Bulan: September 2023

IMG-20230922-WA0014

Kapolres Aceh Barat Gelar Jum’at Curhat Bersama Panwaslih Kabupaten

Suasana dalam jum'at curhat

Jendela Jurnalis Aceh Barat, ACEH -
Kapolres Aceh Barat AKBP Andi Kirana S.I.K., M.H, mengadakan acara Jum'at Curhat yang dihadiri oleh Ketua Panwaslih Aceh Barat Aidil Azhar, S.Si. beserta para anggotanya. Bertempat di Kantor Panwaslih Jalan Sentosa Gampong Drien Rampak, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat. Jum'at ( 22/09/2023), pukul 09.00 WIB.

Kegiatan tersebut merupakan upaya untuk mendengar keluhan dan masukan dari ketua Panwaslih Aceh Barat menjelang Pemilu serentak tahun 2024.

Dalam acara tersebut, Kapolres mengajak Panwaslih Kabupaten dan Anggota untuk berdialog interaktif.

Kegiatan tersebut berlangsung dengan suasana santai dan penuh keakraban, Kapolres juga menegaskan pentingnya melaporkan pelanggaran kepada Panwaslih sesuai aturan yang berlaku.

Dalam kesempatan itu, Kapolres memberikan pesan kamtibmas, menjelaskan bahwa dalam kegiatan tersebut merupakan implementasi dari tugas Polri.

"Kehadiran Polri pada setiap kegiatan adalah simbol Negara yang hadir ditengah-tengah Masyarakat, untuk memberikan jaminan Keamanan, Perlindungan, Pengayoman, dan Pelayanan kepada warga," jelas Kapolres.

"Dengan Pemilu serentak 2024 yang semakin dekat, kegiatan Jum'at Curhat ini diharapkan dapat memperkuat kerjasama antara aparat Keamanan dan lembaga pemantau Pemilu demi terciptanya proses Pemilu yang adil dan demokratis," tambahnya.

Kegiatan tersebut juga dihadiri Wakapolres, PJU Polres Aceh Barat, Kapolsek Johan Pahlawan dan Personel Satbinmas.

Semantara itu, Ketua Panwaslih Aceh Barat Aidil Azhar, S.Si. mengucapkan terimakasih dan Apresiasi kepada jajaran Polres Aceh Barat yang telah menggelar Jum'at Curhat di Kantornya.

"Untuk kedepannya kita sama-sama mengawasi pemilihan umum (Pemilu) serentak tahun 2024 mendatang. Semoga tidak ada pelanggaran yang berarti, sehingga pesta demokrasi berjalan dengan Aman lancar dan kondusif," ucap Panwaslih Aidil Azhar, S.Si.(Muhibbul Jamil)*

IMG-20230921-WA0100

Diduga Alergi Wartawan, Oknum Supplier Desa Jayamulya Kecamatan Cibuaya Ngumpet Saat Akan Dikonfirmasi Soal Penyaluran BPNT

Ilustrasi

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Program BPNT atau Bantuan Pangan Non Tunai sebesar Rp. 600.000 (enam ratus ribu rupiah) yang dikelola oleh Kemensos yang bersumber dari dana APBN kini kembali digelontorkan.

Bantuan tersebut dalam rangka program penanggulangan kemiskinan yang meliputi perlindungan sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, dan pelayanan dasar.

Terkait teknis penyalurannya, beberapa kebijakan mungkin diperbolehkan dalam bantuan tersebut, contohnya direalisasikan dalam bentuk sembako, namun dengan ketentuan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak, yaitu antara pihak penerima mamlnfaat dan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), mencakup juga edukasi kepada penerima manfaat, guna menghindari kesalahpahaman kedua belah pihak.

Selain kesepakatan antara kedua belah pihak, sisi pengawasannya melalui sosial kontrol pun serta merta harus dijalankan, guna menghindari adanya kecurangan dari oknum supplier nakal yang kadang membuat aturan sendiri dalam realisasi pendiatribusiannya.

Terkait hal tersebut, awak media berusaha menggali informasi terkait teknis pembagian program BPNT kepada salah satu supplier inisial WN, guna mempertanyakan perihal berapa banyak jumlah desa dan berapa banyak jumlah KPM yang dirinya kelola. Rabu (20/9/2023).

Namun sangat disayangkan, seorang oknum supplier tersebut diduga alergi wartawan. Pasalnya, beberapa kali disambangi kerumahnya pun sepertinya WN yang berdomisili di Desa Jayamulya, Kecamatan Cibuaya tersebut enggan ditemui, begitupun melalui pesan aplikasi WhatsApp, dirinya sama sekali tak merespon konfirmasi dari awak media yang notabene sedang menjalankan tugas sebagai sosial kontrol.

Menyikapi perihal bungkam dan tidak kooperatifnya salah satu oknum supplier yang berada di wilayah Kecamatan Cibuaya tersebut, Aep apriyatna selaku perwakilan Lembaga Bantuan Hukum Himpunan Advocat Pengacara Indonesia (LBH HAPI) mengaku sangat menyayangkan dengan adanya kejadian tersebut.

"Ada apa dengan WN? kalaupun dirinya tidak merasa bersalah atau terindikasi telah berbuat curang perihal pembagian BPNT yang dia pegang dan kelola, kenapa harus merasa risih? dan kenapa harus sembunyi? tinggal hadapi saja dengan gentle, jangan malah seolah sembunyi dan membungkam ketika dikonfirmasi," ungkapnya dengan melontarkan beberapa pertanyaan. Kamis (21/9/2023).

Lanjut Aep, dengan adanya kejadian tersebut, sebagai pihak Lembaga Kontrol Sosial dan sekaligus perwakilan dari LBH HAPI, dirinya meminta kepada pihak yang bertanggungjawab dalam hal ini Dinas Sosial (Dinsos) agar dengan segera melakukan evaluasi terhadap kinerja WN sebagai pihak supplier.

"Dikhawatirkan Oknum Supplier tersebut terindikasi telah berbuat curang dalam melakukan tugasnya," tegasnya.

Aep berharap, dengan adanya kejadian ini, para supplier kedepannya lebih kooperatif lagi dan bisa menjalin kerjasama yang baik dengan pihak kontrol sosial, tentunya agar tercipta sebuah sinergitas yang baik.

"Dan untuk WN, saya berharap pihak Dinsos segera melakukani tindakan tegas dan evaluasi atas kinerjanya. Agar kedepannya tidak ada lagi oknum oknum supplier yang mental curut, yang lebih mementingkan isi perutnya sendiri tanpa memikirkan kepentingan penerima manpaat," tutupnya.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak supplier WN tetap tidak bisa ditemui dan tetap membungkam seribu bahasa saat di konfirmasi melalui pesan aplikasi WhatsApp. (D'Sukarya)*

IMG-20230921-WA0066

Waduh! Diduga Akibat Lemahnya Pengawasan, LSM Lidik Akan Laporkan CV. Aqila Putri Berlian Lantaran Curangi Volume Ketinggian

Papan informasi pekerjaan (insert: hasil ukur LSM Lidik)

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Pemerintah Kabupaten Karawang terus menggelontorkan program pemerataan pembangunan dari berbagai leading sektor, salah satunya melalui pembangunan penurapan jalan KW 9.

Program yang didanai dari APBD Kabupaten Karawang Tahun Anggaran 2023 dengan jumlah anggaran Rp. 189.564.277,- dengan volume panjang = 164 M' x 2 dan Tinggi = 1.00 M' yang dikerjakan oleh CV. Aqila Putri Berlian.

Namun sangat di sayangkan, dalam proses pekerjaannya diduga tidak sesuai spesifikasi dan dikerjakan asal jadi. Kamis (21/9/2023).

Menyikapi adanya kejadian tersebut, membuat geram Suhanta selaku Ketua LSM LIDIK Kabupaten karawang.

Menurutnya, seharusnya pihak dinas PUPR bidang jalan benar-benar selektif ketika memberikan sebuah pekerjaan jasal asal saja, karena dikhawatirkan cenderung lebih mementingkan kantong pribadinya sendiri ketimbang kualitas bangunan.

Apalagi, berdasar hasil investigasi LSM Lidik Karawang dilokasi pekerjaan pemurapan di Kelurahan Tunggak Jati, diduga tidak sesuai dengan spesifikasi dan RAB.

Terlihat setelah tim investigasi mengukur ketinggian, hanya ada sekitar 70 CM dan ada juga yang 80 CM.

Selain itu, kualitas campuran semen juga diduga tidak sesuai takarannya, sehingga hasilnya sudah jelas akan mempengaruhi mutu dan kualitas dibawah standar spesifikasi.

"Yang jadi pertanyaan kami sebagai sosial kontrol, meyakini Pengawas Dinas PUPR Bidang Jalan tidak bekerja dan turun kelapangan untuk mengontrol dan hanya terima gaji buta saja," tandasnya.

Suhanta menambahkan, kalaupun memang tidak ada tindakan apapun dari pihak dinas terkait, setelah pekerjaan selesai nanti dirinya akan melayangkan laporan ke pihak BPKP.

"Kami akan tunggu pekerjaan itu selesai, dan pastinya pihak dinas akan membayar pekerjaan sesuai dengan SPK. Nah, baru kami dari pihak LSM LIDIK Karawang akan melayangkan surat aduan ke pihak BPKP. Pasalnya, bukti-bukti sudah kami kantongi," tegasnya.

Untuk pekerjaan penurapan jalan KW 9 tersebut, Suhanta menilai sangat mengecewakan, bahkan terkesan dibiarkan tanpa ada pengawasan dari pihak dinas terkait.

"Dan untuk pihak CV. Aqila Putri Berlian, pasti akan saya laporkan," tutupnya.

Di tempat terpisah, Joko selaku Kasie Bidang Jalan Dinas PUPR Karawang saat dikonfirmasi perihal pekerjaan penurapan jalan KW 9 yang tidak sesuai dengan spesifikasi tidak merespon sama sekali alias bungkam. (D'Sukarya)*

IMG-20230921-WA0055(1)

Rumah Warganya Diterjang Angin Punting Beliung, Keuchik Desa Kuta Padang Berikan Bantuan

Foto saat memberikan bantuan pada warga

Jendela Jurnalis Aceh Barat, ACEH -
Aparatur Desa Kuta Padang, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, menyerahkan bantuan masa panik kepada warganya korban angin puting beliung. Kamis (21/9/2023).

Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Keuchik Desa Kuta Padang kepada Linda Sari yang merupakan pemilik rumah korban angin puting beliung yang terjadi pada Rabu malam (20/9/2023) lalu.

Keuchik Desa Kuta Padang, Syafrizal mengatakan pemberian bantuan tersebut agar dapat meringankan beban warganya yang tertimpa musibah.

"Bantuan yang kita berikan bukan dalam bentuk barang tetapi dalam bentuk uang tunai, nilainya sebesar 4 juta rupiah," ucap Keuchik Syafrizal.

Menurutnya, dengan begitu warganya yang tertimpa musibah angin puting beliung dapat mengunakan bantuan itu untuk hal-hal yang penting terlebih dahulu.

"Jika kita berikan barang takutnya tidak tepat sasaran dengan apa yang diperlukan, jadi kami menganggap lebih bijak memberikan bantuan uang tunai," terang keuchik yang akrab disapa Ngoh Jal.

Selain itu, ia berharap dengan bantuan tersebut atap yang diterbangkan angin puting beliung bisa segera di perbaiki, jadi warganya malam ini bisa langsung dapat menempati rumahnya kembali dan tidak perlu mengungsi lagi.(Muhibbul Jamil)*

IMG-20230921-WA0053

Diduga Program Normalisasi Sungai Neglasari Dikerjakan Tak Maksimal dan Kurang Pengawasan dari Dinas PUPR Karawang

Pekerjaan pengerukan

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR –
Program Normalisasi sungai di wilayah Kecamatan Rawamerta, Desa Sukamerta, Dusun Neglasari, RT 13/07, Kabupaten Karawang di apresiasi oleh Warga masyarakat setempat.

Akan tetapi, pada pelaksanaannya diduga dikerjakan dan dilaksanakan kurang maksimal.

Hasil dari pantauan Jendela Jurnalis dilapangan, tidak tampak adanya papan informasi pekerjaan di sekitar lokasi pekerjaan. Selain itu, juga tidak adanya keterangan keterbukaan informasi publik pada warga masyarakat, serta dalam pelaksanaannya pun diduga pengerukan tersebut tidak rapih. Kamis (21/9/2023).

Terlihat dari pengangkatan tanah lumpur yang tak teratur penempatannya, sehingga hasil dari kubikasi tanah yang dangkal tidak terlihat jelas.

Selain itu, terkait keberadaan sungai apur tersebut dekat dengan area pemukiman warga masyarakat, sehingga dalam pengangkutan tanah nya pun terlewati, sebagian di keruk dan sebagian sebagian tidak, sehingga terlihat tak beraturan.

Padahal, dalam pelaksanaan pekerjaan normalisasi sungai merupakan pengerukan lumpur dangkal, dengan tujuan agar nantinya air dapat mengalir dengan baik, demi keperluan dan kebutuhan air bagi warga masyarakat banyak, khususnya bagi para petani padi.

Hal tersebut diungkapkan E (inisial) selaku warga sekitar, menurutnya dalam setiap pelaksanaan proyek pemerintah, baiknya menerapkan keterbukaan informasi dengan memasang papan informasi pekerjaan, dengan tujuan agar masyarakat pun dapat bersama-sama mengawasi jalannya pekerjaan.

“Itu kalo kerjaannya begitu kelihatan berantakan pak, terus gak ada papan informasinya lagi, gimana kita bisa tahu besaran anggaran dan berapa volume panjang yang dikerjakan kalo begitu mah,” ungkapnya.

Selain pekerjaan yang tidak maksimal, dugaan kurangnya pengawasan dari pihak terkait yakni Dinas PUPR Karawang dan UPTD PUPR Kecamatan, seharusnya tingkat pengawasannya lebih dioptimalkan, demi mendapatkan hasil kerja yang lebih baik.

Dengan mengedepankan praduga tak bersalah tentang adanya dugaan pekerjaan program normalisasi sungai Neglasari yang sudah jelas didanai dari uang rakyat dan dikerjakan dengan maksimal, melalui terbitnya pemberitaan ini setidaknya bisa dijadikan alat koreksi bagi pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) serta Inspektorat dan BPK segera memberikan reaksinya.

Hingga berita ini diterbitkan, Jendela Jurnalis belum berhasil mendapatkan keterangan terkait siapa pelaksana dan pengawas dalam pekerjaan normalisasi tersebut. (Team)*

IMG-20230921-WA0027

Polres Aceh Barat Tangkap Basah Tersangka Pencuri Besi Conveyor di Pelabuhan Jetty Meulaboh

Pelaku pencurian yang berhasil ditangkap

Jendela Jurnalis Aceh Barat, ACEH -
Polres Aceh Barat menangkap tiga tersangka pencurian besi conveyor di kawasan Ujong Karang Meulaboh, Desa Suak Indrapuri, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat. Rabu (20/9/2023).

Penangkapan tersebut berdasarkan laporan masyarakat terhadap aksi pencurian tersebut, sehingga para pelaku ditangkap basah oleh personel Resmob Polres Aceh Barat.

Para pelaku yang ditangkap masing-masing berinisial HB (43), HA (42), dan D (49), ketiga warga tersebut merupakan satu Desa di Kecamatan Johan Pahlawan,” kata Kapolres Aceh Barat, AKBP Andi Kirana S.I.K., M.H, melalui Kasat Reskrim Iptu Fachmi Suciandi S.H.

Kasat Reskrim menceritakan kronologis kejadian tersebut bermula dari adanya laporan masyarakat terkait hilangnya peralata conveyor yang hilang dan diduga dicuri.

"Awalnya berdasarkan laporan masyarakat yang kerap melihat terjadi pencurian besi conveyor di Pelabuhan Jetty Ujung Karang Meulaboh," ujar Kasat.

Berdasarkan laporan tersebut, pihak Polres Aceh Barat saat mendatangi lokasi menemukan pelaku di lokasi yang sebagian besi-besi tersebut sudah dimuat ke dalam becak barang untuk dijual kepada pembelinya," pungkas Kasat

Para pelaku mencuri besi-besi tersebut menjalankan aksinya dengan cara memotong satu persatu, untuk kemudian diangkut menggunakan becak barang.

Pencurian tersebut dilakukan pada siang hari, yang dilakukan secara terang-terangan di pelabuhan Jetty Ujung Karang Meulaboh oleh ketiga pelaku tersebut.

Lebih lanjut, Fahmi menjelaskan bahwa para tersangka dan barang bukti berupa besi curian dan becak barang yang mengangkut barang curian tersebut kini telah diamankan di Polres Aceh Barat.

"Ketiga tersangka ini sedang menjalani pemeriksaan dalam kasus pencurian tersebut," tutup Kasat Reskrim Iptu Fachmi Suciandi S.H. (Muhibbul Jamil)*

IMG-20230921-WA0021

Pagar SMPN 1 Kutawaluya Roboh, Wali Murid dan Pihak Sekolah Harapkan Perhatian Pemerintah

Kondisi pagar yang roboh

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Sarana dan prasarana pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting demi terciptanya rasa aman dan nyaman dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Akan tetapi, sudah berbulan-bulan pagar sekolah SMPN 1 Kutawaluya yang roboh belum ada perbaikan.

Saat di wawancara terkait dengan pagar sekolah yang ambruk berbulan-bulan, salah satu wali murid SMPN 1 Kutawaluya dari Kelas 7A yang bernama Marsah menyampaikan kepada awak media, bahwa dirinya berharap agar Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang melalui Dinas Pendidikan bisa segera memperbaiki pembangunan pegar sekolah yang roboh tersebut.

Lebih lanjut, hal tersebut pun bukan hanya ditujukan kepada Pemkab Karawang saja, Marsah juga berharap kepada para Anggota DPRD Karawang Dapil II yang mengurusi Bidang Pendidikan bisa segera menindak lanjuti dan terjun langsung ke sekolah yang roboh di SMPN 1 Kutawaluya tersebut.

"Agar bisa membantu merealisasikan perbaikan dan pembangunan pagar sekolah, demi terciptanya rasa aman dan nyaman kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut," harapnya. Rabu (20/09/23).

Hal senada pun di sampaikan oleh Ade yang merupakan salah satu pegawai di lingkungan sekolah tersebut, Ade menyampaikan harapannya dari pihak terkait bisa segera memperbaiki pagar sekolah yang ambruk.

Ade menjelaskan, bahwa pagar sekolah itu ambruk sudah lama, dengan para guru dan pihak pegawai sekolah tembok pagar yang ambruk di rapihkan dan di bereskan.

"Karena tembok yang ambruk itu jatuh ke arah pesawahan warga, sehingga perlu di rapihkan," terangnya.

Sementara itu, Hj. Yani Nurbani selaku Kepala Sekolah SMPN 1 Kutawaluya menjelaskan dan membernarkan hal tersebut, bahwa pagar sekolah itu ambruk sudah lama kisaran di bulan Idul Adha kemarin sampai saat ini memang belum di perbaiki.

Pagar yang roboh tersebut kurang lebih sepanjang 100 meter dan tinggi 2 meter, lokasinya berada di belakang sekolah dan dekat area pesawahan. Selain itu, pagar yang ada di samping sekolah pun saat ini kondisinya sudah miring, sehingga Kepala Sekolah pun merasa sangat khawatir pagar samping sekolah pun takut roboh dan ikut ambruk seperti pagar di belakang sekolah.

Dengan adanya hal tersebut, pihaknya berharap agar pihak Pemkab Karawang melalui Dinas Pendidikan dan pihak-pihak terkait lainnya bisa segera memperbaiki pagar sekolah baik yang saat ini sudah roboh dan ambruk ataupun pagar yang saat ini kondisinya sudah miring.

"Dengan baik dan bagusnya sarana prasarana pendidikan akan tercipta rasa aman, rasa nyaman, bahkan keamanan lingkungan sekolah akan terjaga karena luar lingkungan sekolah tertata dengan baik dengan adanya pagar sekolah sekelilingnya," pungkasnya. (Heri Pramika)*

IMG-20230920-WA0054

Diduga Garong Volume Tinggi Pekerjaan Drainase Dusun Pagutan, LBH Hapi Akan Laporkan CV Raja Astina ke Pihak APH

Kondisi pekerjaan beserta papan informasi publik

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Menindak lanjuti perihal pemberitaan pembangunan drainase di Dusun Pagutan, Desa Sekarwangi, Kecamatan Rawamerta yang diduga dan terkesan dibiarkan tanpa pengawasan dinas terkait, membuat geram Lembaga Bantuan Hukum Himpunan Advokat Pengacara Indonesia Karawang (LBH HAPI).

Lantaran proyek yang dikerjakan oleh CV. Raja Astina dengan nominal anggaran Rp 189.253.000 yang bersumber dari APBD Karawang Tahun Anggaran 2023, dengan Volume panjang 167.00.M Tinggi 1,50 M’, melalui No kontrak 0,27/…/06.2.01.07.97/KPA -SDA/PUPR/2023 diduga dikerjakan tidak sesuai spesifikasi dan garong ukuran volume ketinggian, diduga hal tersebut demi bisa meraup keuntungan lebih besar.

Menyikapi adanya pembiaran yang dilakukan pihak dinas terkait, dalam hal ini Bidang Sumber Daya Air (SDS)
membuat geram Aep Apriyatna selaku anggota LBH HAPI Karawang. Dirinya merasa prihatin sekaligus merasa kecewa. Pasalnya, sudah berulang kali temuan pekerjaan yang dimotori bidang SDA tidak sesuai spesifikasi, tapi selalu dibiarkan begitu saja tanpa tindakan dan teguran bahkan sangsi apapun.

"Mereka dengan bebas melenggang dengan aman tanpa merasa takut apapun'l," ucapnya.

Perihal pekerjaan drainase Dusun Pagutan, CV. Raja Astina sudah jelas jelas diakui oleh salah satu pekerja lapangannya bahwa menurutnya terkait adanya pengurangan volume tersebut, dikatakannya sudah biasa dan di anggap sudah wajar untuk pekerjaan Dinas PUPR.

"Tapi sangat di sayangkan, pihak bidang pengawas SDA seolah-olah tutup mata dan telinga. Ada apa dengan bidang SDA? sudah jelas-jelas mereka garong ukuran volume ketinggian demi bisa meraih keuntungan lebih besar, tapi aneh bin ajaibnya tetap saja di biarkan tanpa adanya sangsi apapun. Jangan-jangan bidang SDA terima bolu juga, jadi tidak berani melakukan tindakan apapun," ungkapnya heran.

Lebih lanjut Aep apriyatna mengatakan bahwa sebagai perwakilan dari aktifis dan sekaligus dari pihak LBH HAPI Karawang, dirinya merasa kecewa terhadap Dinas PUPR bidang SDA, padahal sangat jelas dan terang benderang diakui oleh salah satu pihak pekerja CV Raja Astina bahwa untuk volume ketinggian tidak maksimal tapi tetap saja diam tanpa aksi apapun.

"Kalau memang mau didiamkan saja, saya pastikan kami akan bergerak, semua bukti-bukti sudah kami kantongi, dan saya pastikan akan saya laporkan ke pihak BPKP dan inspektorat, agar ada pembinaan sekaligus shock terapy bagi pihak-pihak pemborong bermental korup. Dan sekaligus meminta juga agar CV. Raja Astina dimasukan ke daftar hitam," Pungkasnya.

Hingga berita ini diterbitkan, dengan asas praduga tak bersalah, Jendela Jurnalis belum berhasil menghimpun keterangan dan mengonfirmasikan permasalahan tersebut kepada pihak CV. Raja Astina selaku pelaksana. (D'Sukarya)*

IMG-20230920-WA0055

Sambang Warga Pesisir, Satpolairud Polres Aceh Barat Himbau Nelayan untuk Jaga Kamtibmas

Foto satpolairud Aceh Barat bersama Nelayan

Jendela Jurnalis Aceh Barat, ACEH -
Personel Satpolairud Polres Aceh Barat beri himbauan Kamtibmas kepada warga Pesisir Gampong Panggong Kec. Johan Pahlawan Kab. Aceh Barat, Rabu (20/09/2023) Pukul 10.00 WIB.

Dikesempatan tersebut, Kasat Polairud dan Anggota membetangkan Spanduk Himbauan bersama Warga Nelayan yang bertuliskan Jenis-jenis alat tangkap yang dilarang di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Indonesia dan mari selamatkan Sumberdaya Perikanan kita.

Dalam pelaksanaannya, personel menyampaikan kepada masyarakat yang melaksanakan kegiatan melaut di wilayah perairan Aceh Barat untuk tidak lagi menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan (Trawl mini).karena alat tersebut melanggar aturan dan dapat merusak keberlangsungan hidup biota laut.

Kapolres Aceh Barat AKBP Andi Kirana S.I.K., M.H, melalui Kasat Polairud Iptu Suherman SE, mengatakan pelaksanaan Patroli ini untuk menyampaikan imbauan- imbauan kamtibmas. Salah satunya untuk meningkatkan perhatian dan kewaspadaan terhadap segala bentuk gangguan kamtibmas.

Lanjutnya, "Semua anggota Satpolairud digerakkan untuk selalu memantau stuasi kamtibmas wilayah pesisir, agar tetap aman dan kondusif," ucap Herman.

"Anggota selalu melaksanakan giat sambang masyarakat, sebagai upaya membina sinergitas untuk mencegah terjadinya gangguan kamtibmas," tuturnya

Tujuan dilaksanakannya giat tersebut agar lancarnya aktifitas masyarakat nelayan dari aksi premanisme serta saling menukar infomasi terkait situasi di perairan Kabupaten Aceh Barat.

"Agar keberadaan Satpolairud di tengah-tengah Masyarakat pesisir, dapat memberikan rasa aman dan nyaman, sehingga Masyarakat dapat melaksanakan aktifitas Sehari-hari dengan lencar," tutup Kasatpolairud Iptu Suherman SE. (Muhibbul)*

IMG-20230920-WA0027

Antisipasi Roboh, Personel Polsek Meureubo dan Disperkim Lakukan Pemangkasan Pohon

Proses pemangkasan pohon

Jendela Jurnalis Aceh Barat, ACEH -
Personel Polsek Meureubo Polres Aceh Barat bersama Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Aceh Barat terus menyisir titik-titik yang rawan pohon tumbang di permukiman Penduduk Gampong Meureubo Kec. Meureubo Kab Aceh Barat, Rabu (20/09/2023), Pukul 10.00 WIB.

Kapolres Aceh Barat AKBP Andi Kirana S.I.K., M.H, melalui Kapolsek Meureubo Iptu Karianta S.H, mengatakan, pemangkasan pohon itu dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi pohon tumbang yang bisa mengenai perumahan Penduduk.

Pemotongan ini dilakukan karena pohon sudah terlalu tua dan rawan tumbang pada saat musim hujan yang disertai dengan angin kencang.

"Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jangan mengenai perumah penduduk pada saat tumbangnya pohon tersebut," pungkas Karianta.

Lanjut Karianta, Disperkim memiliki tim khusus yang bertugas memeriksa pohon-pohon yang memiliki potensi roboh. Akan tetapi, tidak semua laporan langsung dilakukan pemangkasan.

"Jika pohon dirasa masih kokoh dan tidak terindikasi ada bagian yang membahayakan maka tidak akan dilakukan pemangkasan," ujarnya.

Alat berat yang digunakan

Sementara itu, Kariatna juga menjelaskan terkait pemangkasan pohon menggunakan alat berat berupa crane.

"Petugas Disperkim menggunakan alat berat berupa crane untuk memangkas pohon, seperti yang sedang dilakukan saat ini di belakang rumah Iswahyudi Gampong Meureubo Kec Meureubo Kab. Aceh Barat," tutup Kapolsek Meureubo Iptu Karianta, S.H.(Muhibbul Jamil)*