Ilustrasi dugaan pungli berkedok penjualan buku LKS
Jendela Jurnalis Karawang, JABAR –
Pemerintah Kabupaten Karawang melalui Dinas Pendidikan seringkali menghimbau agar pihak sekolah tak melakukan penjualan buku Lembar Kerja Siswa (LKS) dan sejenisnya.
Namun, himbauan tersebut tampaknya tak diindahkan oleh SDN Mekarmaya II, yang terletak di Desa Mekarmaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang yang diduga menabrak aturan sebagaimana diatur dalam Pasal 12a, mengenai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 75 Tahun 2020 Tentang Komite Sekolah. Yang dimana dalam pasal tersebut tertulis, Komite Sekolah, baik perorangan maupun kolektif dilarang menjual buku pelajaran, bahan ajar, pakaian seragam, atau bahan pakaian seragam di sekolah.
Dugaan tersebut muncul lantaran adanya indikasi penjualan buku LKS atau buku ajar disekolah tersebut, yang juga dirasa sangat memberatkan orang tua murid.
Berdasarkan keterangan dari salah satu orangtua murid di SDN Mekarmaya ll yang enggan menyebutkan dan dipublikasikan namanya, diterangkan bahwa anaknya yang bersekolah di SDN Mekarmaya II dibebankan biaya 40.000 untuk pembelian 1 buku LKS.
“Semua murid disuruh oleh guru untuk membeli LKS tersebut seharga 40.000 untuk satu buku, dan dalam pembelajaran sering kali guru memberikan tugas agar murid mengerjakan soal soal yang ada di dalam buku LKS tersebut,” terang salah satu orang tua murid tersebut pada Rabu (26/7/2023).
Lebih lanjut, orang tua murid tersebut berharap bahwa dengan adanya kejadian penjualan buku LKS di sekolah tersebut, tentunya pihak Dinas dan Aparat Penegak Hukum (APH) diharapkan untuk menindak lanjuti dan melakukan sidak ke sekolah. Karena hal tersebut jelas telah melanggar aturan dan disinyalir sebagai bentuk pungli yang bertujuan memperkaya oknum-oknum yang bertugas di sekolah tersebut.
Sementara itu, Kabid SD Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang ketika dikonfirmasi terkait permasalahan tersebut oleh awak media melalui aplikasi WA tidak menjawab alias bungkam, adapun Korwilcambidik Cilamaya Wetan ketika hendak di konfirmasi ke kantor nya ternyata sedang tidak ada ditempat. (Yanto)*
About The Author