Miris! Wisata Edukasi Taman Situs Purbakala Cipari Terlihat Sepi Pengunjung

Jendela Jurnalis Kuningan, JABAR – Terkenalnya Kabupaten Kuningan sebagai Kabupaten Pariwisata berbanding terbalik dengan keadaan terkini Cagar Museum Situs Taman Purbakala yang berada di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur.
Situs museum yang mengandalkan sejarah perdaban manusia sebagai bahan edukasi mulai dari kampak batu, gelang batu, dan gerabah yang terbuat dari tanah liat menjadi saksi peradaban manusia di Kabupaten Kuningan yang hari ini kurangnya pengunjung.
Lurah Cipari Nining Kurniasih menjelaskan kepada Jendela Jurnalis, bahwa kurangnya pengunjung di Taman Purbakala Cipari memang sudah lama, secara pengelolaan situs sudah dikelola pihak provinsi Jawa Barat. Rabu (26/7/2023).
“Untuk pengelolaan Situs Taman Purbakala Cipari, sudah dikelola oleh pusat, begitupun para pegawai yang mengelola itu ada beberapa dari provinsi dan ada juga dari kabupaten,” jelasnya.
Ada beberapa upaya yang sudah dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan untuk meningkatkan jumlah pengunjung Situs Museum Taman Purbakala Cipari, diantaranya mulai dari jalur bus wisata Kemuning yang sengaja berhenti didepan area situs, dan ada beberapa pembangunan bangunan baru dimulai dengan gajebo, Museum Budaya dan tempat penginapan untuk pengunjung.
“Sudah diupayakan secara infatruktur diperlengkap, cuman mungkin tinggal secara pemasaran wisata yang perlu ditingkatkan, karena wisata taman purbakala berbeda dengan wisata yang lain, dimana yang lain memberikan keindahan view Kuningan, Situs Taman Purbakala memberikan edukasi sejarah,” ungkapnya.
Dirinya berharap, dengan adanya situs taman purbakala cipari juga sebagai icon wisata kuningan dalam bidang edukasi pendidikan, dan sebagai cagar budaya yang harus dilestarikan untuk anak cucu.

Perlu diketahui, dalam sebuah penelitian, dilokasi tersebut pernah ditemukan altar batu, dolmen, lumpang batu dan batu dakon. Benda-benda itu dibuat dari batu dengan ukuran besar dan tunggal atau monolit. Mengindikasikan bahwa situs tersebut berasal dari sekitar 1000 sampai 500 tahun sebelum masehi. Satu masa bercirikan neolitik dengan tradisi megalitik. Ada juga yang mengatakan bahwa masa ini disebut dengan masa perundagian (paleometalik atau perunggu-besi) dengan tradisi megalitik.
(Wan)*