Jendela Tokoh

Dengan Nilai Sangat Memuaskan, Advokat Muda Gary Gagarin Sukses Raih Gelar Doktor Ilmu Hukum

Muhammad Gary Gagarin Akbar

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Sukses pertahankan disertasi di hadapan enam penguji dalam ujian terbuka promosi doktor di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta pada Sabtu (26/8/2023), advokat muda yang juga akademisi Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang, Muhammad Gary Gagarin Akbar, dinyatakan lulus dengan indeks prestasi kumulatif 3,82 (sangat memuaskan).

Dalam sidang tersebut, Gary berhasil pertahankan judul disertasi Reformulasi Pengaturan Kedudukan Mandiri Perusahaan Perseroan dalam Rangka Mewujudkan Good Corporate Governance.

“Judul ini diambil karena kegelisahan saya melihat mayoritas BUMN di Indonesia selalu merugi yang diakibatkan oleh intervensi atau keterlibatan negara yang terlalu dalam, bahkan juga dijadikan alat politis,” kata Gary yang juga Kaprodi hukum UBP Karawang ini.

Advokat muda yang menuntaskan S1, S2 dan S3 di UII menilai, intevensi pemerintah juga menyasar kepada BUMD yang ada di daerah.

“Oleh karena itu harapan saya agar kedepan pengelolaan BUMN dan BUMD Persero ini mampu benar benar menegakan prinsip tata kelola yang baik agar mampu memberikan sumbangsih nyata berupa keuntungan bagi negara atau pemerintah daerah selalu pemegang saham,” tutupnya.

Untuk diketahui, berikut susunan Dewan Penguji :

  1. Prof Dr Budi Agus Riswandi, SH.MHum selalu Dekan sekaligus Ketua Sidang.
  2. Prof. Dr. Ridwan Khairandy, SH.Mhum selaku Promotor
  3. Prof. Nandang Sutrisno, SH.LL.M.,M.Hum. Ph.D selaku Co. Promotor
  4. Prof. Dr. Pujiyono, SH.MH dari UNS Solo
  5. Prof. Dr. Mokhamad Khoirul Huda, SH., MH dari Univ Hangtuah Surabaya
  6. Dr. Winahyu Erwiningsih, SH.,Mhum dr Univ islam Indonesia
  7. Dr. Siti Anisah, SH.,MHum dari Univ Islam Indonesia
    (red)*

Siap Berjuang All Out di Pileg 2024, Dede Anwar Hidayat Bertekad Fokus dalam Peningkatan Mutu dan Kualitas Dunia Pendidikan

DR. Anwar Hidayat, SH., MH, (Dede Anwar) Bacaleg DPRD Dapil VI Kabupaten Karawang

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Usai resmi di usung DPC Partai PDIP Karawang dan telah terdaftar di KPU Karawang sebagai Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) di Dapil VI Karawang, DR. Dede Anwar Hidayat menyatakan siap berjuang All out di kontestasi Pemilu legislatif tahun 2024.

Dede Anwar menegaskan, sebagai seorang pejuang, dirinya akan bertarung semaksimal mungkin meraih kursi DPRD Karawang dari Dapil VI.

"Tentu dengan strategi yang berbeda dengan calon lainnya, saya tidak peduli apakah nanti sistem Pemilu nya tertutup atau terbuka, saya akan tetap maju dan berjuang di Pemilu legislatif 2024," ungkapnya saat di temui awak media di kediamannya, Jum'at (26/5/2023).

Menurutnya, profesi yang dijalankannya sehari hari sebagai pengusaha dan akademisi itu sudah merupakan bentuk konsolidasi dan interaksi dengan masyarakat, walaupun dirinya tidak secara langsung menyampaikan kepada masyarakat akan maju sebagai Bacaleg.

"Semua berjalan alami saja," ujar Dede Anwar yang saat ini menjadi Wakil Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPC PDI Perjuangan Karawang.

Dede Anwar mengatakan, jika kelak dirinya terpilih menjadi anggota DPRD Karawang, dirinya akan fokus pada peningkatan mutu dan kualitas dunia pendidikan di Kabupaten Karawang, Karena pendidikan adalah pondasi utama kemajuan suatu daerah.

"Infrastruktur pendidikan adalah hal terpenting dalam meningkatkan indeks pembangunan sumber daya manusia, maka Pemerintah daerah dan legislatif harus fokus pada program pembangunan infrastruktur pendidikan di Karawang, dengan komunikasi dan kolaborasi yang baik dengan seluruh stakeholder saya yakin dunia pendidikan akan maju dan berkualitas," pungkasnya. (red)*

Rahmat Hidayat Djati M.IP Unggul Sebagai Suara Terbanyak Versi Poling Kita untuk Bupati Karawang

H. Rahmat Hidayat Djati, M.IP, Ketua DPC PKB Karawang

Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -
Rahmat Hidayat Djati, MI.P Ketua DPC PKB Karawang, jelang Pilkada 2024 melonjak paling tinggi diantara enam nama Calon Bupati (Calbup) Karawang berdasarkan hasil Pollingkita.

Polling kita mengeluarkan tujuh nama calon Bupati Karawang yakni, Rahmat Hidayat Djati, Sayegi Dewasena, Aep Saepuloh, Acep Jamhuri, Gina Fadlia Swara, Syukur Mulyono, dan Sri Rahayu Agustina.

Voting yang dimulai dari tanggal 16 Mei 2023, tercatat sekitar 2.193 masyarakat Karawang yang telah memberikan vote. Adapun berikut hasil Pollingkita per Kamis 18 Mei 2023.

  1. Rahmat Hidayat Djati, 1.078 suara (46,4%), 2. M Sayegi Dewasena, 938 suara, (41,7%), 3. Aep Saepuloh 152 suara (6,8%), 4. Acep Jamhuri 49 suara (2,2%), 5. Gina Fadlia Swara 40 suara (1,7%), 6. Syukur Mulyono 16 suara (0,7%), 7. Sri Rahayu Agustina, 11 suara (0,3%).
    Direktur Eksekutif Singaperbangsa Barometer, Anton Samudera, mengatakan dengan daftar pemilih sementara (DPS) di Karawang yang berjumlah 1.789.179 pemilih. Dalam vote tersebut pihaknya menggunakan rumus slovin dalam menentukan sampel.

“Karena daftar pemilih tetapnya (DPT) belum resmi ditetapkan, jadi kami pakai DPS sebagai populasi, dan dihitung pakai rumus slovin dengan tingkat kesalahan 5 persen,” kata Anton.

Anton mengatakan setelah dihitung, ditemukan sebanyak 399,9 responden atau dilibatkan 400 responden yang mengisi vote ketujuh bakal Calon Bupati Karawang.

“Sampel nya 400 responden, dan polling itu dilakukan di seluruh kecamatan yang ada di Karawang, per hari Kamis tanggal 18 Mei 2023, yang sudah mengisi polling kandidat Bupati Karawang di Pilkada 2024 sudah masuk 2.193 suara, jadi sudah lebih ini, dan posisi teratas dari 7 nama calon, di isi oleh Ketua DPC PKB Karawang, H. Rahmat Hidayat Djati, kemudian disusul Ketum GMPI, M Sayegi Dewasena, dan ketiga Wabup Karawang, H. Aep Saepuloh,” jelasnya.

Saat dikonfirmasi terkait perolehan suara yang menduduki posisi teratas diantara 7 kandidat Bupati Karawang pada Pilkada 2024 versi Pollingkita. Ketua DPC PKB Karawang, Rahmat Hidayat Djati, mengungkapkan di kontestasi Pilkada 2024 mendatang jika masyarakat dan partainya memberikannya mandat untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Karawang. Ia bakal menerima mandat tersebut dan memperjuangkannya untuk Karawang yang lebih sejahtera.

Untuk mencapai pencalonan di Pilkada 2024, pihaknya menargetkan PKB bisa meraih 15 kursi legislatif kabupaten.

“Berapapun jumlah legislatif yang kita punya, PKB merasa perlu posisi eksekutif (bupati, red),” kata pria yang akrab disapa Rahmat Tolleng, Rabu (17/5) kepada wartawan.

Ia mengatakan dirinya memiliki tekad untuk membangun Karawang lebih baik. “Bukan berarti saya sudah merasa bisa, tapi saya punya tekad membangun Karawang lebih baik lagi,” ucapnya.

Ketua Komisi II DPRD Jawa Barat itu mengatakan saat ini pihaknya bakal fokus pemenangan partainya di Pemilu 2024. Terutama dalam pemilihan legislatif.

“Jika target 15 kursi tercapai dan jika harus berkoalisi dengan partai lain bukan karena kita butuh (kursi tambahan, red), tapi berkoalisi karena satu visi,” jelasnya.

Di sisi lain mengungkapkan, PKB bakal berkoalisi dengan partai yang sepakat memperjuangkan program PKB. Salah satu program yang dimiliki PKB yakni, Rp1 milyar perdesa tiap tahun, dan termasuk pemberian honor guru ngaji. (PA)*

Tanggapan Residivis Alvin Liem Atas Komentar Wilson Lalengke Terkait Natalia Rusli

Residivis Alvin Liem, Pimpinan LQ Indonesia Lawfirm

Jendela Jurnalis, Jakarta -
Menanggapi komentar Ketum PPWI, Wilson Lalengke, terkait masalah kriminalisasi Adv. Natalia Rusli, Pimpinan LQ Indonesia Lawfirm, Residivis Alvin Liem, angkat bicara.

"Wilson Lalengke sebenarnya bisa dipercaya kata-katanya. Dia adalah korban kriminalisasi Oknum Kapolres Lamtim, gegara mengatakan bahwa kolor istri Kapolres dibeli dari keringat rakyat. Omongan yang keluar dari mulutnya memang pedas, tapi penting untuk difahami masyarakat, agar rakyat sadar bahwa uang pajak yang mereka bayar dipakai untuk membayar biaya hidup mereka, termasuk dibelikan celana dalam para Polisi itu," ungkap Alvin Liem, yang saat ini mendekam di penjara Salemba, untuk tindak pidana yang kesekian kalinya, Kamis (16/3/23).

Namun, residivis Alvin Liem itu, juga kecewa terhadap Wilson Lalengke, karena membela korban kriminalisasi Adv. Natalia Rusli. Ia kemudian menyebutkan jasanya ke alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 itu, dengan menyitir soal sumbangannya kepada Wilson Lalengke, saat berproses hukum di Lamtim tahun lalu.

"Wilson ini, tahun lalu ditangkap Kapolres Lamtim, dengan tuduhan merusak papan bunga di Polres Lamtim. Saat itu, istri Wilson meminta bantuan kepada Alvin Lim, bantu konsultasi hukum. Bahkan istrinya meminta sumbangan kepada teman-teman PPWI-nya dan saya bantu berikan sumbangan Rp500 ribu. Jadi, kolor istrinya Wilson itu dari sumbangan saya. Jangan lupa itu," ungkapnya.

Dari peristiwa lalu tersebut, residivis Alvin Liem itu mengatakan, bahwa ini ibarat air susu dibalas dengan air tuba. Wilson malah sekarang memfitnah Alvin Lim soal Natalia Rusli, yang menurut residivis itu tidak bisa ditangkap Polres Jakbar.

"Saya saat ini dipenjara lagi, karena memalsukan KTP, untuk mendapatkan klaim asuransi para klien saya. Tapi tidak pernah sekalipun melakukan Pers Rilis atau memberikan Pernyataan Pers. Jika benar hal tersebut, kenapa Wilson tidak laporkan saya ke pihak Kepolisian saja? Malah koar-koar di media?" ungkap residivis yang pertama kali masuk penjara akibat perusakan dan penculikan anak.

Walau tanpa melihat faktanya, Alvin Liem meyakini, bahwa pelapor Natalia Rusli ke Polres Jakbar, bernama Verawati, datang ke Polres Jakbar, untuk meminta agar Polisi menangkap Natalia, saat di rumah duka Grand Heaven.

"Saya tegaskan, bahwa pelapor Verawati sendiri hadir dan menghubungi Tim Polres Jakbar, untuk menangkap buronan, hasilnya nihil. Natalia Rusli bersembunyi di dalam ruangan rumah duka, ada kamar didalamnya, ditutup tirai. Logika saja, 5 anak Natalia Rusli masih kecil, tidak mungkin bisa urus pemakaman dan uangnya bayar dari mana, anaknya masih belum pada kerja. Natalia Rusli tentunya hadir dan mengurus, namun tidak berani bertemu tamu, karena tahu sudah diintai," kata residivis Alvin Liem lagi.

Untuk itu, residivis ini meminta Polisi membuka CCTV di rumah duka Grand Heaven, untuk memastikan bahwa Natalia Rusli ada disana, saat jenazah ibunya disemayamkan disitu.

"Buka CCTV saja, daripada dengar celoteh Wilson. Sudah tugas Polres Jakbar, menangkap korban kriminalisasi yang sudah 4 bulan lebih buron. Namun hingga hari ini, Natalia Rusli belum ditangkap, tentunya pelapor mempertanyakan keprofesionalan Polres Jakbar, buktinya Ajudan Pribadi (selegram Akbar – red) yang mangkir dan kabur dengan cepat mampu ditangkap, kenapa sulit dengan tersangka Natalia Rusli?" ujar residivis Alvin Liem mempertanyakan.

"LQ Indonesia Lawfirm menantang Wilson Lalengke, untuk segera melaporkan Polisi, jika benar berita tersebut hoax, tidak perlu beradu pendapat. Apalagi kami sudah tahu, Wilson Lalengke bukan orang yang berterima kasih dibantu LQ, malah menusuk dari belakang, karena organisasinya diberikan kontribusi oleh Raja Sapta Oktohari, Maling Investasi Bodong," tambah residivis Alvin Liem, yang menyebarkan Pernyataan Persnya, menggunakan nama fiktif Adv. Bambang Hartono.

LQ Indonesia Lawfirm menghimbau, agar Kepolisian fokus dalam menangkap Natalia Rusli, karena reputasi Kapolda Metro Jaya, Fadil Imran, tergantung dari kinerja pemberantasan kejahatan.

"Selain gagal menangkap korban kriminalisasi Natalia Rusli, Polda Metro Jaya hingga hari ini masih gagal memberi kepastian hukum, dalam kasus investasi bodong PT. Mahkota dan OSO Sekuritas, dengan terlapor Raja Sapta Oktohari, senilai Rp7,5 T. Belum kasus Minnapadi, Narada, Pracico dan UOB Kay Hian, masih mandek di Polda. Bekerjalah profesional, karena tugas Polisi melayani masyarakat," pungkas residivis yang mengaku sebagai orang hukum, tapi justru melakukan penlanggaran hukum itu. (Red/AP)*

Keindahan Pantai Widuri Pemalang, Membuat Ariyanto Tertarik Memboomingkan Lagu “Widuri”

Pantai Widuri (Foto : Ragil)

Jendela Jurnalis Pemalang -
Sebuah pantai yang terletak di Kabupaten Pemalang, paling populer adalah Pantai Widuri, juga menjadi sebuah lagu yang sangat Hits pada era 1977 hingga sekarang, yang dibawakan oleh Bob Tutupoly.

Akses ke Pantai Widuri sangat lah mudah untuk di jangkau, dari alun-alun Pemalang, lurus ke utara menuju jalur Pantai Widuri.

Jalan tersebut dibuat oleh Patih sampun, yang menjabat Patih di Kadipaten Pemalang pada masa lalu.

Pantai Widuri terletak di Desa Widuri, Kecamatan Pemalang, oleh masyarakat setempat Widuri disebut sebagai "tllincing" merupakan pantai yang terletak di pesisir Utara Pulau Jawa.

Diapit oleh tiga Desa, yaitu Danasari, Sugihwaras dan Kelurahan Pelutan, Kecamatan Pemalang.

Seperti karakter pantai Utara pulau Jawa, Pantai Widuri tidak berombak terlalu besar seperti pantai selatan, hanya sedikit mengkwatirkan ketika musim baratan (seperti saat ini), sepanjang kita memandang bentangan Pantai Widuri, berjejer pohon cemara, bagai pagar alam berwarna hijau, menghiasi pinggiran pantai, yang membawa Bob Tutupoly seorang legendaris lagu nostalgia Indonesia, menjadi terkenal, karena pantai widuri.

Lagu widuri sendiri diciptakan oleh Slamet Andriadie pada Tahun 1972, Andriadie bekerja di perusahaan rekaman "Remaco" pada saat itu, antara Tahun 1969- 1971.

Dikutip dari kompas.com (03/02/2016) , dari data koran harian kompas terbitan 3 february 1977, Andriadie merupakan lulusan Sekolah Teknologi menengah (STM) ATM di Semarang.

Pada mulanya lagu Widuri karyanya ini, ditertawakan oleh teman-temannya karena dirasa jelek.

Namun, karena atas kebaikan A.Riyanto yang menggawangi studio remaco di Cipete Jakarta, lagu ini diberi kesempatan untuk direkam, dan Bob Tutupoly di tunjuk untuk menyanyikan lagu tersebut sekaligus ikut menata kembali lagu Widuri ciptaan Andriadie tersebut.

Tidak disangka, lagu tersebut kemudian booming di pasaran, dibawakan oleh Bob Tutupoly, dan diaransemen oleh A.Riyanto, lalu album lagu ini sukses terjual, sebanyak 650.000 salinan di seluruh Indonesia pada tahun 1977.

Bisa dikatakan lagu paling fenomenal, dan kini menjadi lagu "Love song Indonesian Evergreen".

Bob Williem Tutupoly, lahir pada 13 November 1939, menjadi penyanyi terkenal, karena lagu dengan judul "Widuri".

Setelah kepulangannya dari Amerika, selanjutnya semakin di kenali masyarakat lewat lagu, lidah tak bertulang, tiada maaf bagimu, tinggi gunung seribu janji dan lainnya.

Akan tetapi dari sekian lagu ber Genree melow, lagu Widuri lah yang membuat seorang Bob Tutupoly, sangat terkenal hingga akhir hayatnya. (Ragil74)*

PBNU Terbitkan SK, Jaenal Aripin Sah Ditetapkan Jadi Ketua Tanfidziyah PCNU Karawang Periode 2022-2027

Foto Deden Pemana (Sekretaris) didampingi Mirsad (Bendahara)

Jendela Jurnalis Karawang -
Usai terpilih menjadi Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Karawang dalam Konfercab PCNU Karawang ke-XXI di Ponpes Ashidiqiyah pada Sabtu (12/11/2022), H. Jaenal Aripin akhirnya sah ditetapkan oleh PBNU sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Karawang.

Ketetapan tersebut sah setelah dikeluarkannya SK PBNU bernomor 157/PB.01/A.II.01.45/99/12/2022 tentang Pengesahan PCNU Kabupaten Karawang masa khidmat 2022-2027.

Ketua KADIN Karawang Fadhludin Damanhuri, Ketua GP Anshor Karawang, dan aktivis lingkungan Muslim Hafidz dampingi Jaenal Arifin sebagai wakil ketua.

Sementara posisi Sekretaris PCNU Kabupaten Karawang dipegang oleh Deden Permana yang juga sebagai Ketua Gapensi Karawang. Khoerudin, Jajang Sulaeman dan Dona Romdona dampingi Deden Permana sebagai wakil sekretaris.

Sedangkan posisi Bendahara diduduki oleh Mirsad. Kades Jatimulya Pedes, H. Ato Furtoni duduk sebagai wakil bendahara.

Pengasuh Ponpes Ashidiqiyah K.H. Hasan Nuri Hidayatullah, Pengasuh Ponpes Nihayatul Amal K.H. Tatang Syihabudin, Pengasuh Ponpes Al-Ikhlas K.H. Nasehudin duduk dalam jajaran mustasyar.

Ketua Syuriah PCNU Kabupaten Karawang dipegang oleh K.H. Zubair Wasith. Beliau didampingi oleh H. Nunu Ahmad Faridz, K.H. Dudung Al-Misbah, K.H. Muhib Balya dan kiai sepuh lainnya.

Sementara Katib Syuriah dipegang oleh K.H. Juhyar. Kiai Asep Yakub Baihaki dan H. Ahmad Gozali duduk sebagai wakil katib. (Red).

Alijullah Jusuf, Dari Penumpang Gelap Menjadi Lurah Paris

Alijullah Hasan Jusuf saat dalam acara Book Talt & Meet The Author di Museum Bahari, Jakarta Utara

Jendela Jurnalis, Jakut -
Pada tahun 1967, Alijullah Hasan Jusuf muda membuat geger nasional bahkan internasional, karena menjadi penumpang gelap ke Eropa (mendarat di Amsterdam), dari Jakarta hanya bermodalkan boarding pass bekas. Namun dia ditangkap Aparat Keamanan, sempat ditahan beberapa hari dan kemudian dikembalikan ke Indonesia.

Kurang dari setahun pasca kegagalan menyelundup ke Amsterdam tersebut, Alijullah kembali mencoba mewujudkan mimpinya. Kali ini tujuannya Paris atau London. Menumpang pesawat Qantas dalam kabin sebagai penumpang gelap, Alijullah berakrobat menghilangkan diri. Dia berlindung di tengah tubuh-tubuh raksasa pemain rugbi Perancis, hingga menerobos gerbang imigrasi Bandara Le Bourget di Paris.

Semua kisah itu beliau tulis dalam dua buku, yaitu "Penumpang Gelap" (2014) serta "Penumpang Gelap 2/Paris Je Reviendrai" (2015).

Sekarang, Pak Ali menikmati masa tua sebagai pensiunan Staf Lokal KBRI Perancis di Paris. Beliau menghabiskan waktu dengan menulis dan juga membantu orang-orang Indonesia yang kebetulan pergi ke Paris. Beliau dikenal dengan sebutan "Lurah Paris" dan kisah tersebut ditulis pada buku ketiga, yang berjudul sama, yaitu "Lurah Paris" (2022).

Kisah itu didiskusikan dalam acara Book Talk dan Meet the Author, yang diselenggarakan oleh Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM) dan Indonesia Hidden Heritage Creative Hub (IHHCH) didukung Museum Bahari Jakarta, Minggu (11/12/22) bertempat di Museum Bahari Jakut.

Buku yang dibahas adalah Penumpang Gelap (2014), Penumpang Gelap 2/Paris, Je Reviendrai (2015), serta Lurah Paris (2022), dengan narasumber Alijullah Hasan Jusuf (penulis), serta Riri Satria (Ketua JSM) dan dipandu oleh Nofa Farida Lestari (Direktur IHHCH).

Pada acara tersebut, juga dibacakan nukilan masing-masing buku oleh tiga perempuan penyair, yaitu Emi Suy, Nunung Noor El Niel dan Rissa Churria.

“Saya sangat terharu dengan acara ini, apalagi ketika Mbak Emi, Mbak Nunung dan Mbak Rissa, membacakan nukilan buku-buku tersebut. Saya jadi teringat dengan kisah hidup saya di masa lalu. Uda Riri dan Mbak Nofa, juga pandai mengajak saya mengingat masa lalu hidup saya, lewat diskusi ini. Terima kasih kepada JSM dan IHHCH, atas semua ini”, demikian Alijullah Jusuf menjelaskan, didampingi sang istri, Suryati Harefa.

Mengapa IHHCH ikut serta dalam acara ini? Direktur IHHCH, Nofa Farida Lestari menjelaskan, “Dalam dua buku pertama yang ditulis Pak Ali, secara tak sengaja juga menceritakan sejarah masa lalu kota Jakarta, misalnya bagaimana suasana Bandara Kemayoran tahun 1967, jalan-jalan di Kota Jakarta saat itu dan sebagainya. Jadi, selain novel-autobiografi, buku-buku Pak Ali ini juga sangat menarik sebagai catatan sejarah”.

Sementara itu, Ketua JSM, Riri Satria menjelaskan, “Saya mengenal Pak Ali ketika sedang menempuh kuliah S3 di Paris, Prancis. Beliau yang menjemput saya di Bandara Charles de Gaule, di Paris. Mengajak keliling Paris dan Pak Ali yang menyetir mobil. Saat itulah saya mengetahui, Pak Ali juga menuliskan novel-autobiografi tentang kisah hidup dirinya. Pada tahun 2017 ketika saya meluncurkan buku puisi saya berjudul Winter in Paris di Ubud Writers and Readers Festival 2017, Pak Ali juga hadir, karena pas sedang berada di Indonesia. Hari ini, kami membuatkan acara ini untuk Pak Ali, sebelum kembali ke Paris, lusa.”

Ketika dimintai pendapatnya mengenai sosok Alijullah Jusuf, penyair Emi Suy mengatakan, bahwa ini adalah sosok yang visioner, persisten, punya kemauan yang kuat, pemberani namun mudah mellow, serta nekat.

“Saya menyimpulkan itu, setelah membaca buku-bukunya dan ketemu langsung orangnya, langsung beberapa kali di Jakarta dan tahun 2017 di Ubud Bali, ketika peluncuran buku puisi Bang Riri,” demikian Emi, melanjutkan dan diamini oleh Nunung dan Rissa, yang sama-sama membacakan nukilan buku pada acara tersebut.

Kepala Museum Bahari Jakarta, Mis’ari, menyambut baik dan bahagia atas diselenggarakannya acara ini di Museum Bahari.

“Museum Bahari terbuka untuk berbagai acara literasi dan sejarah, karena museum bukan hanya berkisah tentang masa lalu, namun menjadi tempat pembelajaran bagaimana kita menatap masa depan, dengan mempelajari masa lalu,” demikian Mis’ari mengatakan dalam sambutannya. (AP)