Pekerjaan Normalisasi Sungai Dusun Sukarela Kertamulya Pedes Diduga Dikerjakan Asal Jadi dan Tak Sesuai Spesifikasi
Jendela Jurnalis Karawang, JABAR –
Dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur, pemerintah Kabupaten Karawang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) terus menggelontorkan anggaran guna menunjang pemerataan pembangunan untuk di tiap daerah.
Seperti pada proyek pekerjaan pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) dengan judul “Normalisasi Sungai Dusun Sukarela Desa Kertamulya Kecamatan Pedes” yang dikerjakan oleh CV. AZZA dengan Volume Panjang 2 x 54,50 M’ dan Tinggi 2,20 M’ namun terlihat dicoret dan dirubah menjadi 2,00 M’ l, dengan anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten Karawang Tahun 2023, adapun untuk besaran nilai kontraknya sebesar Rp. 189.224.000.00,- melalui proses 60 hari masa pengerjaan.
Namun sungguh disayangkan, dalam pelaksanaan proyek dari Dinas PUPR tersebut diduga dikerjakan asal-asalan, karena dari proses pemasangan batunya saja sudah tak sesuai spesifikasi serta menyalahi aturan, yaitu dipasang batu serta adukan dalam keadaan area yang banjir tergenang air, sehingga hal tersebut dapat berdampak terhadap kualitas pondasi yang buruk akibat dari adukan yang bercampur dengan air banjir.
Padahal, dilokasi tersebut dipasangkan kisdam (pembendung air). Namun, adanya kisdam seolah hanya dijadikan properti saja tanpa ditunjang dengan adanya alat pompa air / alkon untuk mengeringkan area galian pondasi untuk TPT, karena saat Jendela Jurnalis melakukan penelusuran disekitar lokasi pun sama sekali tak melihat adanya alat pompa air / alkon.
Guna menggali informasi, Jendela Jurnalis kemudian berupaya untuk meminta keterangan dari pekerja yang ada disekitar dilokasi pada jam istirahat, berdasar keterangan yang didapat, salah satu pekerja yang enggan menyebutkan namanya menerangkan bahwa pekerjaan tersebut milik seorang pemborong bernama Enjan, adapun untuk mandornnya bernama Sarwan.
“Pemborongna Enjan, lamun mandor namah Tarwan,” terangnya.
Namun saat ditanyakan terkait keberadaan madornya, pekerja menyebutkan bahwa mandor sedang tidak ada dilokasi.
Lebih lanjut, saat ditanyakan terkait siapa pengawas yang bertugas untuk mengawasi jalannya pekerjaan tersebut pun mereka mengaku tidak tahu.
Padahal, dengan adanya pengawasan yang intens, tentunya tidak akan ada pekerjaan yang mungkin dikerjakan secara asal-asalan, dan dengan pengawasan yang baik pula akan menghasilkan pekerjaan yang berkualitas dan dapat memberikan manfaat yang sesuai guna kepentingan masyarakat.
Sementara itu, akibat dari minimnya informasi, hingga berita ini dipublikasikan Jendela Jurnalis belum berhasil mendapatkan konfirmasi dan keterangan resmi dari pihak pelaksana maupun dari pihak pengawas yang ditugaskan oleh Dinas PUPR untuk mengawasi jalannya pekerjaan tersebut. (Nunu/Team)*