Prihatin, Rumah Warga di Desa Rengasdengklok Selatan Sudah Tak Layak Huni dan Butuh Perhatian Pemerintah
Jendela Jurnalis Karawang, JABAR –
Kondisi rumah suganda warga Dusun Bojong Tugu, 1 RT 016/003, Desa Rengasdengklok selatan, Kabupaten Karawang, sangat memprihatinkan.
Rumah tersebut sudah tidak layak huni, karena dindingnya separuh tembok, separuhnya papan itu sudah lapuk dimakan rayap, bahkan sebagian sudah jebol.
Termasuk kayu atap penyangga genting, sewaktu-waktu bisa ambruk karena dimakan usia. Sebagian gentengnya juga telah pecah, sehingga jika musim hujan rumah yang ditinggali Suganda bersama istrinya Acih dan keluarga tersebut akan kebocoran oleh derasnya air hujan. Senin.(04/12/23)
Suganda yang pekerjaan pedangang pisang, karena kondisi memprihatinkan yang sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tidak menentu. Kadang-kadang ramai kadang sepi, orang-orang sekitarnya yang iba dengan nasibnya.
Ironisnya, pemerintah setempat terkesan tutup mata dengan kondisi rumah keluarga miskin dengan lantai dari tanah tersebut. Padahal ada beberapa program pemerintah mulai dari Pusat, Provinsi serta Daerah sendiri yakni program bedah rumah tidak layak huni.
Rey mengatakan, ia sangat prihatin dengan tempat tinggal keluarga Suganda tersebut, bahkan menurutnya dapat mengancam keselamatan nyawa orang yang berada di dalam rumah itu. Karena sewaktu-waktu bisa roboh atau ambruk, apalagi saat ini musim hujan disertai angin kencang.
“Seharusnya Aparat Desa Rengasdengklok Selatan serta Pemkab karawang lebih serius memperhatikan kondisi rakyatnya yang dihidup di bawah garis kemiskinan. Paling tidak memberikan bantuan program rumah tidak layak huni, agar mereka bisa tinggal lebih layak,” ujarnya.
Ia juga berharap, semua komponen pemerintah lebih peka dengan menggunakan hati nurani memperhatikan kehidupan masyarakat yang ada di bawah. Karena kenyataannya masih banyak rakyat yang hidupnya pas-pasan, sementara pejabatnya bergelimang kemewahan.
Ketimpangan dan kesenjangan sosial sangat tinggi antara yang kaya dan miskin. Ini terjadi karena para pejabatnya tidak mempunyai kepekaan sosial dan kepedulian terhadap rakyat yang tidak mampu. (reynald)*