Jendela Politik

Bertajuk “Muda Memimpin, Menuju 2024: Bincang Ulang PT dan Batas Minimal Usia Capres-Cawapres” Sejumlah Pemuda Gelar Diskusi

Published by
admin
Foto dalam acara diskusi.

Jendela Jurnalis, Jaksel

Bertempat di Kopitok Kemang, Jaksel, Rabu (26/10/22), sejumlah pemuda menggelar diskusi dengan tajuk “Muda Memimpin, Menuju 2024: Bincang Ulang PT (Presidential Treshold) dan Batas Minimal Usia Capres-Cawapres”. Diskusi tersebut dihadiri Pengamat Politik, Refly Harun; Politisi PSI, Rian Ernest; Vlogger Muda, Cania Citta dan Politisi Arief Poyuono.

Digelarnya diskusi tersebut, dalam rangka memfasilitasi keresahan kaum muda yang selama ini merasa hanya dijadikan vote getter oleh para politisi tua yang established. Dilansir dari rm.id, CEO Centenialz, Dinno Ardiansyah mengatakan, “Selama ini, kata muda dan milenial dijadikan jargon dan komoditas, tapi keberpihakan sejatinya, jauh panggang dari api. Katanya kita pro anak muda, tapi yang boleh jadi Pemimpin, harus usia 40 dulu. Apakah ini bukan hipokrit?”

Mantan Presiden BEM Trisaksi tersebut juga menyampaikan, bahwa ambang batas 20 persen dan batas minimal usia Presiden, itu anti progresifitas.

“Itu jelas nggak pro kaum muda dan menutup ruang para putri bangsa muda yang potensial, untuk manggung sebagai Pemimpin Negeri,” terangnya.

Politisi PSI, Rian Ernest, sependapat dengan hal tersebut dan mengatakan, bahwa PT dan batas usia minimal Presiden, itu seperti pagar.

“Kita pernah berjuang menggugat keduanya. Tapi MK selalu bilang, ini Open Legal Policy, dilempar lagi bolanya ke DPR,” bebernya.

Padahal, ia mengatakan, kaum muda yang datang dengan semangat alternatif, pasti tak setuju dengan pembatasan semacam ini. Karena inti dari demokrasi adalah partisipasi, bukan limitasi.

“Kita percaya, suara rakyat suara Tuhan. Vox Populi Vox Dei. Tapi, berapa banyak suara rakyat terbakar gara-gara aturan pembatasan,” tuturnya.

Mereka setuju untuk adanya peninjauan kembali aturan tersebut.

“Seseorang bisa melakukan perbuatan hukum, kan dari usia 21 ya. Lalu, kita perlu melihat pertimbangan psikis juga. Jadi, yaa kira-kira di usia 25 atau 27, cocok lah,” tandasnya. (HAP)

admin

Recent Posts

Sukses Gelar Rakerda dan Diklat ke-1, Rescue Karang Taruna Karawang Hasilkan Keputusan Strategis

Rangkaian kegiatan Rakerda dan Diklat ke-1 Rescue Karangtaruna Karawang Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Rescue… Read More

2 jam ago

Askun Sebut MBG Rawan Korupsi Jika Tak Diawasi, Desak Bupati Aep Buka Layanan Pengaduan

Asep Agustian, S.H., M.H. (Askun), Praktisi Hukum dan Pengamat Kebijakan Jendela Jurnalis Karawang, JABAR -… Read More

1 hari ago

Gegara Setor Lewat Perangkat Desa, Petani Karawang Terjebak Utang PBB

Keluhan petani saat di depan DPRD dan Bapenda Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Jeritan pilu… Read More

2 hari ago

Resmi Mengundurkan Diri, Waya Sudah Tak di Kidung Karawang

Yus Sunarya (Pimprus Kidung Karawang) Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Menyikapi pemberitaan media online yang… Read More

4 hari ago

Gelar Rapat Konsolidasi, Dewan Pembina AMKI Karawang Berikan Arahan Penting

Jajaran Pengurus AMKI Karawang Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Asosiasi Media Konvergensi Indonesia (AMKI) Kabupaten… Read More

5 hari ago

Bungkam Saat Dikonfirmasi, Ketum LBH Maskar Indonesia Menyayangkan Sikap Kepsek SMP PGRI Pangkalan

H. Nanang Komarudin, S.H., M.H., (Ketum LBH Maskar Indonesia) Jendela Jurnalis Karawang, JABAR - Dalam… Read More

1 minggu ago

This website uses cookies.