Pelatih Posramil J2, memberikan 2 bungkus gula-gula kepada pak guru, untuk dibagikan kepada yang bermain sepak bola dan 1 bungkus untuk kelompok volly.

Arahan dari Pak Guru dan Prajurit yang mengatur anak-anak kolompok sepak bola, agar berbaris rapi, mengantri, seolah tak terdengar oleh mereka. Semua asyik berebut sambil berteriak dan tertawa. Berbeda halnya dengan kelompok volly, mereka tertib mengantri. Padahal yang mengatur pembagiannya, hanyalah seorang perempuan muda.

Mama Agustina, yang hadir untuk sekedar menonton keramaian berkata kepada Raja Aibon, "Ramai, Hormat."

Bahagia selalu saudaraku, karena Kitong Semua Basodara. PAPEDA, Papua Penuh Damai! (HAP)

IMG-20221031-WA0008

Bertajuk “Muda Memimpin, Menuju 2024: Bincang Ulang PT dan Batas Minimal Usia Capres-Cawapres” Sejumlah Pemuda Gelar Diskusi

Foto dalam acara diskusi.

Jendela Jurnalis, Jaksel

Bertempat di Kopitok Kemang, Jaksel, Rabu (26/10/22), sejumlah pemuda menggelar diskusi dengan tajuk "Muda Memimpin, Menuju 2024: Bincang Ulang PT (Presidential Treshold) dan Batas Minimal Usia Capres-Cawapres". Diskusi tersebut dihadiri Pengamat Politik, Refly Harun; Politisi PSI, Rian Ernest; Vlogger Muda, Cania Citta dan Politisi Arief Poyuono.

Digelarnya diskusi tersebut, dalam rangka memfasilitasi keresahan kaum muda yang selama ini merasa hanya dijadikan vote getter oleh para politisi tua yang established. Dilansir dari rm.id, CEO Centenialz, Dinno Ardiansyah mengatakan, "Selama ini, kata muda dan milenial dijadikan jargon dan komoditas, tapi keberpihakan sejatinya, jauh panggang dari api. Katanya kita pro anak muda, tapi yang boleh jadi Pemimpin, harus usia 40 dulu. Apakah ini bukan hipokrit?"

Mantan Presiden BEM Trisaksi tersebut juga menyampaikan, bahwa ambang batas 20 persen dan batas minimal usia Presiden, itu anti progresifitas.

"Itu jelas nggak pro kaum muda dan menutup ruang para putri bangsa muda yang potensial, untuk manggung sebagai Pemimpin Negeri," terangnya.

Politisi PSI, Rian Ernest, sependapat dengan hal tersebut dan mengatakan, bahwa PT dan batas usia minimal Presiden, itu seperti pagar.

"Kita pernah berjuang menggugat keduanya. Tapi MK selalu bilang, ini Open Legal Policy, dilempar lagi bolanya ke DPR," bebernya.

Padahal, ia mengatakan, kaum muda yang datang dengan semangat alternatif, pasti tak setuju dengan pembatasan semacam ini. Karena inti dari demokrasi adalah partisipasi, bukan limitasi.

"Kita percaya, suara rakyat suara Tuhan. Vox Populi Vox Dei. Tapi, berapa banyak suara rakyat terbakar gara-gara aturan pembatasan," tuturnya.

Mereka setuju untuk adanya peninjauan kembali aturan tersebut.

"Seseorang bisa melakukan perbuatan hukum, kan dari usia 21 ya. Lalu, kita perlu melihat pertimbangan psikis juga. Jadi, yaa kira-kira di usia 25 atau 27, cocok lah," tandasnya. (HAP)

IMG-20221031-WA0006

Ketum PPWI Desak Polri Usut Tuntas Penganiayaan Empat Wartawan di SPBU Cikupa

Foto saat terjadinya penganiayaan terhadap wartawan di SPBU sekitar Cikupa.

Jendela Jurnalis, Jakarta

ketum PPWI, Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA, menyampaikan rasa keprihatinannya atas kasus penganiayaan Wartawan yang terjadi di sebuah SPBU di Cikupa, Tangerang, Banten. Alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 itu mengatakan, bahwa tidak ada alasan pembenaran bagi perbuatan memukuli, menganiaya dan penyerangan kepada orang lain.

Hal itu disampaikan Wilson Lalengke, ketika dimintai pendapatnya terkait kasus pemukulan dan penyerangan terhadap 4 (empat) Wartawan yang terjadi di sebuah SPBU, pada Senin, 24 Oktober 2022, menjelang dini hari.

“Komentar saya, pertama, apapun alasannya, penyerangan, penganiayaan dan pemukulan ke badan atau tubuh orang lain, tidak dapat dibenarkan. Sekali lagi, apapun alasannya, menyakiti seseorang secara fisik adalah jelas tindak pidana. Apalagi jika penganiayaan itu dilakukan bersama-sama,” ujarnya kepada Jendela Jurnalis, 26 Oktober 2022.

Apalagi, sambung Wilson Lalengke, dalam kasus tersebut, diduga kuat melibatkan Oknum Aparat TNI.

“Itu suatu hal yang amat tercela dan harus diusut tuntas. Jika dugaan itu benar adanya, Panglima TNI harus turun tangan mengevaluasi seluruh jajarannya, jangan dibiarkan menjadi backing para pelaku tindak kejahatan dimanapun di Negeri ini,” tegasnya.

Kedua, demikian Wilson Lalengke, jika teman-teman Wartawan berada di SPBU dalam konteks sebagai konsumen BBM yang disediakan oleh SPBU, maka apa yang dilakukan pemilik SPBU (melalui para begundal alias penjaga keamanannya, red) merupakan perbuatan yang mencederai hubungan antara pelanggan/konsumen dengan pelaku usaha, sebagai penyedia barang dan jasa.

“Hal itu dapat dituntut secara hukum, baik pidana maupun perdata, berdasarkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4 dan 7 UU ini, mengatur tentang hak masyarakat sebagai konsumen,” urai lulusan pasca sarjana Bid. Global Ethics dari Universitas Berimingham, Inggris itu.

Pun, kata Wilson Lalengke lagi, jika kehadiran rekan Wartawan dalam konteks liputan dan investigasi atas sesuatu perilaku yang dicurigai merupakan tindakan yang bertentangan dengan peraturan hukum yang berlaku, maka penyerangan terhadap mereka adalah tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 18 ayat (1) UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers.

“Pelanggaran terhadap Pasal 18 ayat (1) terkait dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan tugas Wartawan, ini diancam pidana 2 tahun penjara dan denda Rp500 juta,” bebernya.

Dari informasi yang masuk, kehadiran empat Wartawan di SPBU 34-15715 yang terletak di Jl. Raya Otonom Pasir Gadung, Kec. Cikupa, Kab. Tangerang, Banten itu, adalah dalam rangka konfirmasi terkait dugaan penjualan BBM bersubsidi kepada pihak tertentu secara ilegal. Dugaan itu bermula dari adanya sebuah motor besar (thunder) yang hilir-mudik ke SPBU tersebut mengisi BBM, lebih dari sepuluh kali. Hal ini menimbulkan kecurigaan dan memicu instink Wartawan, untuk mempertanyakan fenomena unik nan aneh itu ke Petugas SPBU.

Jika dugaan jual-beli BBM bersubsidi dalam jumlah yang tidak wajar ini benar adanya, maka itu berarti pemilik dan/atau Petugas SPBU tersebut, telah melakukan pelanggaran terhadap kebijakan Pemerintah dan regulasi terkait distribusi BBM.

“Kepada Aparat Hukum yang menangani kasus ini, saya mendesak untuk memproses sesegera mungkin dan mengusut semua yang terlibat. Termasuk jika terdapat indikasi terhadap pemilik SPBU tersebut, harus diperiksa,” tegas Wilson Lalengke.

Di akhir pernyataanya, Tokoh Pers Nasional yang terkenal gigih membela Wartawan maupun warga masyarakat yang terdzholimi ini mengatakan, bahwa pihaknya mengecam keras perilaku bar-bar yang dilakukan sekelompok orang terhadap warga lainnya. Menurutnya, peristiwa pemukulan dan penyerangan itu, mengindikasikan adanya sebuah usaha untuk menyembunyikan kejahatan yang sedang terjadi di lingkungan itu.

“Saya mengecam tindakan main hakim sendiri, dengan mencederai atau melukai orang lain. Semestinya persoalan yang ada, dapat diselesaikan dengan cara musyawarah dan/atau dibawa ke ranah hukum, untuk diselesaikan secara adil dan memperhatikan eksistensi hak dan kewajiban semua pihak. Apalagi jika benar ada Oknum Aparat TNI yang terlibat penganiayaan warga yang kebetulan berprofesi Wartawan, seharusnya Oknum Aparat itu menjadi pelindung dan pengayom masyarakat, bukan justru bermutasi menjadi predator bagi rakyat,” pungkas Wilson Lakengke. (HAP)

IMG-20221031-WA0004

Tutup Dikreg Sespim Polri, Kapolri: Pemimpin Polri Harus Miliki Kompentensi Teknis, Etika dan Leadership

Foto Kapolri saat memasangkan lencana.

Jendela Jurnalis, Jabar

Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo, menghadiri penutupan Pendidikan Sespimti Dikreg ke-31 dan Sespimmen Dikreg ke-62 Tahun 2022, di Lembang, Jabar, Selasa, 25 Oktober 2022. Dalam arahannya, Sigit menekankan kepada seluruh peserta didik yang telah lulus, untuk menyiapkan diri menjadi Pemimpin yang profesional dan mau turun langsung ke lapangan untuk mendengar keluhan, menyerap aspirasi dan melayani masyarakat.

"Tentunya saya selalu ingatkan, bahwa sebentar lagi rekan-rekan akan kembali bertugas. Apa yang kalian dapatkan di sini, tentunya menjadi bekal pada saat rekan-rekan kembali melaksanakan tugas di lapangan. Dan tentunya saat ini, tanggung jawab besar akan menjadi bagian yang rekan-rekan harus bisa jalani dengan baik," kata Sigit, mengawali arahannya.

Kepada seluruh lulusan, Sigit menekankan, bahwa segala ilmu yang telah diperoleh selama pendidikan, harus bisa diimplementasikan untuk menjadi Pemimpin yang bisa merangkul anggota dan melayani masyarakat.

"Silahkan untuk kemudian rekan-rekan praktikkan, bagaimana kemudian rekan-rekan muncul mengaktualisasikan diri sebagai sosok-sosok Pimpinan yang betul-betul handal membawa dan memimpin masing-masing Satkernya, di wilayah, dimana rekan-rekan nanti ditugaskan. Jangan pernah takut dan ragu untuk terus melakukan hal yang terbaik untuk masyarakat," ujar Sigit.

Dengan menjadi Pemimpin yang bisa merangkul anggota serta melayani publik, kata Sigit, akan menunjukkan bahwa Polri dapat dipercaya oleh publik, sehingga mewujudkan sosok Personil Kepolisian yang didambakan dan dicintai oleh masyarakat.

"Terus bekerja mewujudkan Polri yang tegas, humanis, dekat dengan masyarakat dan dicintai masyarakat," ucap mantan Kabareskrim Polri itu.

Oleh karena itu, Sigit menegaskan, para Calon Pemimpin Polri masa depan ini, harus memiliki tiga kompentensi, yakni teknis, etika dan leadership. Dengan menguasai hal itu, Sigit meyakini, para lulusan akan menjadi sosok yang bisa diteladani oleh anggota serta masyarakat.

Dengan terciptanya sosok Pemimpin yang diteladani, menurut Sigit, akan menghindari dari segala macam bentuk potensi pelanggaran yang dilakukan oleh anggota, seperti Pungli, tidak profesional, perilaku buruk, kesewenang-wenangan, hingga perilaku kasar.

Apabila dapat dicegah potensi pelanggaran sejak dini, diharapkan hal itu dapat mengembalikan tingkat kepercayaan publik, yang sempat menempatkan Polri menjadi salah satu Lembaga Negara yang paling dipercaya oleh masyarakat.

"Jadi, ini adalah catatan-catatan yang kalau kita semua ingin berubah menjadi baik, maka catatan-catatan ini kemudian harus diperbaiki, harus dihilangkan. Sehingga potret rekan-rekan ke depan, akan menjadi lebih baik," tutur Sigit.

Sigit menambahkan, untuk meraih lagi kepercayaan publik, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan. Diantaranya adalah meningkatkan profesionalitas dalam menjalankan dan menuntaskan tugas. Kemudian, membangun SDM yang unggul, untuk menjawab tantangan zaman. Lalu, juga mampu memberangus segala bentuk kejahatan yang meresahkan, serta menjadi perhatian masyarakat.

Lebih dalam Sigit memaparkan, pentingnya meningkatkan hubungan Personil Kepolisian dengan masyarakat atau Proximity Policing. Setiap Personil harus mampu melakukan perbaikan instrumental, agar mampu menerapkan Prediktif Policing. Menurut Sigit, strategi lainnya yang tak kalah penting, adalah bagaimana menampilkan sosok yang betul-betul dicintai dan diharapkan oleh masyarakat atau Prosedural Justice.

"Jadi, bagaimana menekankan perlakuan rekan-rekan terhadap masyarakat secara patut dan adil. Tingkah laku kita, bagaimana kita betul-betul mau mendengarkan keluhan masyarakat, menunjukkan kesungguhan dalam memberikan pelayanan," jelas eks Kapolda Banten itu.

Strategi selanjutnya adalah, kata Sigit, seluruh jajaran Korps Bhayangkara harus lebih transparan, rasional dan memenuhi logika publik dalam menjalankan tugasnya melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat.

"Jadi, ini yang harus rekan-rekan lakukan, karena dari keempat strategi tersebut, maka yang berkorelasi paling kuat terhadap peningkatan kepercayaan publik adalah procedural justice," kata Sigit.

Di sisi lain, dalam kesempatan tersebut, Sigit juga kembali mengingatkan, soal pengarahan dari Presiden Jokowi, untuk segera difahami serta ditindaklanjuti dengan baik dalam penerapannya.

Lebih jauh, Sigit juga mengingatkan, para peserta lulusan Sespimti dan Sespimmen, untuk terus menyiapkan diri, guna menghadapi tantangan dan dinamika global yang penuh ketidakpastian. Mulai dari krisis global yang berdampak ke Indonesia, konflik antara Negara Rusia dan Ukraina, mengamankan Presidensi G-20, Pemilu 2024, hingga menindak tegas segala bentuk kejahatan-kejahatan konvensional yang dapat meresahkan masyarakat.

"Terhadap peristiwa yang ada saya selalu sampaikan, saat ini kita sedang terus diuji. Ibarat emas, saat ini kita sedang ditempa, dipanaskan, dimurnikan, diayak, untuk bisa menjadi emas 24 karat. Pilihannya, apakah rekan-rekan masuk menjadi bagian emas yang 24 karat atau rekan-rekan menjadi bagian yang lebur, karena ujian yang saat ini sedang terjadi. Jadi, saya kira kita semua sepakat, bahwa rekan-rekan akan masuk menjadi bagian kelompok yang menjadi emas 24 karat," tutup Sigit. (HAP)

IMG-20221031-WA0002

HUT kedua JSM, Riri Satria: Komunitas Sastra Harus Jadi Rumah Belajar untuk Kembangkan Potensi

Jendela Jurnalis, Jakarta

Komunitas Jagat Sastra Milenia atau yang dikenal dengan sebutan JSM, selenggarakan perayaan Ultah kedua, Minggu (16/10/22), bertempat di Lt. 4 Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Seharusnya tanggal HUT JSM adalah 10 Oktober, namun baru dirayakan tanggal 16 Oktober 2022.

Ketua Panitia, Nunung Noor El Niel menjelaskan, bahwa di usia yang baru dua tahun, JSM sudah berupaya untuk melakukan banyak kegiatan, untuk ikut serta membangun kesusastraan Indonesia dalam berbagai bentuk, antara penerbitan dan forum diskusi buku melalui JSM Press, workshop penulisan, perlombaan, mengelola Media Sastra Daring yaitu Sastramedia dan sebagainya.

Dalam sambutannya, Ketua JSM, Riri Satria mengatakan, bahwa JSM didirikan pada tanggal 10 Oktober 2020, dengan visi "Menjadi Rumah Belajar dan Berkarya Bersama dalam Upaya Memajukan Kesusastraan Indonesia".

Untuk mewujudkan visi tersebut, dilakukan dalam beberapa jalan yang menjadi misi JSM, yaitu:
(1) membuat program pengembangan kemampuan menulis sastra
(2) melakukan pembinaan khusus untuk penulis pemula
(3) menyelenggarakan forum diskusi
(4) penerbitan karya dalam bentuk buku dan lainnya
(5) memanfa'atkan kemajuan teknologi digital dan internet dalam aktivitasnya
(6) menjalin kerjasama dengan berbagai komunitas dan organisasi lainnya di Dalam dan Luar Negeri.

“Komunitas Sastra harus mampu menjadi rumah belajar, bukan hanya sekedar rumah ngumpul atau seremonial. Ada proses pengembangan kompetensi yang berjalan dalam komunitas, maka barulah komunitas tersebut memiliki makna bagi anggotanya dan pemangku kepentingan atau stakeholders lainnya,” demikian Riri Satria menegaskan.

Logo JSM terdiri dari tiga komponen, yaitu pena bulu ayam berwarna merah, buku, serta teknologi cloud di internet berwarna biru. Pena bulu ayam berwarna merah melambangkan aktivitas menulis yang lentur namun penuh keberanian. Sementara itu, buku melambangkan keabadian karya, ilmu pengetahuan dan pembelajaran. Sedangkan teknologi cloud di internet yang berwarna biru, melambangkan kemajuan teknologi digital yang menghubungkan pelosok dunia, yang saat ini juga sudah memasuki dunia sastra.

Dengan demikian, logo ini mengatakan, bahwa JSM itu merespon kondisi sosial masyarakat dan lingkungan hidup, dengan menyuarakannya melalui tulisan dengan penuh keberanian dan tanggung jawab, berdasarkan ilmu pengetahuan, terus menerus belajar dan mengabadikan pemikiran lewat karya, serta tidak takut menghadapi disrupsi teknologi, bahkan memanfa'atkan teknologi dalam aktivitas sastra.

Salah satu acara utama pada perayaan HUT JSM ke-2 ini, adalah peluncuran buku kumpulan puisi "Modus yang Tulus" karya Dhe Sundayana Perbangsa, serta kumpulan puisi "Stasiun Rupa Akasara" karya Erna Winarsih Wiyono. Buku puisi Sundayana akan dibahas oleh Doddi Ahmad Fauji, sedangkan buku puisi Erna akan dibahas oleh Ira Sumarah Hartati Kusumastuti. Ketua JSM, Riri Satria, ikut membahas dari sudut pandang yang lain. Sebagai pemandu diskusi adalah Pimred Sastra Media, Sofyan RH Zaid.

Pada perayaan HUT JSM tersebut, juga diumumkan Anugerah Sastramedia 2022 untuk tiga kategori, sebagai berikut: "Melawan dengan Kata" karya Hikmat Gumelar (kategori Esai); "Warisan Buah Kandung" karya Beri Hanna (kategori Cerpen); serta "Penyakit di Pagi Hari, Jam 6:30" karya Muhammad Riyadi (kategori puisi). Sedangkan 44 karya yang masuk ke dalam nominasi yang sudah diumumkan sebelumnya, dimuat dalam buku "Kata Terpilih Kita Menjadi: Jagat Puisi, Cerpen dan Esai Terbaik pilihan Sastramedia 2021-2022". Secara simbolik, buku ini diserahkan kepada tiga nominator yang kebetulan hadir dalam acara perayaan HUT JSM. Pengumuman disampaikan oleh Riri Satria, Ketua JSM selaku Pimpinan Umum Sastramedia, Sofyan RH Zaid selaku Pimred, serta Emi Suy selaku Sekretaris Redaksi.

Sastramedia adalah sebuah media Daring yang memuat tiga kategori tulisan, yaitu puisi, cerpen, serta esai terkait sastra. Secara organisasi, Sastramedia berada di bawah koordinasi JSM. Setiap tulisan yang masuk akan melewati tahap evaluasi oleh Redaksi sebelum dimuat. Sastra Media pun menyediakan honor untuk para penulis yang karyanya dimuat.

Acara lainnya adalah workshop singkat "Penciptaan Puisi" serta peluncuran buku "Kaidah Puisi dan Akidah Kepenyairan", karya Sofyan RH Zaid. Ketua JSM, Riri Satria, dalam sambutannya mengatakan, bahwa, “Saya memahami, bahwa Sofyan memiliki misi pribadi untuk dunia perpuisian, dimana dia ingin ikut serta menjaga marwah puisi di Indonesia. Ini dilakukan dengan memberikan masukan, kritik, diskusi dan sebagainya. Bahkan Sofyan juga menulis di Medsos terutama Fb, tentang bagaimana puisi yang baik. Semakin lama tulisan itu semakin bertambah dan inilah cikal-bakal kumpulan tulisan yang diterbitkan dalam buku ini. Saya membaca beberapa tulisan dalam buku ini sejak tahun 2017 di Fb. Berarti buku ini sudah dipersiapkan sejak lima tahun yang lalu.”

Riri menjelaskan lebih lanjut, “Pada bulan Januari 2021, saya meminta Sofyan untuk mengadakan pelatihan menulis puisi yang pertama untuk JSM dan berjalan dengan baik. Saat itulah saya mengetahui, bahwa ternyata Sofyan sudah memiliki sejumlah tulisan yang bisa diterbitkan menjadi buku, tentang bagaimana menulis puisi yang baik. Tetapi saat itu Sofyan masih ragu untuk menerbitkannya, karena masih banyak yang harus diperbaiki dan ditambahkan materinya. Saya mengatakan kepada Sofyan, bahwa jika buku itu terbit dan dibaca oleh banyak orang, maka misi Sofyan untuk ikut serta menjaga marwah puisi di Indonesia, dapat dilaksanakan dengan baik. Sofyan ikut memberikan pencerahan tentang puisi yang baik kepada masyarakat Indonesia yang membaca buku tersebut.”

Acara HUT JSM kedua ini juga dimeriahkan oleh parade baca puisi oleh Exan Zen (pemenang Pertama Lomba Baca Puisi Memperingat Seabad Chairil Anwar oleh JSM), Ical Vrigar, Piet Yuliakhansa, Jusiman Dessirua, Rinidiyanti Ayahbi, A. Slamet Widodo, Gambuh R. Basedo, Nunung Noor El Niel, Emi Suy, Rissa Churria, serta Erna Winarsih Wiyono. (HAP)

IMG-20221031-WA0000

Indahnya Kebersamaan! TNI-Polri Berbagi Kasih dan Berikan Yankes kepada Jema’at Gereja Imanuel Holomama

Foto kebersamaan antara Prajurit TNI bersama Masyarakat Hololama.

Jendela Jurnalis, Intan Jaya

Indahnya kebersamaan. Itulah realita yang dipertontonkan oleh Prajurit Kostrad dan Brimob Damai Cartenz bersama masyarakat Kp. Holomama, Intan Jaya, Minggu (23/10/22). Di hari Minggu yang indah, nampak sekali senyum hangat yang tulus dari wajah warga Kp. Holomama, menerima Ksatria Tengkorak dan Brimob Damai Cartenz, untuk beribadah bersama di GKII (Gereja Kemah Injil Indonesia) Jema'at Imanuel, Holomama.

Suasana toleransi antar agama terlihat dengan jelas. Prajurit Kostrad dan Brimob yang beragama Islam, tidak hanya sekedar mengamankan rekan-rekannya yang beribadah. Namun, bersama dengan Kapten Suryo (Pasiops), Iptu Tri Arda (Brimob), Letnan Bima, Letnan Syaefulloh alian Bapa Pater dan Letnan Pane (Dokter), Kapten Anwar, si Bos Holomama menunggu selesainya ibadah bersama TNI, Polri dan masyarakat, untuk kemudian menghampiri Bapak Pendeta dan jema'atnya.

Sekitar 50 jema'at Gereja Imanuel Holomama, dipimpin oleh Pendeta Paulus Maiseni, bersama dengan 30 Personel TNI-Polri berdo'a kepada Tuhan, bersyukur dan berterima kasih serta memohon agar selalu diberikan berkat, perlindungan, kesehatan dan keselamatan. Tidak lupa, para jema'at mendo'akan, agar terwujudnya Intan Jaya yang aman dan damai, sehingga tercipta suasana PAPEDA (Papua Penuh Damai).

"Sudah lihat. Ibu-Ibu lihat muka. Ini kita punya Bapak. Jangan bilang ini orang lain. Jangan takut, ini kita punya Bapak," jelas Pendeta Paulus kepada jema'at, saat memperkenalkan Kapten Anwar.

Kapten Inf. Anwar, kemudian memperkenalkan dirinya dan para Prajurit Yonif PR 305/Tengkorak kepada para jema'at. Tidak lupa, Anwar juga menyampaikan bahwa bersama mereka, hadir Personil Brimob Damai Cartenz, yang akan bersama-sama menjaga Intan Jaya.

"Kami datang ke sini untuk memperkenalkan diri. Kami juga membawa Alkitab, bola voli dan netnya, serta beras yang telah disiapkan oleh rekan kami dari Brimob," kata Anwar, kepada para jema'at Gereja.

Setelah Giat di dalam Gereja selesai, Prajurit Kostrad, Brimob Damai Cartenz dan masyarakat, kemudian keluar menuju lokasi pemasangan baliho PAPEDA. Di sisi lain, Pater dengan asyiknya berbagi dan bermain dengan anak-anak dan Mama-mama. Dokter bersama timnya memberikan pelayanan kesehatan. Suasana yang terlihat begitu bahagia.

Menerima bantuan Alkitab, beras, bola dan net voli serta Yankes dari TNI dan Polri, kembali Pendeta Paulus didampingi Gembala Yulius Sani, mengungkapkan rasa syukurnya.

"Terima kepada Danpos Holomama dan Komandan Guest House. Mereka bawa bantuan untuk Pendeta dan Jema'at Gereja Imanuel Holomama. Alkitab dan beras, bola voli dan net," ucap Pendeta Paulus di hadapan warga.

Pendeta Paulus kemudian melanjutkan, "Tuhan memberkati Bapak-bapak. Kami tidak membalasnya apapun, Tuhan sendiri membalas Bapak-bapak. Terima kasih. Amakanie."

Warga kemudian memasang net dan bermain voli. Serasa bahagianya suasana Kp. Holomama, sejak kedatangan Prajurit Kostrad dan Brimob ke Kampungnya. Sebelum para Ksatria Tengkorak dan Brimob Damai Cartenz kembali ke Pos masing-masing, Pendeta Paulus mengundang untuk hadir pada saat perayaan Natal pada bulan Desember nanti.

Bahagia selalu saudaraku. Bahagia selalu semuanya. Kebersamaan TNI-Polri dengan masyarakat, akan mewujudkan PAPEDA. (HAP)