Proyek Pembangunan Jalan Rabat Beton Pantai Bakti Muara Gembong Diduga Banyak Penyimpangan
Jendela Jurnalis Bekasi, JABAR –
Kultur perilaku korupsi birokrasi di negeri ini kian hari semakin menjamur, adanya permainan dan kecurangan seperti sudah terbiasa, sepertinya virus telah menjalar nyaris ke seluruh sendi birokrasi dan lembaga pemerintahan di level pusat hingga level daerah.
Ironisnya, pelaku oknum tak hanya kaum elit pejabat birokrat dan politisi di level pemerintahan pusat saja, akan tetapi sudah merambah ke pejabat lainnya.
Hasil investigasi awak media dilapangan dan keterangan beberapa warga Dusun Bungin, Desa Pantai Bakti yang dihimpun awak media, salah satu warga yang enggan menyebutkan namanya menerangkan bahwa proyek tersebut diduga banyak penyimpangan dengan mengurangi volume.
“Proyek Pekerjaan pengecoran yang ada di Dusun Bungin kami ini yang di kerjakan oleh CV AGUNG KARYA, yang di dibiayai oleh pemerintah mencapai miliaran rupiah, di kerjakan asal jadi dan kami katakan benar, sesuai fakta dilapangan, banyak kejanggalan dan kecurangan dalam proyek pembangunan jalan ini. Coba saja untuk volume tinggi tebal beton yang seharus 25 cm, hanya rata-rata 22 cm, sampai 23 cm. Apakah itu sudah maksimal?,” terangnya. Jumat (15/9/2023).
“Mestinya pengawas atau konsultan lebih jeli,dalam melakukan pengawasan, dan lebih ekstra lagi,” tambahnya.
Poyek Pembangunan Rabat Beton, di Desa Pantai Bakti menelan anggaran mencapai Rp. 2.120.034.000.00,- yang dikerjakan pihak rekanan kontraktor, namun dikerjakan asal-asalan dan terkesan tidak mementingkan kualitas dan kuantitas.
Demi Mempercepat Pekerjaan Pelaksana Proyek Jalan Bungin Muara Gembong Pelaksana Tidak Memasang Spacer Bar. terlihat dengan jelas dilokasi kegiatan pada saat pengecoran pemasangan Warmes yang berfungsi sebagai tulangan penguat tidak terpasang Spacer Bar.
“Disamping itu, besi lebar warmes juga tidak sesuai dengan lebar jalan yang dibangun,” jelasnya.
Dari fakta tersebut, pelaksana dilapangan diduga sengaja tidak memasang Spacer Bar untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan pengecoran dan mobil molen tersebut agar dapat langsung dituang.
Hal lainnya yang juga dinilai tak sesuai dengan spesifikasi konstruksi beton, yakni saat pengecoran lapis beton pun terpantau hanya awal pelaksanaan saja permukaan elise yang dilapisi plastik untuk menahan air dalam curah cor-an tidak terserap dan bisa berpengaruh pada kualitas lapis beton.kata warga saat di mintai komentarnya.
Selain itu, dari hasil pantauan awak media, jalan yang sudah dikerjakan banyak sekali ditemukan jalan beton yang sudah retak, padahal proyek tersebut baru dikerjakan dalam beberapa hari ke belakang.
Saat awak media harus mencoba menanyakan kepada pekerja keberadaan konsultan dan mandor pengawas untuk konfirmasi persoalan kejanggalan dalam proyek tersebut, salah satu pekerja yang namanya minta di rahasiakan mengaku tidak tahu menahu.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak konsultan dan kontraktor sulit di temui untuk dimintai keterangan. (Team)*